Rabu, 23 Juni 2010


Hematoma Retroplasenta yang terlihat pasca persalinan

Rabu, 16 Juni 2010

senja ini begitu indah,,,,
dan terasa damai di hati,,,

dan kuingin bisa melihatnya...
bersamamu,,,

Jumat, 11 Juni 2010

ASKEB KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PADA KEHAMILAN, BERSALIN, NIFAS,
BBL DAN KB






OLEH

MARGIE AYU MELIA NOVITA
07241024
Tingkat III Regular




KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN TANJUNG KARANG
2010


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Asuhan Kebidanan Komprehensif ini dengan tepat waktu. Laporan ini dibuat sebagi hasil pelaporan dari kegiatan PKK III dan guna memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir program di Poltekkes Depkes Tanjung Karang Prodi Kebidanan Tanjung Karang.
Dalam penulisan laporan studi kasus ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, saran, bantuan baik material maupun spiritual dari pihak dosen, pembimbing dan keluarga. Untuk itu pula pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Hj. Diana Metty, Amd. Keb, S.Pd, MM.KM selaku Ketua Jurusan kebidanan Poltekkes Depkes Tanjung Karang dan selaku pembimbing lahan praktek.
2. Ibu Rosmadewi, S.Pd, S.S.T selaku Ketua Jurusan Prodi Kebidanan Tanjung Karang.
3. Ibu Nelly Indrasari, S.SiT, SKM selaku penanggung jawab praktek lapangan
4. Ibu Novita Rudiyanti, S.ST selaku pembimbing kasus
5. Ibu Sulistyani, Amd.Keb selaku pembimbing klinik.
6. Orang tua, teman-teman serta pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penulisan laporan ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam kumpulan kasus ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat mambangun demi perbaikan penyusunan laporan yang akan datang.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan mahasiswa Poltekkes Depkes Tanjung Karang pada khususnya.

Bandar Lampung, Mei 2010

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Institusi pendidikan Poltekkes Depkes Tnjung Karang Prodi Kebidanan bertujuan menghasilkan tenaga ahli madya kebidanan yang professional dan berkualitas sesuai dengan fungsi dan kompetensi yang ada, beiman berperi rasa, berperilaku kreatif dinamis memiliki integritas dan berkepribadian yang tinggi dan terbuka terhadap pembaharuan ilmu dan teknologi ( IPTEK ) serta tanggap terhadap seni dan berbagai maalah di masyarakat khususnya masalah kesehatan ibu dan anak.
Kegiatan praktek klinik adalah salah satu upaya untuk mewujudkan bidan yang berkualitas setelah melalui masa pendidikan, dimana sesuai dengan tuntutan kurikulum yang ada diharapkan pengalaman belajar praktek dilapangan dapat menghasilkan keterampilan yang maksimal bagi peserta didik.

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan praktek kebidanan di lapangan diharapkan mahasiswa mampu mengimplementasikan seluruh pengetahuan dalam memberikan asuhan kebidanan dalam lingkup komprehensif pada ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas dan KB dengan tepat dan benar.

1.2.2 Tujuan Khusus
Pada akhir praktek lapangan mahasiswa terampil dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada:
 Kehamilan
 Persalinan
 Ibu nifas
 Bayi baru lahir
 KB

1.3 METODE
 Diskusi ( Pre conference dan Post conference)
 Bed side teaching
 Observasi
 Praktek langsung

1.4 WAKTU
Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 1 April -10 April 2010 dan 26 April - 22 Mei 2010.

1.5 TEMPAT
BPS Suratmi Marnoto Pringsewu

1.6 STRATEGI
a. Pembimbing
 Pengarahan pada mahasiswa
 Bimbingan pada mahasiswa
 Bimbingan dan pengarahan tentang asuhan kebidanan
b. Mahasiswa
 Mengikuti pengarahan yang diberikan
 Membuat asuhan kebidanan pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan balita sehat
 Melaksanakan tindakan sesuai dengan protap
 Mengisi buku pencapaian target
 Membuat laporan egiatan harian secara individual

1.7 EVALUASI
Evaluasi dilakukan setiap awal dan akhir praktek.




LANDASAN TEORI
PERSALINAN


Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan slaput janin dari tubuh ibu.

 Jenis-jenis persalinan :
1. Persalinan spontan.
Yaitu : persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
2. Persalinan buatan :
Yaitu : persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar seperti : forseps, SC, vakum.
3. Persalinan anjuran :
Yaitu : persalinan yang berlangsung setelah dilakukan tindakan misalnya : pemecahan ketuban, pemberian pitosin.

 Sebab-sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas. Mungkin banyak faktor yang memegang peranan dan bekerja sama sehingga terjadi persalinan. Bebebrapa teori yang dikemukakan adalah :
 Turunnya hormon estrogen dan progesteron.
Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot rahim. Selama kehamilan terdapat eseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
 Teori oksitosin
Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Oleh karena itu, timbul kontraksi otot-otot rahim
 Nutrisi janin menurun.
 Tekanan pada ganglion servikol dari fleksus frankenhauser,yang menghasilkan kontraksi uterus.
 Teori prostaglandin
Prostaglandin uyang dihasilkan oleh desidua, disangka menjadi salah satu sebab permulaan persalinan.

 Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan :
1. POWER : His dan tenaga mengedan
A. HIS
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Pada bulan terakhir dari kehamilan sebelum persalinan, sudah ada kontraksi rahim yang disebut his pendahuluan atau his palsu, yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan daripada kontraksi Braxton Hicks. His pendahluan ini tidak teratur, menyebabkan nyerri di perut bagian bawah dan paha, tidak menyebabkan nyeri yang memencar dari pinggang ke perut seperti di persalinan, lama kontraksi pendek, tidak bertambah kat bila dibawa berjalan malahan sering berkurang, tidak mempunyai pengaruh pada serviks. Sifat dari his persalinan berkebalikan dari his pendahuluan. Kontraksi rahim bersifat berkala dan yang harus diperhatikan adalah :
• Lamanya kontraksi : kontraksi berlangsng 45-75 detik
• Kekuatan kontraksi : menimbulkan naiknya tekanan intra utrerin sampai 35 mmHg
• Interval antara dua kontraksi : pada permulaan persalinan his timbul sekali dalam 10 menit, dalam kala pengeluaran sekali dalam 2 menit
Menurut faalnya his persalnan dapat dibagi dalam :
• His pembukaan : his yang menimbulkan pembukaan dari serviks
• His pengeluaran : his yang mendorong ana keluar, biasanya disertai kekiatan mengejan.
• His pelepasan uri : yang melepaskan uri


B. TENAGA MENGEJAN
Setelah pembukanan lengkap dan setelahn ketuban pecah, tenaga yang mendorong anak keluar selain his terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominal. Tenaga ini serupa dengan tenaga mengejan sewaktu kita BAB tetapi jauh lebih kuat lagi, Rupanya sewaktu kepala sampai di dasar panggul, timbul suatu refleks yang menyebabkan pasien menutup glotisnya, mengkontraksikan otot-otot perutnya dan menekan diafragmanya ke bawah. Tenaga mengejan ini hanya dapat berehasil kalau pembukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim. Taanpa tenaga mengejan ini anak tidak dapat lahir. Tenaga mengejan ini juga melahirkan plasenta setelah plasenta lepas dari dinding rahim.

2. PASSAGE
Perubahan pada uterus dan jalan lahir pada persalinan.
A. Keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim pada persalinan.
Sejak kehamilan yang lanjut,uterus dengan jelas terdiri dari dua bagian ialah segmen atas rahim yang dibentuk oleh korp[us dan segmen bawah rahim yang terjadi dari isthmus uteri. Segmen atas memegang peranan yang aktif karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan. Sebaliknya segmen bawah rahim memegang peranan pasif dan makin tipis dengan amjunya persalnan karena diregang. Kontraksi otot rahim mempunyai sifat yang khas :
• Setelah kontraksi maka otot tersebut tidak berelaksasi kembali kekeadaan sebelum kontraksi tetapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya tidak seperti sebelum kontraksi.
• Kotraksi tidak sama kuatnya, tetapi paling kuat di daerah fundus uteri dan berangsur berkurang ke bawah dan paling lemah pada segmen bawah rahim


B. Perubahan bentuk rahim
Pengaruh perubahan bentuk ini adalah :
• Karena ukuran melntang berkurang, maka lemgkungan tulang punggung menjadi lebih lurus dan dengan demikian kutub atas anak tertekan pada fundus, sedangkan bawah ditekan ke dalam pintu atas panggul.
• Karena rahim bertambah panjang, maka otot-otot memenjang diregang dan menarik pada segmen bawah dan serviks.
C. Faal ligamen rotundum dalam persalinan
• Pada tiap kontraksi, fundus yang tadinya tersandar pada tulang punggung berpindah ke depan mendesak dinding perut bagian depan ke depan.
• Dengan adanya kontraksi dari tiap ligamen rotundum fundus uteri terhambat, sehingga waktu kontraksi fundus tak dapat naik ke atas.
D. Perubahan pada serviks
Pembukaan ini servks ini biasanya didahului pendataran dari serviks
E. Pendataran dari serviks
Pemendekan dari kanalis servikalis yang semula berupa saluran yang panjangnya 1-2 cm menjadi suatu lubang dengan pinggir yang tipis.
F. Pembukaan dari serviks
Pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya berupasatu lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubang yang dapat dilalui anak kira-kira diameternya 10 cm.
G. Perubahan pada vagina dan dasar panggul
Setelah ketuban pecah segala perubahan terutama pada dasar panggul di timbulkan oleh bagian depan anak. Oleh bagian depan yang maju itu dasar panggul diregang menjadi salurabn dengan dinding-dinding yang tipis. Dari luar, peregangan oleh bagian depan nampak pada perineum yang menonjol dan menjadi tipis sedangkan anus menjadi terbuka.


3. PASSENGER : janin, berat badan, letak presentasi dan posisi janin.
Istilah letak anak dalam ilmu kebidanan mengandumg 4 pengertian :
A. Situs
• Letak.
• Yang dimaksud adalah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang Ibu.
• Letak memanjang ada 2 macam presentasi, ialah kalau kepala bayi menjadi bagian terbawah disebut presentasi kepala, sedangkan kalau bokong disebut presentasi bokong
• Jika ukuran panjang anak melintang terhadap sunbu panjang Ibu maka anak dikatakan dalam letak lintang
• Jika sumbu panjang anak serong terhadap sumbu panjang Ibu maka anak dalam letak serong
B. Habitus
• Sikap.
• Yang dimaksud adalah letak bagian-bagian anak satu terhadap yang lain
• Sikap anak yang fisiologis ialah :
 Badan anak dalam kyphose
 Kepala menekur, dagu dekat pada dada
 Lengan bersilang didepan dada
 Tungkai terlipat pada lipatan paha, dan leku lutuit rapat pada badan.
C. Posisio
Posisi.
Yang dimaksud adalah letak salah sartu bagian anak yang tertentu terhadap dinding perut atau jalan lahir
D. Presentasio
Presentasi.
Yang dimaksud adalah apa yang menjadi bagian yang terendah


 Perjalanan persalinan secara klinis.
a. Tanda-tanda persalinan sudah dekat
Beberapa minggu sebelum ibu bersalin, ia merasakan kandungan atau keadaannya menjadi lebih enteng(lightening). Ia meras kurang sesak,tetapi sebaliknya ia berjalan terasa lebih sukar,dan sering diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah,juga terdapat beser kencing (poliuria).secara singkat gejala ini di sebabkan oleh turunnya rahim karena kepala janin sudah masuk PAP. His palsu : ini terjadi 3 atau 4 miggu sebelum persalinan karena terjadi peningkatan dan kontraksi braxton Hicks.
b. Tanda-tanda persalinan :
1. Timbulnya his persalinan ialah his permulaan dengan sifat sebagai berikut
 Nyeri melingkar dari punggung memancar keperut bagian depan.
 Teratur.
 Makin lama makin pendek ,intervalnya dan makin kuat.
 Jika dibawa berjalan bertambah kuat.
 Mempunyai pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks.
2. Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir atau blood swow, hal ini terjadi karena terlepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim pada saat pendataran serviks sehingga beberapa kapiler terputus.
3. Keluarnya cairan banyak dengan tiba-tiba dari jalan lahir hal ini terjadi kalau ketuban pecah atau selaput janin robek, ketuban biasanya pecah kalau pembukaan lengkap atau hampir lengkap.

 Kala dalam persalinan .
1. Kala I (Pembukaan)
Di mulai dari timbulnya his dan wanita mengeluarkan lendir yang bercampur darah (blood show) sampai dengan pembukaan lengkap (10 cm),proses ini terbagi dalam 2 fase yaitu :
a. Fase Laten
Berlangsung selama 8 jam, servik membuka sampai 3 cm.


b. Fase Aktif.
Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 – 4 cm.
Fase dilatasi maksimal : selama waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4-9 cm
Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat lagi, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Lamanya kala 1 untuk primigravida 12 jam, sedangkan untuk multigravida lamanya 8 jam.
Pada kala I his belum begitu kuat, yaitu 10 – 15 menit. Lambat laun his bertambah kuat, intervalnya menjadi pendek, kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih lama.lendir bertambah banyak bercampur darah.

2. Kala II (dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir)
Kala II persalinan adalah masa pembukaan lengkap sampai dengan lahirnya bayi.disebut juga kala pengeluaran atau keluarnya bayi dari uterus melalui vagina.
Perubahan yang terjadi pada kala II:
 Kontraksi uterus
- Lebih kuat, amplitudo 40 – 60 mmhg.
- Lebih lama, 50-60 detik untuk satu his.
- lebih sering, lebih dari 3 kali dalam 10 menit.
 Fetus.
Penyaluran O2 pada plasenta akan berkurang, dapat menyebabkan :
- Hipoksia
- DJJ tidak teratur
- Kepala masuk rongga panggul, dasar panggul tertekan, sehingga timbul refleks mengedan.
 Otot penyokong kala II
Karena ibu mengedan, maka otot-otot pada dinding perut akan berkontraksi.


Mengedan optimal dilakukan dengan cara :
- Paha ditarik dekat lutut
- Badan fleksi
- Dagu menyentuh dada
- Gigi bertemu gigi
- Tidak mengeluarkan suara
 Dasar panggul / organ panggul :
- Vagina menjadi lebih luas
- Otot-otot dasar panggul meregang
- Kandung kemih terdorong ke arah pupis
- Uretra teregang
- Rectum tertekan
Setiap his datang, maka akan timbul rasa ingin BAB, reflek mengedan, dan kesakitan pada ibu. Pada kala II tanda-tandaq vital perlu di perhatikan dan DJJ harus selalu di opservasi. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multivara rata-rata berlangsung selama 0,5 jam.

3. Kala III ( mulai dari bayi lahir sampai plasenta lahir).
Kala III berlangsung dari lahirnya bayi sampai dengan lahirnya plasenta secara lengkap dari dinding uterus. Biasanya plasenta lepas dalam 6-15 menit setelah kelahiran bayi dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.pengeluaran plasenta di sertai dengan pengeluaran darah.
Tanda-tanda pelepasan plasenta:
1. Uterus menjadi bundar
2. Memanjangnya bagian tali pusat yang lain.
3. Naiknya fundus uteri.
4. Sedikit pendarahan (250 cc), bila lebih dari 500 cc adalah patologis.
Tingkat kelahiran plasenta :
1. Melepasnya plasenta dari tempat implantasi di dinding uterus.
2. Pengeluaaran plasenta dari cavum uteri.
 Pelepasan dapat di mulai dari tengah (sentral, menurut Schultz).
 Dari pinggir plasenta ( Marginal,menurut Duncan).
 Serentak dari tengah atau dari pinggir plasenta.
 Umumnya pendarahan tidak melebihi 400 ml.

Untuk mengetahui pelepasan plasenta, di pakai beberapa prasat yaitu :
 Prasat Kustner.
Tangan kanan meregang atau menarik sedikit tali pusat, tangan kiri menekan simfisis, bila tali pusat ini masuk kembali ke dalam vagina berarti plasenta telah lepas dari dinding uterus.
 Perasat Strassman.
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat, tangan kiri mengetuk-ngetuk fundus uteri. Bila terasa getaran pada tali pusat, berarti tali pusat belum lepas dari tempat implantasi. Bila tidak terasa getaran, berarti tali pusat telah lepas dari tempat implantasi.
 Prasat Klein.
Ibu disuruh meneran, bila tali pusat tampak turun ke bawah saat meneran di hentikan maka plasenta telah lepas dari tempat implantasi.
 Prasat Grede.
Dengan cara memijat uterus seperti memeras jeruk agar plasenta lepas dari dinding uterus. Prasat ini hanya di gunakan dalam keadaan terpaksa.

4. Kala IV ( sampai dengan 2 jam setelah plasenta lahir)
Pemantauan melekat terhadap tanda-tanda vital dan jumlah pendarahan harus di lakukan pada 1-2 jam setelah plasenta lahir lengkap. Hal ini dimaksudkan agar keadaan ibu post partum dapat terpantau dan bahaya akibat pendarahan dapat dihindari. Sebelum meninggalkan wanita postpartum, harus di perhatikan 7 pokok antara lain :
1. Kontraksi uterus harus baik.
2. Tidak ada pendarahan dari vagina atau pendarahan-pendarahan dalam alat genitalia lainnya.
3. Plasenta dan slaput ketuban harus sudah lahir lengkap.
4. Kandung kemih harus kosong.
5. Luka pada perineum telah terawat baik dan tidak ada hematoma.
6. Bayi dalam keadaan baik.
7. Ibu dalam keadan baik, nadi, dan TD normal dan tidak ada keluhan sakit kepala.
 Persiapan dalam pertolongan persalinan.
Sebelum seorang bidan melakukan pertolongan persalinan sebaiknya terlebih dahulu melakukan persiapan pasien, alat, persiapan tempat, dan persiapan penolong.
Persiapan tersebut meliputi:
1. Menerima pasien dengan keluarga dengan sopan dan ramah.
2. Menanyakan kartu pemeriksaan.
3. Mengambil dan menganalisa kartu ibu.
4. Menanyakan tentang tanda-tanda persalinan dan keluhan yang ibu rasakan.
5. Mempersiapkan tempat persalinan yang aman dan nyaman.
6. Menyiapkan status dan alat tulis.
7. Menyiapkan tempat duduk untuk observasi di sebelah kanan pasien.
8. Mengosongkan kandung kemih pasien.
9. Mengosongkan rektum.
10. Membersihkan tubuh pasien.
11. Menggantikan pakaian pasien dengan pakaian yang sudah disiapkan di tempat bersalin.
12. Menyiapkan alat-alat pertolongan persalinan :
• Alat-alat pemeriksaan.
• Tempat tidur lengkap.
• Tensimeter.
• Steoskop monoaural.
• Jam tangan dengan jarum detik.
• Timbangan badan.
• Lembar status persalinan.
• Kom dengan larutan desinpektan.
• Sarung tangan.
• Bengkok.
• Kapas desinfektan steril.
• Air cebok desinfektan.
• Perlak .
• Ember.
• Pispot khusus wanita.
13. Alat-alat untuk kateterisasi.
• Kateter nelaton steril.
• Kapas desinfektan.
• Sarung tangan steril.
• Pinset steril.
• Bengkok.
• Pispot.
14. Alat pertolongan persalinan.
• Satu pasang sarung tangan steril.
• Kapas lembab steril.
• Setengah kocher.
• Duk steril.
• Penghisap lendir.
• Klem 2 buah.
• Gunting tali pusat.
• Benang pengikat tali pusat.
• Betadine /alkohol 70 %
• Gelas pengukur darah.
• Bengkok penampung darah.
• Pembungkus bayi.
15. Alat-alat episiotomi dan heating set.
• Gunting episiotomi.
• Spuit dan lidokain.
• Benang catgut.
• Naal heating.
• Naal pooder.
• Pinset anatomis
 Penatalaksanaan dalam persalinan.
A. Tindakan pada kala I :
1. Memeriksa pasien, tanda-tanda vital dan pemeriksaan luar.
2. Mempertahankan moril pasien.
3. Melakukan periksa dalam untuk menentukan ramalan persalinan dengan tetap menjaga teknik septik dan aseptik.
4. Memperhatikan keadaan kandung kencing karena bila penuh dapat mengganggu persalinan dan keadaan rektum.
5. Observasi keadaan janin.
6. Perhatikan nutrisi ibu yang mau bersalin.
7. Mengajarkan cara mengedan yang baik dan efektif.
B. Tindakan pada kala II.
1. Dalam kala ini perlu di perhatikan keadsaan septik dan anti septik.
2. Anjurkan klien mengejan jika ada his.
3. Memantau DJJ sesering mungkin.
4. Mempersiapkan partus set steril.
5. Membantu proses kelahiran bayi.
C. Tindakan kala III:
1. Mengawasi keadaan pendarahan ibu.
2. Mencari tanda-tanda pelepasan plasenta dan kalau sudah lepas segera di lahirkan.
D. Tindakan kala IV :
1. Mengawasi pendarahan post partum.
2. Menjahit robekan perineum.
3. Memantau dan memeriksa keadaan bayi.

 Mekanisme Persalinan
1. Turunnya Kepala
Turunnya kapala dapat dibagi dalam :
 Masuknya kepala dalam pintu atas panggul
Masuknya kepala pada pintu atas pangul pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan, tetapi pada multigravida baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan.
Kalau sutura sagitalis terdapat di tengah – tengah jalan lahir, ialah tepat di antara symphysis dan promontorium, maka dikatakan kepala dalam “ synclitismus “.
Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphysis atau agak ke belakang mendekati promontorium, maka “ asynclitismus “.
Jika sutura sagitalis mendekati symphysis dan os parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan “ asynclitismus anterior “ dan Jika sutura sagitalis mendekati promontorium dan os parietal depanlebih rendah dari os parietal belakang “ asynclitismus posterior “
 Majunya Kepala
Pada primigravida majunya kepala terjadi pada kala II, sedangkan pada multigravida majunya kepala dan masuknya kepala terjadi bersamaan.
Yang menyebabkan majunya kepala ialah :
 Tekanan cairan intra uterin
 Tekanan langsung oleh fundus pada bokong
 Kekuatan mengejan
 Melurusnya badan anak oleh perubahan bentuk rahim.
2. Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga UUK lebih randah dari UUB. Keuntungan dari bertambahnya fleksi adalah bahwa ukuran kepala yang lebih kecil melewati jalan lahir : diameter suboccipito bregmatica (9,5 cm) menggantikan suboccipito frontalis (11 cm).
Fleksi disebabkan karena anak disorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, cerviks, dinding panggul atau dasar panggul
3. Putaran Paksi Dalam
Pemutaran dari bagian depan sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah symphysis. Putaran paksi adalah suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam terjadi bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai ke Hodge III, terkadang sampai kepala didasar panggul.
4. Ekstensi
Kepala harus melakukan ekstensi karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan atas untuk melaluinya. Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesak kebawah dan yang lainnya disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya ke atas, maka lahirlah berturut – turut pada pinggir atas perineum UUB, dahi, hidung, mulut, dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi. Subocciput yang menjadi pusat pemutaran disebut “ hypomochlion “.
5. Putaran Paksi Luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadicum sepihak.
6. Expulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphysis dan menjadi hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.

 Bidang Hodge
Untuk menentukan berapa jauhnya anak tersebut telah turun ke rongga panggul maka Hodge telah menentukan bidang khayal dalam panggul :
• Hodge I : sama dengan pintu atas panggul
• Hodge II : sejajar dengan hodge I melalui pinggir bawah simfisis
• Hodge III : sejajar dengan hodge I melalui spina ischiadika
• Hodge IV : sejajar dengan hodge I melalui ujung os coccygis


 Penaksiran berat badan janin
1. Rumus Johnson Tausak
TBJ = (TFU – 12) x 155
2. Rumus Niswander
TBJ = 1,2 (TFU – 7,7) x 100 gr  150 gr

PARTOGRAF.
Partograf di pakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam menentukan keputusan dalam penatalaksanaan. Partograf memberi peringatan pada petugas kesehatan apakah persalinan berlangsung lama, adanya gawat ibu dan janin ataukah ibu perlu untuk dirujuk.
Hal-hal yang perlu di catat dalam partograf :
1. Denyut jantung janin
Catat setiap jam, dan ½ jam pada fase aktif.
2. Air ketuban
Catat warna air ketuban setiap kali melakukan pemeriksaan vagina
U : Selaput utuh.
J : Slaput pecah,air ketuban jernih.
M : Air ketuban bercampur mekonium.
D : Air ketuban bernoda darah.
3. Perubahan bentuk kepala janin (molding/molage)
1. Sutura ( pertemuan dua tulang tengkorak yang tepat / bersesuaian)
2. Sutura tumpang tindih tetapi dapat di perbaiki.
3. Sutura tumpang tindih dan tidak dapat di perbaiki.
4. Pembukaan mulut rahim / servik.
Dinilai pada setiap pemeriksaan pervaginam dan diberi tanda silang (x).
5. Penurunan
Mengacu pada bagian kepala (dibagi 5 bagian ) yang teraba (pada pemeriksaan abdomen/luar) diatas simfisis pubis,catat dengan tanda lingkaran (0).
6. Waktu.
Menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien di terima.

7. Jam.
Catat jam sesungguhnya.
8. Kontraksi.
Catat setiap ½ jam, lakukan palpasi untuk menghitung banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan lamanya masing-masing kontraksi dalam hitungan detik.
Kurang dari 20 detik
Antara 20 – 40 detik.
Lebih dari 40 detik.
9. Oksitosin.
Bila memakai oksitosin, catatlah banyaknya oksitosin pervolume cairan infuse dan dalam tetesan permenit.
10. Obat yang di berikan
Catat semua obat yang di berikan.
11. Nadi
Catat setiap 30 – 60 menit dan tandai dengan sebuah titik besar (.)
12. Tekanan darah
Catat setiap 4 jam dan tandai dengan anak panah.
13. Suhu badan
Catat setiap 2 jam.
14. Protein,aseton dan volume urine.
Catat setiap kali ibu berkemih.

Bila temuan-temuan melintas kearah kanan garis waspada, petugas kesehatan harus melakukan penilaian terhadap kondisi ibu dan janin , dan segera mencari rujukan yang tepat.











LANDASAN TEORI
BAYI BARU LAHIR

A. Definisi
Bayi baru lahir dapat dibagi menjadi :
• Bayi normal / sehat adalah bayi baru lahir dengan berat badan 2500 gram sampai 4000 gram dengan lama kehamilan 37 minggu – 42 minggu yang memerlukan prawatan biasa
• Bayi gawat ( high risk baby ) memerlukan penanggulangan khusus seperti adanya asfiksia dan perdarahan
Pada umumnya, kelahiran bayi normal cukup ditolong oleh bidan dengan tanggung jawab penuh terhadap keselamatan Ibu dan bayi. Sedangkanj kelahiran abnormal yang memerlukan pertolongan spesialis, bayi bila di rumah sakit yng dilengkapi dengan unit kesehatan bayi hendaknya ditngani oleh dokter anak

B. Tujuan Umum dalam Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
1. Mempertahankan pernafasan
Dengan meletakan kepala lebih rendah dari badan segera lakukan penghisapan lendir. Pada bayi normal dalam beberapa detik sampai satu menit akan segera bernafas.

2. Mencegah infeksi
Dengan mencuci tangan sebelum menyentuh bayi dan perlengkapan yang digunakan untuk merawat bayi haruslah bersih
3. Mempertahankan suhu
Suhu tubuh bayi harus dipertahankan dan dijaga kehangatannya karena bila suhu lingkungan lebih rendah maka metabolisme dan konsumsi oksigen pada bayi akan meningkat
4. Mengenal tanda – tanda sakit
Kondisi pada bayi baru lahir dapat berubah cepat. Oleh karena itu perlu dipehatikan. seperti pada warna kulit yang kuning pada hari pertama, kesukaran bernafas, kenaikan atau penurunan suhu badan, badan biru atau pucat, perut kembung dan minum kurang, muntah, kejang – kejang terjadi dalam waktu 12 jam pertama, BAK / BAB atau tidak pada 12 jam pertama dan penurunan berat badan yang banyak

C. Alat – alat untuk Perawatan Bayi
• Penghisap lendir
• Tabung oksigen beserta alatnya untuk membantu pernafasan bayi
• Alat resusitasi untuk pernafasan
• Obat – obatan
• Alat penolong, pengikat dan antiseptik tali pusat
• Tanda pengenal bayi atau identifikasi yang sama dengan ibu
• Tempat tdur bayi dan inkubator bayi
• Stop watch dan termometer

D. Perubahan Fisiologis pada Bayi Baru Lahir
1. Sistem pernafasan
Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi 30 detik sesudah kelahiran. Pernafasan ini timbul akibat aktivitas nomal dari susunan saraf pusatseperti sentuhan, perubahan sushu dari dalam uterus keluar uterus yang semuanya mengarahkan diafragma serta alat – alat pernafasan lainnya
2. Eliminasi
BAB yang pertama keluar berwarna kehitam – hitam dan lengket yang disebut mekonium. hal ini sudah terjadi berumur 16 minggu dalam kandungan. Mekonium mulaimkeluar dalam 24 jam pertama setelah lahir dan berlangsung sampai hari ke- 2 atau hari ke-3
3. Kulit
Biasanya diliputi verniks caseosa terutama didaerah lipatan tubuh. Makin muda usia kelahiran bayi semakin lembek dan tampak lebih transparan
4. Tali pusat
Tali pusat diperiksa dan silihat kelengkapan arteri dan vena. Tali pusat harus kering dan bila ada perdarahan maka penjepit tali pusat harus dikeringkan
5. Berat badan
Pada hari ke-2 dan hari ke -3 berat badan bayi baru lahir biasanya akan menurun. Hal ini disebabkan karena pemasukan cairan dan pengeluaran dari tubuh bayi tidak seimbang
6. Suhu
Mekanisme pengaturan panas pada bayi belum stabil mudah mendapat pengaruh dari luar. Pusat pengaturan panas dalam otak harus berkembang pada bulan terakhir masa fetus

Bayi menunjukkan beberapa refleks sejak lahir yaitu :
• Morrow refleks
Bila bayi dikaetka atau digerakan akan terjadi refleks moro abduksi dan ekstensi lengan dan tangan akan terbuka dan kemudian diakhiri diabduksi lengan
• Walking reflaeks
Bila telapak kaki ditekan pada tempat yang datar maka bayi akan bergerak seperti berjalan
• Rooting refleks
Rangsangan pada ujung mulut mengakibatkan kepala menoleh kearah rangsangan

E. Pertolongan pada Waktu Bayi Baru Lahir
• Mulai melakukan pembersihan lendir pada saat kepala keluar dengan pembersihan mulut, hidung dan mata dengan kapas dan kasa steril
• Jam lahir dicatat
• Lendir dilap sebersih mungkin sambil bayi ditidurkan dengan kepala lebih rendah dari kaki dalam posisi sedikt ekstensi supaya lendir mudah keluar
• Tali pusat dipotong dan diikat dengan baik, bekas luka diberi antiseptik kemudian dijepit dengan penjepit klem atau diikar dengan tai pusat
• Segera setelah lahir, bayi yang sehat akan menangis keras, bernafas serta menggerakan tangan dan kakinya, warna kulit kemerahan
• Bayi dibersihkan dari darah, air ketuban, mekonium dam verniks kaseosa dengan air hangat – hangat kuku. bisa juga dibersihkan dengan minyak kelapa atau minyak zaitun
• Nilai keadaan bayi dengan apgar score
• Bayi ditimbang berat badan dan diukur panjang badannya, dicatat dalam satus bayi
• Perawatan mata bayi :
- Mata bayi dibersihkan, kemudian diberikan obat untuk mencegah blenorhoe
- Metode crede : dengan tetesan nitras 1 – 2 % sebanyak 2 tetes pada masing-masing mata
- Penisilin salep atau gramicin salep mata
• Diperiksa juga anus, genitalia eksterna, dan jenis kelamin

F. Penilaian Bayi
• Menilai bayi dilakukan berdasarkan 3 gejala yang sangat penting bagi kelanjutan hidup bayi, yaitu :
- Menilai usaha nafas
 Apabila bayi nafas spontan dan memadai lanjutkan dengan memiliki frekuensi denyut jantung
 Apabila bayi mengalmi apnu atau sukar bernafas dilakukan rangsangan taktil dengan menepuk – nepuk atau menyentil telapak kaki bayi atau menggosok – gosok punggung bayi sambil diberi oxigen
 Apabila beberapa detik terjadi atas rangsangan taktil dimulailah pemberian VTP ( ventilasi tekanan positif )
- Menilai frekuensi denyut jantung
 Segera setelah lahir menilai usaha nafas dan melakukan tindakan yang diperlukan tanpa memeperhatikan pernafasan spontan atai tidak segera dilakukan penilaian frekuensi DJJ
 Apabila frekuensi DJJ > 100 x/ menit, dan bayi bernafas spontan, dilanjutkan dengan menilai warna kulit
 Apabila frekuensi jantung < 100 x / menit, walaupun bayi bernafas spontan menjadi indikasi untuk dilakukan VTP
- Menilai warna kulit
 Penilaian warna kulit dilakukan apabila bayi bernafas spontan dan denyut jantung bayi > 100 x / menit
 Apabila terdapat sianosis sentral, oksigen tetap diberikan
 Apabila terdapat sianosis perifer,oksigen

• Penilaian dengan metode apgar score
Score 0 1 2 keterangan
A
Appearance color Pucat badan merah, ekstremeitas biru seluruh tubuh kemerah – merahan
P
Pulse (heart rate)/frekuensi jantung tidak ada dibawah 100 diatas 100
G
Grimace (reaksi terhadap rangsangan) tidak ada sedikit gerakan mimik menangis, batuk, bersin
A
Acvtivity tonus otot Lumpuh ekstremeitas dalam fleksi sedikit lemah gerakan aktif
R
respiration tidak ada tidak teratur menangis aktif

Catatan :
Nilai 7 – 10 : Bayi normal
Nilai 4 - 6 : Bayi asfiksia ringan – sedang
Nilai 0 – 3 : Asfiksia berat

G. Pemerksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir
No Data Pemeriksaan Keteranagn Hasil Pemeriksaan
1. Observasi sifat-gerak/ warna kulitnya - Simetris artinya terdapat pertumbuhan normal ke segala arah
- Gerak simetris artiny atidak dijumpai kelainan aktivitas ekstremitas
- Warna kulit pink artinya sirkulasi darah kesegala lapisan kulit normal
- Kadang-kadang ekstremitasnya biru artinya terdapat sedikit gangguan sirkulasi untuk mencapai ujung ekstremitas, tetapi masih dianggap normal

2. Pemeriksaan leher bayi
Pemeriksaan bola mata - Untuk menetapkan ada kemungkinan tumor thyroid atau tumor pada bagian stornomastoid
3. Pemeriksaan bola mata - Apakah dapat mengikuti arah pemeriksa, gerak bola mata sangat penting artinya untuk menentukan kelaianan pertumbuhan otot mata atau tentang nervus sentralis
4. Pemeriksaan lingkaran kepala - Menentukan lingkaran oksipito
- Frontalitas normal dengan lingkaran 32 cm
- Meraba tulang kepala anak apakah dijumpai depresi dalam persalinan
- Meraba tulang kepala anak apakah ditemui moulase yang menunjukkan kompresi otak janin, selanjutnya konsultasi bagian syaraf
5. Pemeriksaan mulut - Untuk mengetahui apakah terdapat palatoskisis
- Apakah ada kelainan yang mungkin dijumpai
6. Pemeriksaan dada - Apakah terdapat pernafasan dada
- Jumlahnya harus kurang dari 60 denyut/menit
7. Pemeriksaan auskultasi - Untuk menentukan apakah terdapat kelainan jantung
- Apakah terdapat murmur sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lanjut
8. Palpasi abdomen - Untuk mencari apakah terdapat tumor abdomen
- Mungkinkah menentukan asal tumor
- Seberapa pembesarannya
9. Pemeriksaan genitalia eksterna - Bagaimana keadaan labum mayus dan labium minus
- Apakah testesnya sudah turun
- Raba arteria fomoralis, untuk menentukan apakah terdapat kelainan pembuluh darah menuju ekstremitas bagian bawah

10. Pemeriksaan Refleks Morro - Refleks morro adalah, jika bayi mengadakan reaksi ekstensi/abduksi lengan dan jaringan membuka matanya, dan dikuti dengan fleksi dan adduksi lengannya
- Reaksi traksi bayi
- Jika tangannya dipegang maka bayi akan menarik lengannnya
- Posisi kepalanya dalam satu bidang dengan lengannya

11. Pemeriksaan miring bayi - Untuk menentukan kekeuatan otot, periksa tulang belakangnya apakah ditemui skoliosis atau tidak
- Memeriksa anus bayi
12. Penmeriksaan persendian tulang paha - Bayi menengadah dan dilakuakn pemeriksaan terhadap persendian tulang pahanya
- Apakah terdapat suara dalam pergerakannya
- jka terdapat suara, lakukan pemeriksaan USG untuk menentukan lebih lanjut

H. Perawatan Sehari – hari Bayi Baru Lahir
• Mata
Bayi harus diperiksa untuk melihat tanda-tanda infeks. Mata dapat dibersihkan dengan air steril atau aqua destilata. mata bayi yang ditutup oleh akrena ia mendapat terapi sinar harus dibuka setiap kali bayi minum susu. Hal ini peli diperhatikan untuk menghindari infeksi mata


• Mulut
Diperiksa untuk melihat adanya kemungkinan infeksi dengan candida ( oral Truhs ). Candidiasis merupakan suatu penyakit endemic ditempat perawatn bayi ( infeksi dapat berasal dari ibu, bidan , perawat, boto dan dot )
• Kulit
Terutama lipatan – lipatan ( paha belakang leher, belakang telinga, ketiak ) harus selalu bersih dan kering. Bagian – bagian tersebut bersih dari verniks kaseosa. oleh karena verniks kaseosa ini merupakan media yng apling baik untuk kuman stafilokokus
• Tali pusat
Pada umumnya akan puput pada waktu bayi berumur 6 – 7 hari. Bila tali pusat belum puput maka setiap sudah mandi tali pusat harus dibersihkan dan dikeringkan. Caranya dalah dengan membersihkan pangkal tali pusat yang ada diperut bayi dan daerah sekitarnya dengan kain kasa yang dibasahi dengan zat antiseptik ( betadine ataupun alkohol 70 % )
• Kain popok
Harus segera diganti setiap akli basah karena air kencing atau tinja. Bokong bayi dibersihkan dengan air steril atau ersih dan kemudian dikeringkan. Bila bokong basah kemungkinan leveta dan terjadi infeksi besar. Bila ditemukan hak demikian sebaiknyaiar pembersih bokong ditambah dengan zat antiseptik yang dapt membunuh kuman. kemudian diobati dengan salep yang mengandung obat antibiotik an anti jamur.
• Minuman bayi
Kebutuhan cairan apda setiap bayi untuk mencapai kenaikan berat badan yang optimal berbeda – beda. Oleh karena itu, pemberian cairan kepada bayi yang daya isap dan menelannya baik hendaknya kebutuhan yaitu 20 – 30 cc setiap 3 jam sekali. Pada umumnya cairan yang diberikan pad hari petama 60 ml/ kg BB dan stiap hari ditambah, sehingga pada hari ke 14 dicapai 200 ml/kg BB sehari. dalam hari – hari pertama berat badan trurun oleh karena pengeluaran mekonium dan masuknya cairan belum mencukupi. turunnya berat badab tidak lebih dari 100 ml/kg BB, berat badan akan naik pada hari ke empat sampai ahri kesepuluh dan seterusnya

I. Tanda – Tanda Bahaya yang Harus Diwaspadai pada Bayi Baru Lahir
• Pernafasan sulit atau lebih dari 60 x / menit
• Kehangatan terlalu panas ( > 38 º C atau terlalu dingin < 36º C
• Warna kuning terutama pada 24 jam pertama, biru atau pucat memar
• Pemberian makan – hisap lemah, mengantuk erlebihan, banyak muntah
• Tali pusat merah bengkak, keluarnya cairan, bau busuk, dan berdarah
• Infeksi, suhu meningkat, merah, bengkak, keluarnya cairan, bau busuk, pernafasan sulit
• Tinja / tidak berkemih dalam waktu 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada tinjau
• Aktifitas menggigil atau menangis tak biasa, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang halus, tidak bisa tenang, menangis terus – menerus

J. Perawatan Bayi 2 Minggu Pertama
Perawatan bayi pada 2 minggu pertama harus selalu dijaga dengan sebaik – baiknya. Hal-hal yang harus diperhatikan pada bayi usia 2 minggu, yaitu :
• Kebersihan diri dengan cara memandikan bayi dan merawat tali pusat
- BAK dan BAB harus dijaga dan selalu dibersihkan
- Pakain dan popok bayi ganti jika basa
• Menyusui bayi
Pada 12 jam pertama bayi puasa kemudian baru disusui
• Makanan tambahan
Diberikan PASI jika ASI yang diberikan kurang



















LANDASAN TEORI
KEHAMILAN


Pengertian
Kehamilan adalah proses pertemuan dan persenyawaan antara spermatozoa (sel mani) dengan ovum (sel telur) yang menghasilkan zygote. Jadi, proses kehamilan ini akan terjadi bila 4 (empat) aspek penting terpenuhi, yaitu : ovum, spermatozoa, konsepsi, dan nidasi.
Kehamilan dibagi dalam 3 (tiga) triwulan. Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampi 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai bulan keenam, dan triwulan ketiga dimulai dari bulan ketujuh sampai lahirnya janin.

Tanda-tanda dan gejala kehamilan
A. Tanda-Tanda Pasti
1. Mendengar bunyi jantung anak
2. Melihat, meraba atau mendengar pergerakan anak oleh si pemeriksa
3. Melihat rangka janin dengan ultrasound
Jika hanya satu dari tanda-tanda ini diketemukan, diagnosa kehamilan dapat dibuat dengan pasti.
Tanda-tanda pasti kehamilan ini adalh tanda-tanda objektif yang semuanya itu didapatkan oleh pemeriksa.

B. Tanda-Tanda Mungkin
I. Tanda-tanda objektif yang diperoleh pemeriksa
1. Pembesaran, perubahan bentuk dan konsistensi rahim
2. Tanda Hegar (segmen bawah rahim melunak)
3. Perubahan pada Serviks
4. Kontraksi Brakton Hicks
5. Baliottement
6. Teraba bagian anak
7. Pemeriksaan biologis
8. Pembesaran perut
9. Keluarnya Kolostrum
10. Hiperpigmentasi kulit, seperti pada muka (chloasma gravidarum), areola dan papilla mamae
11. Tanda Chadwick (warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu)
12. Tanda Piscaseck (segmen bawah rahim melunak serta pembesaran dan pelunakan unilateral pada tempat implantasi)

II. Tanda-tanda Presumtif (yang dirasakan pasien)
1. Payudara membesar
2. Hyperpigmentasi kulit, seperti pada muka yang disebut chloasma gravidarum
3. Adanya Amenorhea
4. Mual dan muntah
5. Tidak tahan suatu bau-bauan
6. Tidak ada nafsu makan (anoreksia)
7. Konstipasi / Obstipasi
8. Ibu merasakan pergerakan anak
9. Sering buang air kecil kerena rahim yang membesar menekan pada kandung kemih


Perubahan-perubahan fisik pada kehamilan

A. Uterus
Terjadi pembesaran Uterus, hal ini karena adanya peningkatan hormon estrogen progesteron. Estrogen mempengaruhi hipertrofi dari otot-otot rahim, sedangkan progesteron mempersiapkan tempat impalantasi dan menghalangi kontraktilitismyometrium. Pada akhir kehamilan, ukuran uterus menjadi 1.000gr, yang tadinya hanya 30 gr dan ukuran panjangnya menjadi 32 cm, lebar 24 cm dan ukuran muka belakang 22 cm sedangkan volume uterus meningkat dari 10 ml menjadi 2-10 liter pada kehamilan aterm.
Besar uterus :
- Uterus tidak hamil sebesar telur ayam
- Hamil 8 minggu sebesar telur bebek
- Hamil 12 minggu sebesar telur angsa sehingga dapat diraba dari luar
- Hamil 16 minggu TFU 1-2 jari diatas symphisis
- Hamil 20 minggu TFU 3 jari dibawah pusat
- Hamil 24 minggu TFU sepusat
- Hamil 28 minggu TFU 3 jari diatas pusat
- Hamil 32 minggu TFU setengah pusat – px
- Hamil 36 minggu TFU 3 jari dibawah px
- Hamil 40 minggu setengah pusat – px

Tingginya Fundus uteri Umur kehamilan
(dalam cm) (dalam bulan)
20 5
23 6
26 7
30 8
33 9

B. Serviks Uteri
Perubahan yang penting pada servicks dalam kehamilan adalah menjadi lunaknya servicks. Gejala ini sudah dapat ditentukan sebulan setelah konsepsi dan merupakan tanda kehamilan yang harus diketahui.
Sebab-sebab pelunakan servick adalah karena pembuluh darah dalam servicks bertambah dan karena timbulnya oedema dari servicks dan hiperplasia kelenjar-kelenjar servicks.
Pada akhir kehamilan servicks menjadi sangat lunak dan porsio menjadi pendek (lebih dari setengahnya mendatar) dan dapat dimasuki dengan mudah oleh satu jari. Servicks yang demikian disebut serviks yang matang dan merupakan syarat untuk persalinan anjuran.
Estrogenlah yang bertanggung jawab terhadap perubahan servicks, sehingga timbul tanda chadwick. Sumbatan mukosa di saluran servicks dapat berfungsi untuk pencegahan terhadap janin dari invasi mekanik atau bakteri. Pada awal persalinan sumbatan ini terpisah/teregang dan kencang, pembuluh darahnya terpotong dan cairan kental dikeluarkan sebagai Blood Slym.

C. Vagina dan VulVa
Vaskularisasi terjadi pada vagina sehingga vagina menjadi menjadi lebih padat. Dibawah estrogen terdapat proliferasi dari sel-sel vagina yang menyebabkan dinding saluran vagina menjadi lebih tebal berlipat-lipat dan membesar dalam mempersiapkan lewatnya kepala bayi. Pada persiapan sering terjadi hipervaskularisasi. Sering terdapat peningkatan sekresi yang lebih putih kental dan asam. Keasaman dari vagina dipertahankan oleh asam laktat yang diproduksi oleh laktobasil untuk menurunkan daya sperma juga berguna untuk mengontrol kuman patogen dalam vagina (ph 3,5 – 5,0)

D. Ovarium
Ovarium bertanggung jawab terhadap pembentukan korpus loteum. Tetapi setelah bulan keempat corpus luteum ini mengisut. Fungsi ovarium ini diambil alih oleh plasenta pada kehamilan 16 minggu.

E. Buah dada
1. Mammae membesar dan tegang. Hal ini disebabkan rangsangan estrogen dan progesteron
2. Estrogen meyebabkan hipertrofi sistem saluran
3. Progesteron memyebabkan sel acini pada mammae
4. Mammae dipersiapkan untuk laktasi
5. Papilla mammae akan membesar lebih tegang dan hitam
6. Glandula Montgomery lebih menonjol dipermukaan areola mammae
7. Kehamilan 12 minggu keluar colostrum
F. Sirkulasi Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erythrocytnya, tetapi penambahan volume plasmanya yang disebabkan oleh hydraemia lebih menonjol sehingga biasanya kadar Hb turun.
Batas-batas fisiologis ialah :
- Hb : 10 gr %
- Erythrocyt 3,5 juta per mm
- Leucocyt 8.000 – 10.000 per mm

G. Traktus Digestivus
Tonus otot traktus digestivus menurun sehingga motilitas traktus digestivus menurun. Makanan lebih lama ada di dalam lambung sehungga penyerapan air lebih lama, akibatnya feses akan keringdan terjadi konstipasi. Selain itu, sekresi asam garam (HCL) dan gerakan lambung berkurang, hal ini bisa menyebabkan muntah dan kembung dalam kehamilan.

H. Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga timbul sering kencing(pollakisuri). Ureterpun jelas membesar dalam kehamilan terutama dibagian kanan. Dilatasi ureter ini terutama disebabkan oleh pengaruh progesteron, walaupun mungkin ada juga faktor tekanan pada yreter oleh rahim yang membesar. Dilatasi ini mungkin menimbulkan bendungan yang memudahkan terjadinya infeksi dari pyelum (pyelitis). Selain itu, kegiatan ginjal bertambah karena harus juga mengeluarkan racun-racun pada janin.

I. Kulit
Selain striae gravidarum, pada kulit terdapat pula hyperpigmentasi antara lain pada areola mammae, papilla mammae dan linea alba. Linea alba yang tampak hitam disebut linea higra.
Hyperpigmentasi kadang-kadang terdapat pada kulit muka yang disebut chloasma pravidarum. Pada umumnya setelah partus selesai, gejala hyperpigmentasi ini hilang. Sebab terjadinya hyperpigmentasi ini belum jelas, mungkin ada hubungan dengan hipertrofi dan hiperfungsi dari korteks gandula suprarenalis atau dari hipofisis.

J. Pertukaran Zat
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein sedangkan dalam darah kadar zat lemak naik dan ada kecendrungan pada ketosis. Kebutuhan akan kalsiun dan fosfor akan bertambah untuk pembuatan tulang-tulang janin , begitu pula akan ferrum untuk pembentukan Hb janin. Pada wanita hamil, biasanya terjadi penambahan BB + 1 Kgpada triwulan pertama, + 5 kg pada triwulan kedua dan + 5,5 kg pada triwulan ketiga.
Penambahan berat ini disebabkan oleh :
- Berat janin (3 kg), plasenta (0,5 kg), air ketuban (1 kg)
- Berat rahim (dari 30 gr menjadi 1 kg)
- Penimbunan lemak seperti di buah dada, pantat dan lain-lain (1,5 kg)
- Penimbunan zat putih telur (2 kg)
- Retensi air (1,5 kg)


ANTENATAL CARE (ANC)

Pemeriksaan pada ibu hamil selama kehamilan sengat penting, hal ini bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.

Selain itu Pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil bertujuan pula untuk :
 Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
 Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan janin.
 Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
 Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
 Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
 Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar tumbuh kembang secara normal.

Ada beberapa teknik pemeriksaan yang dapat digunakan, yaitu :
a. Tanya jawab (anamnesa)
b. Pemeriksaan umum
c. Pemeriksaan pandang (inspeksi)
d. Pemeriksaan raba (palpasi)
e. Pemeriksaan dengar (auskultasi)
f. Pemeriksaan dalam
g. Pemeriksaan panggul
h. Pemeriksaan laboraturium

A. Tanya Jawab ( Anamnesa)
Anamnesa dapat dilakukan terhadap ibu hamil itu sendiri (auto anamnesa)dan bisa juga dilakukan terhadap keluarganya (alloa anamnesa).
Hal yang dapat ditanyakan dalam anamnesa adalah :
1. Data Sosial : nama, nama suami, umur, pekerjaan, agama, kebangsaan, pendidikan terakhir
2. Data Keluarga
3. Data Medik : penyakit jantung, pemyakit paru-paru, penyakit kelamin dan penyakit lainnya
4. Data Haid


5. Data Kebidanan : perkawinan terdahulu (bila ada), perkawinan sekarang, kehamilan yang lalu, persalinan dan nifas yang lalu, jumlah dan keadaan anak yang hidup, kehamilan yang sekarang, keluhan yang dialami sekarang

B. Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan umum biasanya menggunakan berbagai alat pemeriksaan baik alat ukur timbang, atau yang lainnya. Pemeriksaan mencakup :
1. Mengukur tinggi dan berat badan ibu
2. Memeriksakan kemungkinan adanya kelainan pada organ-organ tubuh
3. Memeriksakan keadaan umum dan keadaan emosional ibu
4. Mengukur TTU
5. Memeriksa refleks lutut (patella)
6. Memeriksa Oedem

C. Pemeriksaan Pandang (Inspeksi)
Dimulai sejak bertemu dengan pasien. Diperhatikan bagaimana sikap tubuh, keadaan punggung dan cara berjalannya. Setelah itu pasien diminta berbaring ditempat yang telah disiapkan. Pemeriksaan dilakukan berurutan dari rambut hingga kaki.
1. Rambut dan kulit rambut : bersih atau kotor / terdapat kelainan
2. Muka : terdapat klausma gravidarum atau tidak, adanya oedem pada muka
3. Kelopak mata : bengkak atau tidak
4. Konjungtiva : pucat atau tidak
5. Sklera : kuning, hiperemis atau tidak
6. Hidung : ada polip / kelainan lain atau normal
7. Mulut : ada sariawan atau tidak
8. Gigi : ada karies atau tidak
9. Leher : apakah vena terbendung di leher, apakah ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening

10. Buah dada :
- Puting susu : menonjol, mendalam atau masuk
- Kolostrum : + / -
- Areola mammae : hiprpigmen atau tidak
11. Perut :
- Membesar sesuai umur atau tidak
- Linea Alba / Nigra, Striae Gravidarum
- Tampak gerakan janin atau tidak
- Bentuk pembesaran (melintang, menunjang atau asimetris)
12. Vagina dan Amus : perineum, varises, tanda Chadwick, kondiloma, flour albus
13. Ekstremitas : odema atau tidak, sama panjang atau tidak, varises atau tidak

D. Periksa Raba (Palpasi)
Palpasi dapat dilaksanakan dengan cara leopold, yaitu :
Leopold I : dilakukan untuk menentukan tuanya kehamilan dan bagian janin yang terdapat di Fundus Uteri
Leopold II : dilakukan untuk menentukan letak punggung janin dan bagian-bagian kecil janin (pada letak membujur)serta kepala janin (pada letak melintang)
Leopold III : dilakukan untuk mengetahui bagian janin yang berada dibagian bawah
Leopold IV : dilakukan untuk mengetahui apakah bagian terdepan janin sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau belum
Selain cara leopold, periksa raba juga untuk memeriksa ada atau tidaknya keseimbangan antara ukuran kepala janin dengan ukuran panggul disebut Perasat Osborn.




E. Periksa dengar (Auskultasi)
Periksa dengar bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya DJJ, frekuensi dan keteraturannya, sehingga periksa dengar lebih cenderung digunakan untuk mengkaji kesejahteraan janin. Alat yang paling sering digunakan adalah stetoskop monokuler atau leanex. Dengan alat ini DJJ baru dapat terdengar pada kehamilan sekitar 20 minggu. Frekuensi DJJ nor,al adalah 120 – 140 kali/permenit.
Yang dapat diketahui dari bunyi jantung anak :
1. Dari adanya bunyi jantung anak : - Tanda pasti kehamilan
- Anak Hidup
2. Dari tempat bunyi jantung anak terdengar : - Presentasi anak
- Posisi anak
- Sikap anak
- Adanya anak kembar
3. Dari sifat bunyi jantung anak dapat diketahui keadaan anak.


F. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara meraba organ-organ reproduksi secara langsung guna mendapatkan data tentang :
1 Uterus : ukuran uterus dalam minggu, bentuk, posisi, lunak atau keras dan lokasi uterus
2. Panggul : apakah luas atau sempit
3. Keadaan Servicks : apakah membuka, menutup, lunak, keras, tipis, tebal, posisi depan atau belakang
4. Keadaan Jalan Lahir
Pemeriksaan dalam dapat dilakukan pada kehamilan muda dan ketika hamil tua terutama mendekati saat persalinan untuk memastikan apakah persalinan sudah mulai atau belum.



G. Pemeriksaan Panggul
Pada ibu hamil terutama primigravida perlo dilakukan pemeriksaan panggul untuk menilai keadaan dan bentuk panggul apakah terdapat kelainan atau keadaan yang dapat menimbulkan penyulitan persalinan.
Ada 4 cara melakukan pemeriksaan panggul :
1. Periksa pandang : dilihat apakah terdapat dugaan kesempitan atau kelainan panggul
2. Periksa raba : - Primigravida kehamilan 36 minggu atau lebih, kepala belum masuk PAP
- Primigravida,pada kehamilan aterm ada kelainan letak
- Perasat Osborn positif
3. Pengukuran ukuran-ukuran luar panggul
Alat yang paling sering digunakan adalah jangka panggul dari Martin.
Ukuran-ukuran luat panggul yang sering digunakan adalah :
- Distansia Spinarum : 23 – 26 cm
- Distansia Kristarum : 26 – 29 cm
- Distansia Tuberum : 10,5 – 11 cm
- Kon jugota Eksterna (Boudelaque) : 18 – 20 cm
- Lingkar Panggul
4. Memerikasa keadaan rongga panggul dengan pemeriksaan dalam. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada kelainan yang diketemukan pada jalan lahir, keadaan panggul, termasuk sacrum/coccygis.


H. Pemeriksaan Laboraturium
Pemeriksaan laboraturium disini maksudnya adalah pemeriksaan sederhana yang umum dan dapat dikerjakan pada pemeriksaan ibu hamil. Pemeriksaan laboraturium sederhana meliputi pemeriksaan darah dan urin. Pemeriksaan darah yang utama adalah pemeriksaan Hb, sedangkan pemeriksaan urine terdiri dari pemeriksaan kadar protein dan gula dalam urine.

Pelaksanaan pemeriksaan fisik umum dapat dijabarkan sebagai berikut

PEMERIKSAAN
FISIK PENJABARAN KETERANGAN
Kesadaran umum - Kesadaran penderita
sangat penting
dinilai,dengan
melakukan
anamnesis
- Kesadaran dinilai
baik jika dapat
menjawab semua
pertanyaan Penderita sadar akan menunjukkan
tidak ada kelainan psikologis
Keadaan gizi Hubungan antara tinggi badan / berat badan seimbang - Berat badan ideal adalah tinggi badan dikurangi 100, sebagai perhitungan kasar
- Barat badan bumil akan bertambah
terus sesuai tumbuh-kembang
kehamilan
- Tidak anemia, dapat diartikan gizi
cukup. Anemia akan dapat
dibuktikan dengan pemeriksaan
laboratorium
Kulit/mukosa Ikterus Menunjukkan adanya kemungkinan kelainan fugsi liver
Jantung/paru - Dispnoe



- Sianosis - Kemungkinan terdapat desakan
uterus yang terlalu besar
- Kemungkinan penyakit paru dan atau jantung
- Warna biru dibagian akral,
menunjukkan kekurangan konsumsi O2, yang dapat disebabkan oleh penyakit jantung/paru
Edema Dapat terjadi pada muka, kaki dan tangan - Dapat merupakan gejala dari
preeklampsia, eklampsia
- Penyakit jantung
- Kekurangan albumin dalam darah
- Kekurangan vit.B1/kompleks
Refleks Refleks lutut paling penting Berkaitan dengan kekurangan vitamin B1 atau penyakit saraf, intoksikasi magnesium sulfat
Tekanan darah - Umumnya normal
- Batas terendah
tekanan darahadalah
140/90 mm Hg yang
merupakan tanda-tanda preeklampsia - Kenaikan tidak boleh lebih dari 30
sistolik atau 15 pada diastolik
- Lebih dari batasan tersebut ada
kemungkinan mulai terdapat
preeklampsia ringan
Berat badan - Bertambahnya berat
badan merupakan
ukuran penting
- Trimester pertama,
kenaikan BB masih
sukar, karena dalam
masa emesis
gravidarum - Berat badan diperbolehkan naik
sekitar 0,5 ka/minggu
-Kenaikan berat badan tidak melebihi 16-20 kg
- Rata – rata kenaikan BB sekitar 12
16 kg, selama hamil
-Kenaikan berlebih harus dievaluasi
Pemeriksaan laboratorium : Glukosa dalam urin - Hanya terdapat pada
DM
-Pada akhir kehamilan
mungkin terdapat
laktosa - Untuk memastikan adanya DM, perlu dilakukan pemeriksaan tes toleransi glukosa
- Kemungkinan glukosaria yang terjadi segera setelah makan, disebabkan intoleransi insulin, tetapi keadaan ibu cepat menjadi normal
- Persiapan untuk gula ASI
- Tes reduksi mungkin positif
Protein urin Normal tetap ada protein tetapi jumlahnya kecil Jumlah yang makin meningkat terdapat pada :
- Preeklampsia
- Penyakit jantung
- Nefritis
- Sistitis
Sedimen dengan bakteri positif Terdapat pada nefritis asimtomatik Jika ditemukan bakteri perlu dilakukan evaluasi untuk menghindari adanya infeksi dalam kehamilan
Pemeriksaan darah - Rutin
- TORCH





- HIV


- Hepatitis B




- Faktor Rhesus



- VDRL
- Infeksi menular
seksual
- Feses rutin - Memberikan gambaran umum
tentang keadaan gizi
- Kumpulan penyakit yang dapat
memberikan gejala yang sama :
• Kelainan kongenital
• Retardasi mental
• Abortus berulang
-Kemungkinan terjadi infeksi vertikal (ibu-janin) dan bahaya infeksi Horizontal (ibu-penolong)
- Adanya infeksi vertikal maka bayi
harus diimunisasi
- Kemungkinan dapat menimbulkan
hepatoma pada usia muda

- Makin banyak perkawinan antar
bangsa. Pada wanita Rh negatif,
janin pada kehamilan kedua dapat
berbahaya
- Infeksi sifilis yang dapat
menimbulkan kelainan
- Kemungkinan infeksi akibat
hubungan seksual
- Kemunkinan infeksi cacing


Pelaksanaan pemeriksaan fisik umum dapat dijabarkan sebagai berikut


TATALAKSANA PENJABARAN KETERANGAN
Inspeksi muka - Kloasma gravidarum




- Konjungtiva


- Edema kelopak mata



- Gigi dan lidah




-Neovus pigmentosum - Pigmentasi pipi yang hampir
simetris, seperti kuku
- Melanocyte Stimulating Hormone
(MSH) yang dihasilkan hipofisis
dan hormaon seks
- Pucat atau cukup merah sebagai
gambaran tentang anemianya
(kadar Hb) secara kasar
- Kemungkinan menderita :;
• Hipoalbuminemia
• Tanda preeklampsia berat
• Anemia
-Gambaran gangguan gigi dan lidah \ akibat mual-muntah atau
hipersalivasi
• Lidah kotor
• Gusi epulis
- Makin jelas oleh karena MSH dan
hormon seks
Leher - Bendungan vena


- Kelenjar tiroid

- Pembengkakan limfe - Kemungkinan gangguan aliran
darah akibat penyakit jantung atau aneurisma vena
- Sedikit membesar saat hamil. perlu evaluasi tentang hipertiroid
- Kemungkinan infeksi
- Metastasis keganasan (jarang)
Mamae - Dapat memberikan
petunjuk khususnya
pada kehamilan
pertama
- Pigmentasi areola
mamae dan papila
mamae
-Kelenjar montgomery
tampak
- Pembuluh darah vena
tampak jelas

- Kolostrum - MSH dan hormonal seks
menyebabkan pigmentasiareola
mamae dan kelenjar makin tampak ke permukaan
- Progesteron menimbulkan
vasodilatasi dan aliran darah yang lambat





- Produksi prolaktin tinggi,
menyebabkan pembentukan
kolostrum lebih awal
- Terjadi perubahan keseimbangan
antara estrogen progesteron,
oksitosin dan prolaktin
mengakibatkan dikeluarkannya
kolostrum
- Pertanda bahwa ASI kan banyak
Perut - Pembesaran ke atas








- Perut pendulum




- Pigmentasi dinding
abdomen


- Bekas luka operasi - Primigravida akibat otot dinding
abdomen masih tegang
- Tingginya fundus uteri dapat
dipergunakan untuk mengukur :
• Umur kehamilan menurut Mc Donald. Hukum empat Bartho-lomew
• Berat janin berdasarkan rumus JOHNSON
- Kemungkinan panggul sempit
sehingga kepala janin tidak dapat
masuk PAP
- Kepala janin besar/hidroseflus
sehingga uterus jauh kedepan
- Linea alba karena pigmentasi
- Strie gravidarum livid saat hamil
dan strie gravidarum alba sebagai
bekas kehamilan sebelumnya
- Bekas seksio atau opersai lainnya
yang dapat menjadi lokus minoris
resistensi
Vulva - Pengeluaran fluor



-Kondiloma akuminata






- Tanda Chadwick


- Luka perineum - Infeksi dengan diagnosis banding
trikhomonas vaginalis atau kandida albikan
- Infeksi vaginosis baterialis
- Infeksi virus
- Jika ukurannya besar sebaiknya
persalinan melalui SC
- Pengobatan dengan tinktura
phodophilin 50% berbahaya karena dapat menyebabkan abortus
- Perubahan warna biru pada vagina akibat terjadi hipervaskularisasi
- Tanda hamil tidak pasti
- Bekas episiotomi


Tungkai - Varises


- Edema tungkai




- Sikatriks pada paha - Sering terjadi karena kehamilan
berulang
- Bersifat herediter
- Tanda kemungkinan terjadinya
preeklampsia
- Bendungan akibat kepala telah
masuk PAP
- Tekanan pada vena cafa inferior
- Bekas luka limfe granulosa
venereum atau infeksi lainnya
- Tidak mengganggu persalinan
kecuali agak sulit pada saat
merangkul kaki atau paha

Pemeriksaan kehamilan hendaknya sedini mungkin pada umumnya pemeriksaan dilakukan minimal 4 kali selama hamil yaitu :
 1 kali pada trimester pertama
 I kali pada trimester kedua
 2 kali pada trimester ketiga.
Aturan pemeriksaan ini berlaku bila kehamilannya normal.
Pada saat pemeriksaan kehamilan hendaknya dilakukan pemeriksaan dengan 7 T yaitu :
1. Timbang berat badan ( kenaikan normal selama hamil 6 – 12 kg )
2. Tekanan darah diperiksa, bila lebih dari 140/90 mmhg adalah hipertensi.
3. Tinggi fundus uteri di ukur.
4. Tablet tambah darah diberikan minimal 90 tablet selama hamil.
5 .Tetanus toksoid (TT) di imunisasikan sebanyak 2 kali selama hamil.
6. Tes terhadap penyakit menular seksual (PMS).
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

Keluhan-keluhan yang Sering Terjadi

Keluhan – keluhan yang berkaitan dengan perkembangan kehamilan antara lain :
1. Pada Trimester I :
 Sakit kepala.
 Mual dan muntah.
 Rasa sakit/rasa tidak enak pada perut bagiaqn bawah.
 Sering buang air kecil.
2. Pada Trimester II:
 Mual, muntah kadang masih ada.
 Sulit tidur.
 Agak sulit bernafas terutama pada primigravida.
 Pegal pada daerah panggul atau bokong.
 Rasa tegang yang timbul sewaktu-waktu di perut bawah.
 Bengkak di kaki, yang hilang pada pagi hari setelah bangun tidur.
3. Pada Trimester III
 Pegal di punggung/bokong makin terasa.
 Lebih sering miksi/ BAK.
 Mulas yang timbul tidak beraturan.
Bila hal-hal tersebut di temukan, perlu di jelaskan bahwa keadaan itu biasa dan normal di temukan pada ibu hamil.


Penyakit pada Kehamilan
1. Penyakit Jantung
Prognosis kombinasi ibu hamil dengan penyakit jantung tergantung dari faktor berikut ini :
- Keparahan penyakit jantung
- Umur dan mungkin paritas penderita
- Apakah disertai penyakit lain
• Hipertensi
• Diabetes mellitus
• Apakah disertai infeksi
• Anemia
• Hipertensi disertai arithmia
• Apakah sudah pernah mengalami dekompensasio kordis
- Kemampuan untuk dapat memberikan pertolongan adekuat

Prinsipnya adalah mempersiapkan ibu hamil untuk mencapai keadaan optimal pada saat inpartu sehingga dapat berlangsung proses persalinan pervaginam. Persalinan pervaginam merupakan pilihan utama karena traumanya tidak terlalu besar.
Tidak terdapat perbedaan sikap dalam melakuakn ANC kecuali harus memperhatikan dua hal penting:
- Gejala terjadinya permulaan dekompensasio kordis
- Terjadi infeksi

2. Hipertensi
Dalam melakukan evaluasi hipertensi pada kehamilan,. Pengobatan sebelum hamil merupakan tindakan yang paling tepat sehingga saat hamil tercapai kesehatan yang optimal untuk mendukung tumbuh kembang ajnin dalam uterus sehingga tercapai well born baby dan well health mothe.
Antisipasi terjadinya preeklampsi maupun eklampsi.

3. Penyakit Paru
Dalam keadaan hamil, fungsi paru yang dapat mempertahankan PO2 diatas 60 mmHg sangatlah penting sehingga tumbuh kembang janin intrauteri berlangsung sebagaimana mestinya. PO2 di bawah 60 mmHg sudah merupakan keadaan yang kritis khususnya bagi janin yang sangat sensitigf akan kebutuhan O2.
Berikan terapi yang aman bagi wanita hamil

4. Penyakit Gastrointestinal
Penyakit gastrointestinal yang paling bnayak berkaitan dengan kehamilan adalah :
• Perubahan hormonal saat hamil yang dapat menimbulkan penyulit terhadap proses dan fungsi gastrointestinal, dengan berbagai manifestasi klinis
• Gangguan resorpsi nutrisi melalui usus halus, sebagai tempat utama resorpsi nutrisi, untuk tumbuh kembang janin
• Penyakit liver yang mengatur kualitas dan kuantitas elemen nutrisi dalam darah sehingga dapat dikendaliakn sesuai dengan kebutuhan kehamilan
• Kegemukan yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi kehamilan
Dampak pada kehamilan dapat menimbulkan :
 Abortus
 Persalinan prematuritas
 Gangguan jalan lahir
 Hipoglikemia yang berakibat fatal bagi janin dan maternal
 Gangguan pembekuan darah

5. Penyakit dan Kelainan Darah
Kehamilan dapat menimbulkan perubahan fisiologis darah sehingga dapat menyebabkan kesulitan dalam menegakkan diagnosa penyakit dan kelainan darah pada ibu hamil. Kesehatan darah ibu hamil sangat menetukan keberhasilan tumbuh kembang janin dalam uterus.
Adapun bentuk penyakit dan kelaina darah ynag umum ditemui pada ibu hamil adalah :
• Anemia
• Trombositopenia
• Kelaianan hemoglobin darah (hemoglobinopati)

6. Penyakit Endokrin
Sistem hormonal yang paling banyak berpengaruh pada kehamilan adalah :
• Endrokin tiroid.
Kekurangan tiroid pada kehamialn ini dapat menyebabkan pertiroidisme dan hipotiroidisme yang berpengaruh pada tumbuh kembang janin dan terhadap kestabilan kehamilan
• Endrokrin paratiroid
• Endrokrin adrenal
Kelenjar adrenal mempunyai dua bentuk kelainan utama :
1. Hiperplasia yang mengeluarkan hormon lebih tinggi dan menimbulkan manifestasi klinis kelebihan hormon
2. Hipoplasia yang menyebabkan produksi hormon berkurang dan menimbulkan manifestasi klinis kekeurangan hormon
Pada kehamilan dapat menyebabkan :
- Preeklampsi/ eklampsi
- Solusio plasenta
- Retardasi IUG
- Persalinan prematur
• Endrokrin pituitari
Kelenjar pituitari dianggap mother of gland karena diduga merupakan kelenjar induk yang mengatur produksi hormon pada sistem kelenjar lainnya. Gangguan pad asistem ini bisa menyebabkan perdarahan post partum yang berpotensi syok

7. Penyakit Diabetes Mellitus
Dugaan ibu hamil menderita diabetes mellitus melalui :
• Riwayat keluarga
• Sering mengalami abortus tanpa sebab yang jelas
• Persaliann yang sulit dengan janin besar-makrosomia
• Kematian janin intrauteri
• Intrauteri growth retardation
• Prematuritas
• Terdapat kelainan kongenital bayi
Pengelolaan ibu hamil dengan diabetes mellitus bertujuan untuk mengendalikan kadar gula darah sehingga tercapai keadaan euglukosa.

8. Kelainan dan Penyakit Jaringan Ikat
Kebanyakan penyakit dan kelainan jaringan ikat berkaitan dengan :
a. Gangguan ginjal yang dapat menimbulkan
• Hipertensi
• Proteinuria
• Terjadi eksaserbasi mendadak
Faktor ini akan menyebabkan terjadi gangguan kehamilan dalam bentuk :
• Preeklampsi
• Gagal ginjal pada kehamilan
b. Terdapat antibodi antifosfolipid
Keberadaanya dapat menimbulkan ganggauan pembuluh darah menuju plasenta sehingga sekunder terjadi :
• Keguguran berulang, persalinan prematuritas
• Retardasi pertumbuhan intrauteri
• Kematian intrauteri
9. Penyakit saraf
Dijumpai beberapa kelainan saraf yang terjadi bersamaan dengan kehamilan, sebagian dapat mempebgaruhi kehamilan atau sebaliknya kehamilan dapat memperparah penyakit sarafnya. Yang paling banyak dijumpai adalah migrain dan kejang

10. Penyakit dan kelainan Jiwa
Faktor – faktor yang menimbulkan stress pada kehamilan :
• Infertilitas (1 tahun setelah menikah)
• Terminasi kehamilan
• Penyulit keham,ilan
• Riwayat keluarga
• Gangguan genetik
• Masalah klinis
- Kehamilan
- Komplikasi dalam kebidanan
- Komplikasi medis
- Terpisah dari keluarga
- Rasa takut berlebihan
- Kemampuan untuk mengatasi yang penuh keragu-raguan

• Aspek sosial ibu hamil :
- Merasa tidak mampu
- Orang tua tunggal
- Sangat tergantung
- Kurang dukungan keluarga
- Konflik interpersonal
- Masalah sosial ekonomi
- Kecanduan obat

11. Penyakit kulit
Kelainan dan penyakit kulit yang sering berhubungan dengan kehamilan dapat digolongkan sebagai berikut :
• Perubahan kulit saat kehamilan berupa hiperpigmentasi
• Perubahan tata istribusi rambut
• Perubahan/ keadaan dermatologi yang berkaitan dengan kehamilan
• Kelainan / penyakit kulit yang disebabkan kehamilan
Sebagian besar kelainan atau penyakit kulit yang bersamaan dengan kehamilan tidak mempengaruhi kehamilan dan tumbuh kembang janin intrauteri secara murni. Namun bila diikuti dengan infeksi sekunder yang dapat memberatkan keadaan ibu hamil sampai terjadi sepsis, morbiditas dan mortalitas maternal atau perinatal akan dapat meningkat.

12. Penyakit infeksi
No Bentuk Infeksi Komplikasi
Maternal Fetalis
1. Infeksi vagina
- kandida albikans
- trikomonas Hanya menimbulan komplikasi pada maternal Komplikasi janin praktis tidak dijumpai
2. - Rubella
- Sitomegalovirus
- Parvovirus Komplikasi minima pada maternal - Merusak tumbuh kembang janin
-Menimbulkan kematian,kelainan kongenital ganguan mental
3. - Korioamnionitis
- Gonnorhea
- Sifilis
- Rubeola
- B-streptokokus
- HIV Menimbulkan morbiditas atau mortilitas ibu hamil dan janin serta neonatus yang tinggi Menimbulkan morbiditas dan mortalitas ibu hamil dan janin nyatinggi serta neonatusnya

13. Penyakit hubungan seksual
Yang termasuk dalam penyakit hubungan seksual pada kehamilan adalah :
• Sifilis
• Gonorhea
• Penyakit yang disebabkan chlamydia trachomatis
• Limfogranuloma venereum
• Herper simpleks
• Penyakit human papilloma virus
• Ulkus molle
• Trikomonas vaginalis
• HIV dan AIDS


Nutrisi pada Ibu Hamil
Makanan wanita hamil harus lebih diperhatikan daripada di luar kehamilan karena dipergunakan :

 Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan.
 Pertumbuhan janin.
 Untuk mengadakan cadangan makanan dalam masa laktasi.

1. Protein
Kebutuhan protein dalam kehamilan bertambah yang disebabkan oleh bertambahnya metabolisme, untuk pertumbuhan janin, pertumbuhan rahim, pertumbuhan kelenjar buah dada dan penambahan volume darah.
Kekurangan protein mungkin menimbulkan anemia, toxemia gravidarum, oedema atau prematuritas.
2. Garam
Kebutuhan bertambah terutama akan Ca, P, dan Fe. Fe berfungsi sebagai katalisator pembentukan Hb dalam darah sedangkan Ca dan P berguna untuk pembentukan tulang – tulang janin.

3. Vitamin
Pada binatang percobaan kekurangan vitamin dapat menimbulkan kelainan bawaan dan abortus. Pada manusia pengaruh tersebut belum terbukti, tetapi vitamin sangat diperlukan untuk kesehatan yang optimal.
c. Vitamin A : berguna untuk menjaga kesehatan mata serta menambah daya tahan terhadap infeksi.
d. Vitamin B complek : terdiri dari Vit.B1 ( thiamin ), riboflavin, as.nicotin, dan Vit B6 atau pyridoxin. Ada kemungkinan bahwa kekurangan vitamin B complex dapat menyebabkan perdarahan pada bayi, menambah kemungkinan perdarahan post partum dan atrofi dari ovaria.
e. Vitamin C : berguna untuk membantu penyerapan Fe dalam tubuh, mencegah scorbut, serta penting untuk pertumbuhan janin.
f. Vitamin D : berguna untuk pertumbuhan tulang dan bersipat anti rachitis.

4. Air
Wanita hamil harus minum banyak air kira – kira 6 – 8 gelas sehari. Air menambah keringat dan juga pengeluaran racun melalui usus dan ginjal.

















LANDASAN TEORI
NIFAS NORMAL

Pueperium (nifas) adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandunagn kembali seperti keadaan sebelum hamil. Lama masa nifas ini yaitu : 6 – 8 minggu.
(Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002 : 122)

Tujuan asuan masa nifas :
1. Menjaga kesehatan ibu dan janin baik fisik maupun psikologis.
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif pada ibu maupun janin.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, pe,berian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan KB
(Buku acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002 : 122)

Perubahan-perubahan psikologis pada masa nifas :
1. Involusi Uterus
Uterus berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.

Involusi TFU Berat Uterus
Bayi Lahir
Uri Lahir
1 Minggu
2 Minggu
6 Minggu
8 Minggu Setinggi pusat
2 jari bawah pusat
Pertengahan pusat simfifis
Tidak teraba diatas simfifis
Bertambah kecil
Sebesar normal 1000 gr
750 gr
500 gr
350 gr
50 gr
30 gr



2. Involusi tempat plasenta
Proses involusin uteri pada bekas implantasi plasenta terdapat gambaran sebagai berikut :
- Bekas implantasi plasenta segera setelah plasenta lahir seluas 12 x 15 cm, permukaan kasar dimana pembuluh darah bermuara.
- Pada pembuluh darah terjadi pembentukan trombose disamping pembuluh darah tertutup karena kontaksi rahim.
- Bekas luka implantasi dengan cepat mengecil, pada minggu ke 2 sebesar 6 – 8 cm dan akhirnya pveperium sebesar 2 cm.
- Lapisan endometrium dilepaskan dalam bentuk jaringan nekrosis bersama lochea
- Luka bekas implantasi plasenta akan sembuh kerena pembuluh endometrium yang berasal dari tepi luka dan lapisan basalis endometrium.
3. Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan, uterus banyak mempunyai pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah plasenta tidak dibutuhkan lagi peredaran darah yang banyak, maka arteri harus mengecil lagi pada masa nifas.
4. Perubahan pada serviks dan vagina
Setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensi lunak dan setelah bayi lahir tangan masih bisa masuk rongga rahim. Setelah 2 jam dapat dilalui 2 - 3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 2 jari.
5. Dinding perut dan Peritonitis
Setelah persalinan, dinding perut longgar karena direnggang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam waktu 6 minggu.
6. Saluran kencing
Dinding saluran kencing memperlihatkan odema dan hiperamia, kandung kemih dalam masa puerperium kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kemih penuh atau BAK masih ada urine resiolual. Sisa urine ini dan trauma pada dinding kantung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Dilatasi ureter dan pylium normal kembali dalam waktu 2 minggu.
7. Laktasi
Keadaan buah dada pada hari pertama nifas sama saja dengan keadaan kehamilan pada waktu dada belum mengandung susu, melainkan colostrum yang dapat dikeluarkan dengan memijat oreola mamae. Colostrum adalah cairan kuning prtama yang keluar pada saat ibu menyusui dan biasanya berlangsung pada hari ke tiga post partum.
(Obstetri Fisiologi UNPAD, hal 315 – 318)

Perawatan pasca persalinan (konseling) :
1. Mobilisasi
Dianjurkan untuk mobilisasi dini setelah 2 jam post partum.
Perawatan mobilisasi mempunyai keuntungan :
a. Melancarkan pengeluaran Lochea, mengurangi infeksi Pverperium.
b. Mempercepat involusi alat kandungan.
c. Melancarkan fungsi alat gastro intestinal dan alat perkemihan.
d. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran metabolisme.
Penderita diperbolehkan bangun dari tempat tidur 24 – 48 jam post partum.
2. Diet
Makanan harus bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Dalam beberapa hari post partum seorang wanita akan kehilangan 2 – 3 pon cairan tubuh. Indakan asuhan yang baik pada masa nifas tentang kebutuhan dan cairan adalah :
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori per hari
b. Makanan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup.
c. Minum kurang lebih 3 liter per hari.
d. Dil zat besi harus diminum untuk menambah zat besi setidaknya 40 hari post partum.
e. Minum kapsul vitamin A agar bisa memberi bayinya vitamin A melalui ASI.
3. Miksi
Segera setelah persalinan kandung kemih harus kosong. Sete;ah itu pembentukan urine oleh ginjal meningkat. Anjurkan untuk BAK setiap 6 jam. Pada beberapa wanita dalam 24 jam pertama post partum merasa susah BAK karena robekan pada saat persalinan pada jaringan vagina dan jaringan sekeliling kandung kemih. Sedangkan ada pula wanita yang tidak dapat menahan BAK sehingga selalu basah pada minggu-minggu atau bulan-bulan pertama.
4. Defekasi
Harus dilakukan 3 – 4 hari. Bila masih sulit BAB dan terjadi opstipasi apabila terjadi BAB dapat diberikan obat laksans per oral atau perektal.
5. Perawatan payudara (Mammae)
Perawatan payudara harus dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas, tidak keras sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi mulai disusui, isapan pada putting susu merupakan rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofise. Produksi ASI akan lebih banyak sebagai efek positiv adalah involusi uterus akan lebih sempurna. Salah satu cara untuk meningkatkan ASI dan memudahkan menyusui adalah dengan rooming in atau perawatan satu tempat (satu kamar)
6. Senggama
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai hubungan suami istri kapan saja. Ibu siap, tetapi yang paling ditekankan adalah kenyamanan ibu dalam melakukan hubungan.
7. Suhu
Harus diawasi terutama dalam minggu pertama dari masa nifas karena kenaikan suhu adalah tanda pertama infeksi. Kita anggap nifas terganggu kalau ada demam lebih dari 38 derajat celcius 2 hari berturut-turut dalam 10 hari yang pertama post partum, kecuali hari pertama dan suhu harus diambil sekurang-kurangnya 4 kali sehari.

8. Datangnya Haid Kembali
Ibu yang tidak menyusui anaknya, haid datang lebih cepat dari ibu yang menyusui anaknya. Pada ibu golongan pertama biasanya haid datang setelah 8 minggu setelah persalinan.
9. Lamanya perawatan
Lamamnya perawatan bagi ibu yang sedang bersalinditentukan oleh keadaan, ialah keadaan sosial, ekonomi dan keadaan tempat ibu tersebut bersalin. Biasanya ibu bersalin dirawat selama 3 – 5 hari.
10. Follow Up
Enam minggu setelah persalinan ibu hendaknya memeriksakan diri kembali. Keadaan umum, tensi, air kencing, keadaan didinding perut dan buah dada diperiksa dan kemudian dilakukan pemeriksaan dalam yang teliti. Kalau ada kelainan, segera diobati.
11. Keluarga Berencana
Masa post partum merupakan saat yang paling baik untuk menawarkan kontrasepsi, oleh karena pada saat ini motivasi masih saat tinggi. Oleh karena, pil dapat mempengaruhi sekresi air susu, biasanya ditawarkan IUD, injektable atau sterilisasi.
Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal berikut perlu dijelaskan terlebih dahilu pada ibu :
a. Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektivitasnya.
b. Kelebihan atau keuntungannya.
c. Efek samping.
d. Bagaimana menggunakan metode ini.
e. Kapan metode ini dapat mulai digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusui.
Jika seorang ibu atau pasangan telah memilih metode KB tertentu ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu atau pasangan dan untuk mengetahui apakah metode tersebut berjaln dengan baik.
Idealnya pasangan menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali dan setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya.

Pengawasan kala IV yang sebetulnya pada jam pertama dari nifas meliputi :
1. Pengawasan keadaan umum ibu : tekanan darah, nadi, suhu, respirasi, keadaan umum, kesadaran, keadaan emosional, dll.
2. Pengawasan TFU
3. Pengawasan pendarahan maupun sekret yang keluar dari vagina (lochea).
4. Pengawasan kontraksi uterus dan apakah ada plasenta yang tertinggal.
5. Pengawasan payudara, apakah ASI sudah keluar atau belum, keadaan putting susu, jumlah pengeluaran ASI, dll.
(Obstetri Fisiologi, hal 322 – 328)

Adaptasi psikologis Ibu adalah suatu penyesuaian diri yang sangat besar terhadap jiwa dan kondisi tubuhnya setelah mengalami suatu stimulasi dan kegembiraan yang luar biasa.
Adaptasi psiklogis ibu terbagi menjadi 3 :
1. Hari pertama Taking In : Ibu berfokus terhadap diri sendiri, minta diperhatikan.
2. Hari kedua Taking Hold : Ibu menjadi mandiri, punya keinginan merawat bayinya sendiri.
3. Minggu pertama Letting Go : Masa mendapat peran baru, ibu mulai mencurahkan kegiatan pada bantuan orang lain, beri dukungan baik dari petugas maupun keluarga.

Post partum blues merupakan adaptasi suatu fenomena psikologis yang umumnya dialami oleh wanita yang terpisah dari bayi dan keluarganya. Post partum blues biasanya terjadi sekitar hari ke 3 hingga hari ke 5 post partum.
Tanda dan gejala post partum blues adalah :
1. Sangat emosional
2. Sedih
3. Khawatir jika tidak ada yang merawat bayinya.
4. Mudah tersinggung
5. Cemas
6. Merasa hilang semangat
7. Mudah marah
8. Sedih tanpa ada sebabnya
9. Menangis berulang kali.

Beberapa faktor yang dapat mendorong terjadinya post partum blues adalah :
1. Pengalaman melahirkan yang kurang lancar dapat membuat ibu merasa kecewa dan sedih.
2. Pengalaman melahirkan yang sulit dapat menyebabkan ibu merasa letih.
3. Rasa sakit atau letih setelah melahirkan hingga ibu merasa down.
4. Adanya rasa tanggung jawab yang besar untuk menjalankan peran sebagai orang tua dirasakan sebagai beban oleh ibu.
5. Tingkah laku bayi contohnya bayi yang menangis dianggap sebagai akibat dari ketidakmampuan ibu dalam merawat bayinya.
6. Kesulitan dalam merawat atau menyusui bayinya, dapat membuat ibu merasa kecewa atau sedih.
7. Adanya masalah dengan perawat atau pihak rumah sakit dapat menambah permasalahan.

Tanda-tanda bahaya pada masa nifas :
1. Pendarahan pervaginan yang luar biasa ataua tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari pendarahan haid biasa atau bila memerlukan pergantian pembalut 2 x dalam setengah jam).
2. Pengeluaran pervaginam yang baunya kurang sedap.
3. Rasa sakit bagian bawah abdomen atau punggung.
4. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrik atau masalah penglihatan.
5. Pembengkakan di mata atau di tangan.
6. Demam, rasa sakit waktu BAK atau jika merasa tidak enak badan.
7. Payudara yang berubah menjadi warna merah, panas dan terasa sakit.
8. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
9. Rasa sakit, gerah, lunak dan pembengkakan di kaki.
10. Merasa sangat sedih dan tidak mampu mengurus diri sendiri atau mengasuh bayinya.
11. Merasa sangat letih atau nafas terengah-tengah.
12. Lemas luar biasa.
13. Nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari keram uterus biasa .
(Asuhan Persalinan Normal, hal 140)

Komplikasi masa nifas :
1. Puerperal Morbili
2. Infeksi Trauma Genetalia
3. Endometritis
4. Mastitis
5. Abses Dada
6. Tromboplebitis Berat
7. Dll























LANDASAN TEORI
KELUARGA BERENCANA

Pelayanan kontrasepsi mempunyai 2 tujuan :
1. Tujuan Umum :
Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu dihayatinya NKKBS.
2. Tujuan pokok :
Penurunan angka kelahiran yang bermakna,guna mencapai tujuan tersebut maka ditempuh kebijaksanaan mengkategorikan 3 fase untuk mencapai sasaran yaitu:
• Fase menunda perkawinan/kesuburan
• Fase menjarangkan kehamilan
• Fase menghentikan/mengakhiri kesuburan

Macam-Macam Metode Kontrasepsi
I. Metode Sederhana
1) Tanpa Alat
a. KB Alamiah
• Natural Family Planning
• Fertility Awarreness Methods
• Periodic Abstinens
• Metode Rhythm
• Pantang berkala
• Metode Kalender (Ogino-Knauss)
• Metode suhu badan basal (Thermal)
• Metode lender Serviks (Billing)
• Metode Sympto Thermal
b. Coitus Interuptus
2) Dengan Alat
a) Mekanis
• Kondom pria
• Barier intravaginal
 Diafragma
 Kap serviks
 Spons ( sponge)
 Kondom wanita
b) Kimiawi
Spermisid :
 Vaginal cream
 Vaginal foam
 Vaginal jelly
 Vaginal suppositoria
 Vaginal tablet
 Vaginal soluble film

II. Metode Modern
1) Kontrasepsi Hormonal
a) Per-Oral
 Pil Oral Kombinasi (POK)
 Mini Pil
 Morning After pil

b) Injeksi/ suntikan
 DMPA
 NET_EN
 Microsphere
 Microcapsules

c) Sub-Kutis/ Implant
 Implant non biodegradable (Norplant,Norplant-2,ST-1435,Implanon)
 Implant biodegradable (Capronor,Pellets)
2) Intra Uterine Device (IUD)/ AKDR
3) Kontrasepsi Mantap:
a) Pada Wanita
 Penyinaran
 Radiasi sinar X,radium cobalt dan lain-lain
 Sinar Laser
 Operatif, Medis Operatif Wanita
 Ligasi tuba falopii
 Elektro koagulasi tuba falopii
 Fimbriektomi
 Salpingektomi
 Ovarektomi bilateral
 Histerektomi
 Fimbriotexy (fimbrial cap)
 ovaroitexy
 Penyumbatan tuba falopii secara mekanis:
 Penjepitan tuba falopii (hemoclip,tubal band,falope ring,yoon band,spring-loaded clip,filshie clip)
 Solid plugs (solid silastic intra tubal device,polyethylene plug,ceramik dan proplast plugs,Dacron dan Teflon plugs)
 Penyumbatan tuba falopii secara kimiawi:
 Phenol (carbolic acid) compounds)
 Quinacrine
 Methyl-2 cyanoacrylate (MCA)
 Ag- Nitrat
 Gelatin-resorcinol-formaldehide (GRF)
 Ovabloc
b) Pada Pria
 Medis Operatif Pria
 Vasektomi/ vasektomi tanpa pisau (VTP)

 Penyumbatan Vas-Deferens secara mekanis :
 Penjepitan Vas-deferens
 Plugs
 Intra Vas Device
 Vas Values
 Penyumbatan vas-deferens secara kimiawi (Quinacrine,Ethand,Ag-Nitrat)


Semua jenis kontrasepsi diatas mempunyai keuntungan kerugian dan cara pakai yang berbeda-beda. Di bawah ini akan dikelaskan secara rinci mengenai kontrasepsi Suntik.


KONTRASEPSI SUNTIK
Kontrasepsi hormonal jnis KB suntik di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relative murah, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pasca persalinan.

Profil
• Sangat efektif
• Aman
• Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam masa reproduksi
• Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan
• Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI

Jenis Kontrasepsi Suntikan

o Cyclofem mengandung 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali
o Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 blank dengan cara disuntik IM

Cara Kerja
 Mencegah ovulasi
 Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
 Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi
 Menghambat transportasi gamet oleh tuba

Efektifitas
Bila menyuntikkan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang ditentukan makakedua jenis kontrasepsi tersebut memiliki efektifitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan / tahun

 DMPA memiliki efektifitas tinggi, sederhana cara pemberiannya, cukup aman, kesuburan dapat kembali setelah beberapa lama dan cocok untuk ibu-ibu yang sedang menyusui
 Depo Noristerat menyebabkan siklus haid lebih stabil, amenorea lebih jarang dan efektifitas lebih cepat kembali setelah berhenti menjadi akseptor

Keuntungan

 Sangat efektif
 Pencegahan kehamilan jangka panjang
 Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
 Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah
 Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
 Sedikit efek samping
 Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
 Dapat digunakan oleh perempuan > 35 tahun sampai perimenopause
 Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
 Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
 Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
 Menurunkan krisis anemia blank sabit ( sickle cell )

Keterbatasan

o Sering ditemukan gangguan haid seperti:
 Siklus haidyang memendek atau memanjang
 Perdarahan yang banyak atau sedikit
 Perdarahan tidak teratur atau perdarahn bercak (spotting)
 Tidak haid sama sekali
o Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntik ulang)
o Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya
o Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
o Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV
o Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
o Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadi kerusakan/ kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya( tempat suntikannya)
o Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
o Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang ( densitas)
o Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan vagina, menurunkan libido, gangguan emosional (jarang), sakit kepala, nervositas, dan jerawat.

Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin

 Usia reproduksi
 Nulipara dan telah memiliki anak
 Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi
 Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
 Setelah melahirkan dan tidak menyusui
 Perempuan setelah abortus atau keguguran
 Perempuan yang telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
 Perempuan perokok
 Perempuan dengan tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah atau anemia blank sabit
 Perempuan mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.

Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin

o Perempuan hamil atau dicurigai hamil ( resiko cacat 7% per 100.000 kelahiran)
o Perempuan dengan perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
o Perempuan yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea
o Perempuanang menderita kanker payudara
o Perempuan dengan diabetes mellitus disertai komplikasi
Waktu Mulai Penggunaan

• Setiap saat selama siklus haid
• Mulai dari hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
• Pada perempuan yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat asalkan tidak hamil, selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual

Cara Pemberian

• Pasca persalinan
 pada hari ke 3-5 postpartum
 sesudah ASI berproduksi atau sebelum ibu pulang dari rumah sakit
 6-8 minggu pasca persalinan, asal dipastikan bahwa ibu tidak hamil atau belum pernah melakukan koitus
• Pasca keguguran
 Setelah selesai kuretase
 30 hari pasca abortus, sala ibu tidak hamil lagi
• Masa interval
 Waktu haid pada hari ke 3-5.


Penanganan Gangguan Haid

1. Amenorea
2. Perdarahan
3. Perdarahan ringan atau spotting sering dijumpai, tetapi tidak berbahaya
4. Bila terus berlanjut atau setelah tidak haid, namun penyebab perdarahan perlu dicari penyebabnya. Obati penyebab tersebut dengan cara sesuai
5. Bila ditemui penyakit radang panggul atau penyakit akibat huungan seksual, klien perlu diberi pengobatan yang sesuai dan suntikan dapat terus dilanjutkan
6. Perdarahan banyak atau memanjang ( lebih dari 8 hari atau 2 kali lebih banyak dari biasanya). Jelaskan hal tersebut biasa ditemukan pada blank pertama penyuntikan
7. Bila gangguan tersebut menetap, perlu dicari penyebabnya dan bila ditemukan kelainan ginekologi, klien perlu diobati dan dirujuk
8. Bila perdarahan yang terjadi mengancam klien, suntikan jangan dilanjutkan lagi. Pilih kontrasepsi lain. Untuk mencegah anemia diberi preparat besi atau makanan yang banyak mengandung zat besi.















ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU HAMIL
TERHADAP Ny. S DI BPS SULISTYANI
BANDAR LAMPUNG


Hari/Tanggal : Kamis, 1 April 2010
Pukul : 17.00 wib
Anamnesa Oleh : Margie Ayu Melia Novita

I. SUBJEKTIF
A. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. S Tn. E
Umur : 26 tahun 32 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP D3
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Jln. Perwira No.6 Terminal Inud Rajabasa


B. ANAMNESA
1. Alasan Kunjungan : Pemeriksaan kehamilan rutin dan ingin mengetahui keadaan kesehatan ibu dan janinnya.

2. Riwayat Kehamilan saat ini
2.1 Riwayat Menstruasi
• Menarche : 14 tahun
• Siklus : 30 hari
• Lamanya : 5 – 6 hari
• Banyaknya : 2 – 3 kali ganti pembalut setiap hari
• Dismenorhea : tidak ada
• HPHT : 15 Juli 2009
• TP : 24 April 2010

2.2 Tanda – tanda kehamilan
• Amenorhea : ya
• Mual ddan muntah : ya, terutama pada usia kehamilan 8 – 16 minggu
• PP test : ya, hasil positif (+), 29 Agustus 2009

2.3 Gerakan fetus dirasakan pertama kali pada usia kehamilan 20 minggu dan dalam 10 menit terakhir 4 – 5 kali

2.4 Keluhan yang dirasakan
• Mual dan muntah : tidak ada
• Gangguan Penglihatan : tidak ada
• Sakit kepala : tidak ada
• Nyeri saat BAK : tidak ada
• Pengeluaran pervaginam : tidak ada

2.5 Pola Pemenuhan Nutrisi
Sebelum Hamil
• Pola Makan : 2-3 x sehari
• Jenis Makanan : 1 prg nasi, ½ mangkuk sayur, 1 ptg ikan/ayam

Setelah Hamil
• Pola Makan : 3 – 4 kali sehari
• Jenis Makanan : 1 - 1½ prg nasi, 1 mangkuk sayur, 1 ptg ikan/ayam

2.6 Pola Eliminasi Sehari – hari
Sebelum Hamil
• BAK : Frekuensi : 3 – 4 kali sehari
Warna : Kuning Jernih

• BAB : Frekuensi : 1 kali sehari
Warna : Kuning
Konsistensi : Lembek

Setelah Hamil
• BAK : Frekuensi : 4 – 5 kali sehari
Warna : Kuning

• BAB : Frekuensi : 1 – 2 kali sehari
Warna : Kuning
Konsistensi : Lembek

2.7 Pola aktivitas sehari – hari
• Istirahat dan Pola tidur : Ibu tidur 7-8 jam sehari, dan jarang tidur siang
• Seksualitas : ibu mengatakan tidak ada keluhan
• Pekerjaan : ibu mengerjakan pekerjaan ringan rumah tangga

2.8 Imunisasi : TT lengkap, pada saat umur kehamilan 4 dan 5 bulan.

2.9 Kontrasepsi yang pernah digunakan : KB Suntik

3 Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
No Tgl/Thn Prslnn Tmpt Prslnn Usia Khmln Jenis Prslnn Penolong Penyulit Anak Ket
JK BB PB
1.

2. 2007

Hamil ini BPS aterm spontan bidan - P 3000 gr 50 cm sehat

4. Riwayat Kesehatan
4.1 Riwayat Penyakit yang pernah atau sedang diderita
• Jantung : tidak ada
• Hipertensi : tidak ada
• Hepar : tidak ada
• Diabetes Melitus : tidak ada
• HIV/AIDS : tidak ada
• Malaria : tidak ada


4.2 Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak terdapat penyakit menurun seperti jantung, hipertensi, diabetes mellitus, campak, hepar, dll

4.3 Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi alcohol / obat – obatan sejenisnya, jamu, merokok atau melakukan pencucian vagina

5. Riwayat Sosial
5.1 apakah kehamilan ini direncanakan/ tidak : Ya, direncanakan
5.2 Status Perkawinan : Menikah : Ya
Jumlah : 1 kali
Lama : 4 tahun

5.3 Susunan Keluarga yang tinggal dirumah
No Jenis Kelamin Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Keterangan
1.
2.
3. Laki - Laki
Perempuan 32 th
3 th Suami
Anak D3
- Wirasawasta
- Sehat
Sehat

5.4 Kepercayann yang pernah dianut keluarga : tidak ada

II. OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Keadaan Emosional : Stabil
4. TTV : TD : 100/60 mmhg R : 20 X/menit
N : 78 X/menit T : 36,5 oC
5 BB sebelum hamil : 44 Kg
BB setelah hami : 53 Kg
6. Tinggi Badan : 155 cm
7. LILA : 24 cm

B. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
a. Kepala : Kulit kepala : Bersih, tidak ada ketombe
Rambut : Hitam, tidak rontok

b. Muka : Kloasma Gravidarium: Tidak ada

c. Mata : Konjungtiva : Merah muda (an anemis)
Sklera : Putih (anikterik)

d. Hidung : Simetris : Ya
Pengeluaran : Tidak ada

e. Telinga : Simetris : Ya
Pengeluaran : Tidak ada

f. Mulut dan Gigi : Lidah : Bersih
Gigi dan Geraham : Tidak ada Caries


g. Dada : Payudara : Pembesaran : Ada
Putting susu : Menonjol dan bersih
Simetris : Ya, kanan dan kiri
Benjolan : Tidak ada
Pengeluaran : Belum ada

h. Abdomen : Pembesaran : Sesuai usia kehamilan
Bekas luka operasi : Tidak ada
Striae : Tidak ada
Linea : Nigra

i. Punggung dan Pinggang : Posisi punggung : Lordosis

j. Ekstremitas : Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada

k. Anogenital : Tidak dilakukan (namun Ibu mengatakan
keluar cairan putih berlendir tetapi tidak
gatal dan tidak berbau)

2. Palpasi
a. Muka : Edema :Tidak ada

b. Leher : Kel. Thyroid :Tidak ada pembengkakan
Kel. getah bening : Tidak ada pembengkakan

c. Abdomen : Pembesaran Lien dan Limpa: Tidak ada
Tumor : Tidak ada


d. Uterus
- Leopold I : TFU 3 jari di bawah PX (Mc. Donald : 29 cm). Pada bagian fundus teraba satu bagian besar, agak lunak, dan tidak melenting.
- Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba satu tahanan besar yang datar, rata, memanjang dari atas kebawah
: Bagian kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin
- Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba satu bagian bulat, keras, melenting
- Leopold IV : Konvergen
TBJ (Niswander) : 1,2 (TFU – 7,7) x 100 gr ± 150 gr
: 1,2 (29 – 7,7) x 100 gr ± 150 gr
: 2406 gr – 2706 gr

3. Auskultasi
a. Jantung : Normal, bunyi lup dup
b. Paru-paru : Normal, tidak ada ronchi dan wheezing
c. Uterus : DJJ : (+)
Frekuensi : 140 X/menit
Punctum maximum : 3 jari dibawah pusat sebelah kiri perut ibu

4. Perkusi
a. Nyeri ketuk punggung dan pinggang : Tidak ada
b. Refleks Patella : (+) , kanan dan kiri

C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Urine : Protein : Tidak dilakukan
Glukosa : Tidak dilakukan
2. Darah : Hb : 10, 2 gr %

III. ASSESMENT
• Diagnosa Ibu : Ibu G2 P1 A0
• Diagnosa Janin : Janin tunggal, hidup intrauterine, presentasi kepala
• Masalah : Tidak ada

IV. PLANNING
1. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang kondisi kehamilannya bahwa keadaan ibu baik dan kondisi janin juga dalam keadaan sehat
• Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan

2. Memberi tahu ibu mengenai tanda – tanda bahaya dalam kehamilan, yaitu:
- Pusing atau sakit kepala yang tidak hilang dengan istirahat
- Penglihatan kabur
- Bengkak pada kaki dan wajah
- Keluar darah tiba – tiba dari jalan lahir
- Sehingga bila terjadi salah satu hal diatas ibu dapat segera mendatangi tenaga kesehatan
• Ibu mengerti dan akan datang ke petugas kesehatan bila ia mengalami salah satu diatas

3. Menjelaskan pada ibu tanda – tanda persalinan, yaitu :
- Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek
- Keluar lendir bercampur darah
- Keluar air – air
Apabila ada tanda – tanda diatas muncul, maka ibu dapat segera mendatangi petugas kesehatan
• Ibu mengerti dan akan datang ke petugas kesehatan bila ia mengalami salah satu tanda persalinan yang dijelaskan




4. Mengajarkan pada ibu senam hamil untuk usia kehamilan > 35 minggu yaitu :
Latihan Pendahuluan ( 6 gerakan )
Latihan 1 :
- duduk tegak bersandar ditopang kedua tangan, kedua tungkai diluruskan dan dibuka sedikit seluruh tubuh lemas dan rileks
- gerakan kaki kiri jauh kedepan, kaki kanan jauh ke belakang, lalu sebaliknya gerakan kaki kanan jauh kedepan dan kaki kiri jauh kebelakang, lakukan masing – masing 8 kali
- gerakan kaki kanan dan kiri sama – sama ke kanan dan ke kiri
- gerakan kaki kanan dan kiri sama – sama ke arah dalam sampai ujung jari menyentuh lantai lalu gerakan kaki kerah luar, lakukan masing – masing 4 kali
- putar kedua kaki bersama – sama ke kanan dan ke kiri masing – masing 4 kali
Latihan 2 :
- duduk tegak kedua tungkai lurus dan rapat
- letakkan tungkai kanan diatas tungkai kiri, kemudian tekan tungkai kiri dengan kekuatan seluruh tungkai kanan sambil menghempaskan dinding perut bagian atas dan mengerutkan liang dubuur beberapa saat kemudian istirahat
- ulangi gerakan ini dengan tungkai kiri diatas tungkai kanan, lakukan masing – masing 8 kali

Latihan Inti ( 3 gerakan )
- Latihan Pembentukan Sikap Tubuh : berbaring terlentang, kedua lengan disamping badan dan bahu, letakkan dagu diats dada melihatlah kerah vulva. Lakukan sebanyak 8 kali dengan interval 2 menit
- Latihan Kontraksi dan Relaksasi : berbaring terlentang dengan kedua lengan disamping badan kedua kaki lurus, lemaskan seluruh tubuh lakukan pernafasan secara teratur dan berirama. Tegakkan seluruh otot tubuh dengan cara katupkan rahang, kerutkan dahi, tegakkan otot leher, kepalkan kedua tangan, tegangkan bahu, tegangkan otot – otot perut, kerutkan anus, tegangkan kaki dan tahan nafas. Setelah beberapa saat, kembali ke sikap semula dan lemaskan seluruh tubuh. Lakukan sebanyak 8 kali
- Latihan Pernafasan : tidur terlentang kedua lutut dipegang dengan kedua lengan ( posisi lititomi ) dan rileks, buka mulut sedikit dan bernafas nya sedalam – dalamnya, lalu tutup mulut. Latihan mengedang seperti buang air besar kerah bawah depan. Setelah mengedan kembali ke posisi semula. Lakukan sebanyak 4 kali dengan interval 2 menit

Latihan Penegangan dan Relaksasi ( 2 gerakan )
- Latihan Penegangan : berbaring miring ke arah punggung janin misalnya kekiri. Lutut kanan diletakkan kedepan lutut kiri dan keduanya ditekuk. Tangan kanan ditekuk kedepan badan dan tangan kiri dibelakang badan. Tenang, lemaskan seluruh badan, mata dipicingkan, hilangkan semua suara yang mengganggu, atasi tekanan. Lakukan selama 5 – 10 menit
- Latihan Relaksasi : tutup mata dan lemaskan seluruh persendian, lemaskan otot – otot badan termasuk muka, pilihlah tempat yang paling tenang atau tutuplah mata dan telinga pusatkan fikiran anda pada satu titik. Misalnya pada irama nafas. Posisi relaksasi adalah berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk atau berbaring miring.
• Ibu mengerti dan mengikuti gerakan senam dan akan mencoba dirumah

5. Memberikan obat – obatan yaitu tablet Fe dengan dosis 200mg 1x1/hari untuk membantu pertumbuhan sel darah merah sehingga dapat mencegah anemia, vitamin C 50mg 1x1/hari untuk membantu penyerapan Fe, dan Licokalk 500 mg 1x1/hari untuk memenuhi kebutuhan kalsium ibu dan janin

6. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu kemudian, dan segera datang jika ada keluhan, agar kehamilan ibu dapat dipantau sehingga jika terjadi komplikasi/masalah dapat segera diatas
• Ibu mengatakan akan melakukan kunjungan ulang 1 minggu kemudian dan segera datang jika ada keluhan


KUNJUNGAN II

Anamnesa Oleh : Margie Ayu Melia Novita
Tanggal : 6 April 2010
Pukul : 08. 00 wib

I. SUBJEKTIF
- Ibu mengatakan badannya pegal – pegal
- Ibu mengatakn gearakan bayinya aktif

II. OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Keadaan Emosional : Stabil
4. TTV : TD : 100/70 mmhg R : 20 X/menit
N : 78 X/menit T : 36,5 oC

B. Pemeriksaan Khusus Kebidanan
• Palpasi
- Leopold I : TFU 3 jari di bawah PX (Mc. Donald : 29 cm). Pada bagian fundus teraba satu bagian besar, agak lunak, dan tidak melenting.

- Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba satu tahanan besar yang datar, rata, memanjang dari atas kebawah
: Bagian kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin

- Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba satu bagian bulat, keras, melenting

- Leopold IV : Divergen
TBJ (Niswander) : 1,2 (TFU – 7,7) x 100 gr ± 150 gr
: 1,2 (32 – 7,7) x 100 gr ± 150 gr
: 2406-2706 GRAM

• Auskultasi
DJJ ( + ), punctum maksimum 3 jari dibawah pusat sebelah kiri perut ibu, frekuensi 132 x/menit

• Perkusi
Refleks Patella Positif ( + ) kanan dan Kiri

• Punggung dan Pinggang
Posisi punggung lordosis, tidak ada nyeri ketuk pinggang

• Ekstremitas
Tidak ada oedema, varises, kemerahan dan kekakuan otot dan sendi

III. ASSESMENT
Diagnosa Ibu : Ibu G2 P1 A0 Hamil 37 Minggu 4 Hari

Diagnosa Janin : Janin tunggal, Hidup intrauterine, presentasi kepla

IV. PLANNING
1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisi kehamilannya bahwa keadaan ibu baik dan kondisi janin juga dalam keadaan sehat
• Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan

2. Menjelaskan kepada ibu bahwa pegal – pegal di pinggang yang dialaminya adalah normal karena posisi badan ibu yang lebih condong kedepan karena perut yang mengalami pembesaran hingga otot – otot pinggang tertarik
• Ibu mengerti penjelasan yang diberikan

3. Menganjurkan ibu untuk tetap meminum obat dan multivitamin yang telah diberikan
• Ibu mengatakan akan tetap memakan obat – obat yang telah diberikan

4. Menganjurkan kepada ibu untuk memeriksakan diri kembali jika ada keluhan
• Ibu mengatakan akan memeriksakan diri jika ada keluhan

5. Mengajarkan ibu cara melakukan perawatan payudara, yaitu :
- beri kompres minyak pada puting susu selama 2 menit dengan kapas yang diberi minyak
- oleskan minyak / baby oil pada kedua telapak tangan
- letakkan tangan pada awal pemijatan dengan menutup payudara dibagian pinggir
- gerakkan tangan kedepan menuju aerola, menekan dengan kuatpada seluruh payudara
- gerakan ini diulang selama 5 – 10 menit
- pegang payudara dengan satu tangan dan kelenjar susu ditekan dengan tangan lain, ibu jari dan jari – jari yang lain dibawah
- diakhir pemijatan, puting susu ditarik keluar dengan jari selama 2 menit
- bersihkan puting susu dan seluruh payudara dengan handuk dan air hangat

6. Menjelaskan pada ibu tanda – tanda persalinan, yaitu :
- Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek
- Keluar lendir bercampur darah
- Keluar air – air
Apabila ada tanda – tanda diatas muncul, maka ibu dapat segera mendatangi petugas kesehatan
• Ibu mengerti dan akan datang ke petugas kesehatan bila ia mengalami salah satu tanda persalinan yang dijelaskan





























ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU BERSALIN
TERHADAP Ny. S DI BPS SULISTYANI
BANDAR LAMPUNG

Anamnesa Oleh : Margie Ayu Melia Novita
Tanggal : 06 April 2010
Pukul : 17.30 wib

KALA I

I. SUBJEKTIF
• Ibu mengatakan mulas- mulas yang semakin lama semakin sering dan semakin kuat sejak pukul 15.00 wib
• Ibu mengtakan keluar lendir sejak pukul 16.00 wib
• Ibu mengatakan dalam 10 menit merasakan mules yang lamanya kira-kira 35 detik, banyaknya 3 kali
• Ibu mengatakan belum berasa ingin mengedan, dan gerakan janinnya aktif

II. OBJEKTIF

A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Keadaan Emosional : Stabil
4. TTV : TD : 100/70 mmhg R : 20 X/menit
N : 78 X/menit T : 36,5 oC

B. Pemeriksaan Khusus Kebidanan
• Palpasi
- Leopold I : TFU 3 jari di bawah PX (Mc. Donald : 29 cm). Pada bagian fundus teraba satu bagian besar, agak lunak, dan tidak melenting.

- Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba satu tahanan besar yang datar, rata, memanjang dari atas kebawah
: Bagian kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin

- Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba satu bagian bulat, keras, melenting

- Leopold IV : Divergen

TBJ (Niswander) : 1,2 (TFU – 7,7) x 100 gr ± 150 gr
: 1,2 (32 – 7,7) x 100 gr ± 150 gr
: 2406-2706 gram

• Auskultasi
DJJ ( + ), punctum maksimum 3 jari dibawah pusat sebelah kiri perut ibu, frekuensi 142 x/menit

• HIS
Frekuensi 3x/10 menit, Lamanya 30-40 detik

• Pemeriksaan Dalam
Atas indikasi : untuk mengetahui apakah ibu sudah inpartu atau belum
Pukul : 17.30 wib
Oleh : Bidan
- Dinding Vagina : tidak ada sistokel dan rektokel
- Portio : Arah : searah jalan lahir
Konsistensi : Lunak
Pendataran : 60%
Pembukaan : 6 cm
- Ketuban : Positif
- Presentasi : Kepala
- Penunjuk : UUK
- Penurunan : H III
III. ASSESMENT
Diagnosa Ibu : Ibu G2 P1 A0 hamil aterm inpartu kala I Fase Aktif

Diagnosa Janin : Janin tunggal, hidup intrauterine presentasi kepala

Masalah : Tidak ada


IV. PLANNING
1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisi kehamilannya bahwa keadaan ibu baik dan kondisi janin juga dalam keadaan sehat
• Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan

2. Memantau kemajuan persalinan menggunakan partograf
• Persalinan terpantau dengan baik

3. Menghadirkan orang terdekat untuk menemani ibu saat bersalin
• Ibu ditemani oleh suaminya

4. Menganjurkan ibu untuk cukup makan dan minum agar ibu mempunyai tenaga yang cukup untuk mengedan
• Ibu sudah minum secangkir teh manis

5. Membantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman. Anjurkan ibu untuk berjalan ataupun jongkok jika ibu masih kuat. Namun jika tidak, anjurkan ibu untuk tidur dengan miring kekiri agar asupan O2 ke janin tetap lancar
• Ibu memilih posisi tidur miring kekiri

6. Menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan saat persalinan, seperti partus set, heating set, peralatan resusitasi, perlengkapan bayi, pakaian ibu, cairan dekontaminasi dan alat perlindungan diri
• Segala peralatan telah siap pakai

KALA II ( Pukul 20.15-20.40 wib )

SUBJEKTIF
- Ibu mengatakan rasa mulas dan sakit pinggang yang menjalar ke perut bagian bawah yang semakin sering
- Ibu mengatakan ingin mengedan

OBJEKTIF
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Compos Mentis
- Keadaan Emosional : Stabil
- TTV : TD : 110/70 mmhg R : 20 X/menit
N : 78 X/menit T : 36,5 oC
- Adanya dorongan ingin meneran, vulva membuka, perineum menonjol, anus mengembang

- Periksa dalam
Atas indikasi : untuk menilai kemajuan persalinan
Pukul : 20.15 wib
- Dinding Vagina : tidak ada sistokel dan rektokel
- Portio : Arah : searah jalan lahir
Konsistensi : Lunak
Pendataran : > 80 %
Pembukaan : Lengkap (10 cm)
- Ketuban : Negatif ( - )
- Presentasi : Kepala
- Penunjuk : UUK
- Posisi : UUK Depan
- Penurunan : H IV

- DJJ ( + ), frekuensi 140 x/menit
- HIS ( + ), frekuensi 4 x/10 menit, lamanya > 40 detik

ASSESMENT
Diagnosa Ibu : Ibu G2 P1 A0 hamil aterm inpartu kala II

Diagnosa Janin : Janin tunggal, hidup intrauterine presentasi kepala

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Dukungan dan Motivasi

PLANNING
1. Menjelaskan pada ibu tentang keadaannya dan janinnya dalam keadaan baik, pembukaan sudah lengkap maka ibu sudah siap untuk melahirkan
• Ibu mengerti penjelasan yang diberikan

2. Mengajarkan ibu cara mengedan yang baik dan benar sewaktu ada his, yaitu :
- Setiap ada his, kedua tangan ibu merangkul paha dengan mata membuka melihat perut
- Dagu ibu menyentuh dada, gigi beradu dan tidak bersuara selama mengedan
- Ibu beristirahat diantara kontraksi
• Ibu mengerti dan akan melaksanakannya

3. Memberikan ibu minum saat tidak ada his
• Ibu minum secangkir teh manis

4. Melakukan pertolongan persalinan dengan prosedur APN :
a. Melahirkan Kepala Bayi
Memimpin ibu mengejan saat kepala sudah tampak 5 – 6 cm didepan vulva, penolong meletakkan satu tangan dikepala bayi agar tidak terjadi defleksi maksimal, satu tangan lain menahan perineum agar tidak terjadi robekan. Setelah kepala bayi lahir, penolong mengusap muka bayi dengan kasa/kain bersih. Lalu memeriksa apakah ada lilitan tali pusat pada leher bayi.

b. Melahirkan Bahu dan Seluruh tubuh bayi
Setelah bayi melakukan putaran paksi luar, penolong menempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi ( secara biparietal ). Kemudian penolong mengarahkan kebawah untuk melahirkan bahu depan dan mengarhkan keatas untuk melahirkan bahu belakang. Lalu menyelipkan satu tangan ke bahu dan lengan bagian belakang bayi untuk menyangga kepala dan satu tangan laiin menyusuri badan bayi, dan lahirlah seluruh tubuh bayi.
c. Penanganan Bayi Baru Lahir
Meletakkan bayi diatas perut ibu dan segera membersihkan dan mengeringkan tubuh bayi kecuali pada bagian tangan. Menilai bayi yaitu, bayi menangis spontan, bayi bergerak aktif, dan warna kulit bayi kemerahan. Lalu menjepit dan memotong tali pusat. Kemudian segera mengganti handuk/kain yang basah dengan yang kering dan melakukan inisiasi menyusu dini ( IMD ) yaitu meletakkan bayi secara tengkurap didada ibu dan membiarkan bayi mencari puting susu ibunya.

KALA III ( pukul 20.40-20.50 wib )
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan perutnya terasa mulas
Ibu mengatakan lemas setelah melahirkan
Ibu merasa bahagia kaarena bayinya telah lahir selamat dan sehat

OBJEKTIF
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Compos Mentis
- Keadaan Emosional : Stabil
- TTV : TD : 100/70 mmhg R : 20 X/menit
N : 78 X/menit T : 36,5 oC
- Kandung kemih : Kosong
- TFU : 2 jari dibawah pusat
- Kontraksi Uterus : Baik
- Tali Pusat : Berada di vulva


ASSESMENT
Diagnosa : Ibu P2 A0
Kebutuhan : Penjelasan tentang rasa mulas

PLANNING
1. Melakukan Palpasi abdomen dan tidak ditemukan adanya janin kedua

2. Memberikan suntik Oxytocin 10 unit ( 1 ampul ) IM di 1/3 paha kanan atas bagian luar

3. Melakukan Perengangan Tali Pusat Terkendali
- Memindahkan klem sekitar 5 – 10 cm didepan vulva, saat ada his letakkan satu tangan di supra simfisis dan melakukan gerakan dorso kranial dan tangan lainnya menegangkan tali pusat searah jalan lahir
- Saat adanya semburan darah tiba – tiba, tali pusat memanjang dan uterus membulat maka itu tanda lepasnya plasenta
- Saat plasenta nampak didepan vulva, sambut dengan kedua tangan lalu keluarkan dengan diputar searah jarum jam secara perlahan
- Meletakkan kain diatas perut ibu lalu lakukan masase fundus sebanyak 15 kali dalam 15 detik
- Lalu periksa kelengkapan plasenta , dan periksa luka laserasi

• Plasenta lahir spontan pukul 20.50 wib, lengkap dengan selaput kotiledonnya, lalu memeriksa vulva dan vagina dan tidak terdapat luka laserasi

KALA IV ( pukul 21.50-22.50 wib )

SUBJEKTIF
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas

OBJEKTIF
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Compos Mentis
- Keadaan Emosional : Stabil
- TTV : TD : 100/70 mmhg R : 20 X/menit
N : 78 X/menit T : 36,5 oC
- Kandung kemih : Kosong
- TFU : 2 jari dibawah pusat
- Kontraksi Uterus : Baik
- Perdarahan : ± 100 cc

ASSESMENT
Diagnosa : Ibu P2 A0

Kebutuhan : Penjelasan tentang rasa mulas


PLANNING
1. Penjelasan pada ibu bahwa rasa mulas yang ia alami adalah normal dikarenakan proses involusi uteri
• Ibu mengerti penjelasan yang diberikan

2. Membersihkan dan Merapikan Ibu setelah bersalin
• Ibu sudah pakai baju bersih dan rapi

3. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum untuk memulihkan kondisinya
• Ibu sudah makan 1 prg nasi, ½ mangkuk sayur, 1 ptg ayam dan secangkir teh manis

4. Mengajarkan ibu untuk sering menyusui bayinya agar nutrisi bayi terpenuhi dan menimbulkan ikatan bathin antara ibu dan bayi selain itu untuk membantu kontraksi uterus
• Ibu mengerti penjelasan yang diberikan

5. Dekontaminasi alat – alat dan tempat bersalin
• Alat – alat sedang dalam proses dekontaminasi

6. Mengobservasi kondisi ibu setiap 15 menit pada satu jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua
• Tanda – tanda vital ibu dalam batas normal, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, TFU 3 jari dibawah pusat






















ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU NIFAS
TERHADAP Ny. S DI BPS SULISTYANI
BANDAR LAMPUNG

Anamnesa oleh : Margie Ayu Melia Novita
Tanggal : 7 April 2010
Pukul : 07.30 wib

I. SUBJEKTIF
- Ibu mengatakan mulas pada perutnya
- Ibu mengatakan lelah setelah m elahirkan
- Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan
- Ibu mengatakan bahwa asi nya sudah keluar
- Ibu mengatakan takut untuk BAK dan BAB

II. OBJEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Keadaan Emosional : Stabil
4. TTV : TD : 110/70 mmhg R : 20 X/menit
N : 80 X/menit T : 36,5 oC

B. Pemeriksaan Fisik
5. Inspeksi
a. Kepala : Kulit kepala : Bersih, tidak ada ketombe
Rambut : Hitam, tidak rontok

b. Muka : Kloasma Gravidarium: Tidak ada

c. Mata : Konjungtiva : Merah muda (an anemis)
Sklera : Putih (anikterik)
d. Hidung : Simetris : Ya
Pengeluaran : Tidak ada

e. Telinga : Simetris : Ya
Pengeluaran : Tidak ada

f. Mulut dan Gigi : Lidah : Bersih
Gigi dan Geraham : Tidak ada Caries

g. Dada : Payudara : Pembesaran : Ada
Putting susu : Menonjol dan bersih
Simetris : Ya, kanan dan kiri
Benjolan : Tidak ada
Pengeluaran : Kolostrum
h. Abdomen : Bekas luka operasi : Tidak ada
Konsistensi : Keras
Kandung Kemih : Kosong
Pembesaran Lien : Tidak ada
Pembesaran Liver : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada

i. Punggung dan Pinggang : Normal, tidak ada nyeri ketuk pinggang

j. Ekstremitas : Tidak ada oedema dan kekakuan sendi

3. Pemeriksaan Kebidanan
- Uterus
TFU : 3 jari dibawah pusat
Kontraksi : Baik

- Anogenital
Vulva : Warna kemerahan
Perineum : Ada luka laserasi
Anus : Tidak ada haemoroid
Pengeluaran pervaginam : Lochea Rubra

III. ASSESMENT
Diagnosa : Ibu P2 A0

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Konseling mengenai keadaannya saat ini

IV. PLANNING
1. Melakukan pemeriksaan Peurperium pada ibu dan memeriksa TTV
• TTV ibu dalam batas normal

2. Menjelaskan pada ibu tentang rasa mulas yang dialaminya adalah normal, menandakan bahwa kontraksi uterus yang baik sehingga mencegah terjadinya perdarahan
• Ibu mengerti penjelasan yang diberikan

3. Memberikan ibu makanan diit TKTP ( Tinggi kalori Tinggi Protein ) yang terdiri dari menu makanan seimbang seperti nasi, ikan , tempe, telur, ikan, sayur – sayuran, dan buah – buahan
• Ibu mengatakan akan makan makanan yang dianjurkan

4. Mengajarkan ibu senam nifas hari ke – 1, yaitu :
- Pernafasan Iga dengan gerakan : tarik nafas dalam dari hidung, usahakan rongga dada dan rongga perut tetap. Keluarkan udara perlahan – lahan dengan menggunakan otot perut tahan 3 – 5 detik, lakukan sebanyak 15 kali gerakan
- Gerakan Pergelangan Kaki dengan Gerakan : Kaki diputar kerah luar dan kearah dalam sebanyak 5 kali gerakan
- Latihan kontraksi otot perut dan otot bokong dengan gerakan : tundukan kepala kerutkan pantat kedalam sehingga lepas dari kasur, lepaskan perut sehingga punggungm menekan kasur kemudian lepaskan perlahan – lahan sebanyak 15 kali gerakan
• Ibu mengerti dan mengatakan akan mempraktekannya

5. Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat untuk membantu mengurangi rasa pegal dan lelah di badannya sehingga diharapkan kondisinya dapat segera membaik
• Ibu mengatakan akan istirahat
























NIFAS HARI Ke – 2

Anamnesa oleh : Margie Ayu Melia Novita
Tanggal : 8 April 2010
Pukul : 07.30 wib

SUBJEKTIF
Ibu mengatakan mulas nya semakin berkurang
Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan
Ibu mengatkan sudah bisa BAB dan BAK
Ibu mengatakn sudah jalan ke kamar mandi sendiri
Ibu mengatakn siang ini akan pulang ke rumah

OBJEKTIF
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Compos Mentis
- Keadaan Emosional : Stabil
- TTV : TD : 110/70 mmhg R : 20 X/menit
N : 80 X/menit T : 36,5 oC
- Pengeluaran Payudara : Kolostrum
- Kontraksi Uterus : Baik
- TFU : 3 jari dibawah pusat
- Anogenital : Perineum : ada luka jahit
Pengeluaran : Lochea Rubra
- Eliminasi : BAK : ( + ) sudah
BAB : ( + ) sudah

ASSESMENT
Diagnosa : Ibu P2 A0

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Penjelasan tentang kondisinya saat ini



PLANNING
1. Melakukan pemeriksaan Peurperium pada ibu dan memeriksa TTV
• TTV ibu dalam batas normal

2. Menjelaskan pada ibu tentang rasa mulas yang dialaminya adalah normal, menandakan bahwa kontraksi uterus yang baik sehingga mencegah terjadinya perdarahan
• Ibu mengerti penjelasan yang diberikan

3. Mengajarkan pada ibu senam Nifas hari Ke-2, yaitu :
( Sebelumnya telah melakukan gerakan hari pertama )
- Latihan Otot Perut dengan gerakan : angkat kepala hingga dagu menyentuh dada, lakukan sebanyak 5 kali gerakan
- Latihan Kaki dengan Gerakan : kedua lutut dibawah atau direbahkan kesamping kiri setengah rendah lalu ke tengah dan dibawa kembali kekanan, bahu tetap dikasur. Lakukan gerakan ini sebanyak 5 kali.
- Latihan untuk mengembalikan rahim pada posisi semula dengan gerakan : Tidur tengkurap dengan bantal menyangga perut bagian bawah dan satu bantal kecil menyangga punggung kaki, kepala menoleh kekiri atau kekanan, tangan diletakkan dibawah bantal dengan siku sedikit dibengkokkan. Pertahankan selama 5 menit sebanyak 4 kali gerakan.
- Latihan untuk menguatkan otot dada dengan gerakan : kedua tangan mendorong lengan kearah siku tanpa menggeser telapak tangan sampai otot dada terasa tertarik kemudian lepaskan, lakukan sebanyak 45 kali gerakan dan istirahat setiap 15 kali gerakan.
• Ibu mengerti dan mengikuti gerakan yang diberikan

4. Menjelaskan ibu tentang pentingnya Imunisasi pada bayi dan menganjurkan ibu untuk rutin mengimunisasi bayinya
• Ibu mengerti penjelasan yang diberikan


5. Mengajarkan ibu cara perawatab payudara, yaitu :
- Mengompres putting susu selama 2 menit
- Melakukan penijatan payudara dengan gerakan spiral, memutar dari dalam keluar atau sebaliknya
- Memijat putting susu kearah luar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk jika putting susu belum keluar
- Kompres payudara ibu dengan kompres hangat dan dingin sevara bergantian sebanyak 5 kali diakhiri dengan kompres hangat
• Ibu mengerti dan mengikuti apa yang telah dijelaskan

6. Menjelaskan tanda – tanda bahaya pada bayi baru lahir, yaitu :
- Pernafasan sulit atau > 60 x/menit
- Terlalu hangat > 37 oC atau terlalu dingin < 36 oC
- Hisapan bayi lemah atau banyak muntah
- Tali pusat merah, berdarah atau bau busuk
Apabila terjadi hal – hal demikian agar segera menuju ke pelayanan kesehatan terdekat
• Ibu mengerti dan akan segera datang ke tenaga kesehatan bila terjadi hal tersebut

7 . Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat agar kondisinya cepay pulih
• Ibu mengatakan akan istirahat

8. Mengajarkan ibu untuk menjaga kebersihan diri, yaitu : mandi 2 x sehari, mengganti pakaian jika basah dan kotor, mengganti pembalut minimal 3 x sehari, dan menjaga kebersihan alat genitalia
• Ibu mengatakan mengerti apa yang telah diajarkan


KUNJUNGAN I
POST PARTUM HARI KE – 7

Anamnesa oleh : Margie Ayu Melia Novita
Tanggal : 13 April 2010
Pukul : 16.30 wib

SUBJEKTIF
Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan keadaannya semakin membaik
Ibu mengatakan ASI lancar
Ibu mengatakan telah dapat beraktivitas kembali
Ibu mengatakn sehat dan tak ada keluhan lagi

OBJEKTIF
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Compos Mentis
- Keadaan Emosional : Stabil
- TTV : TD : 120/70 mmhg R : 24 X/menit
N : 80 X/menit T : 36,5 oC
- Pengeluaran Payudara : ASI
- Kontraksi Uterus : Baik
- TFU : Pertengahan Pusat - sympisis
- Anogenital : Perineum : luka jahitan mulai mengering
Pengeluaran : Lochea Sangiluenta
- Eliminasi : BAK : ( + ) sudah
BAB : ( + ) sudah

ASSESMENT
Diagnosa : Ibu P2 A0 Post Partum hari ke – 7

Masalah : tidak ada

Kebutuhan : Konseling pada ibu tentang ASI Eksklusif


PLANNING
1. Melakukan pemeriksaan peurperium pada ibu dengan memeriksa tanda – tanda vital, memeriksa payudara, kontraksi uterus, TFU dan lochea

2. Menjelaskan pada ibu tentang ASI Eksklusif, yaitu pemberian ASI pada bayi sejak lahir sampai 6 bulan tanpa diberikan makanan apapun. Dan ASI merupakan makanan utama bagi bayi yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung zat anti body, meningkatkan kecerdasan dan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi

3. Mengajarkan ibu tentang cara perawatan payudara yang baik, yaitu : payudara selalu dijaga kebersihannya dengan cara rajin mengganti BRA minimal 2 x sehari atau jika basah dan kotor. Kompres payudara dengan air hangat agar sirkulasi darah pada payudara lancar dan mencegah bendungan ASI, lakukan pemijatan payudara ( dari luar kearah puting susu ) terutama pada saat mandi

4. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi tinggi karena dalam masa menyusui dan dalam posrsi yang lebih banyak dari pada biasanya serta menganjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dan air untuk mencegah sembelit

5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dengan cara ibu tidur/istirahat ketika bayinya sedang tidur

6. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya menjaga kebersihan diri, terutama rutin untuk mengganti pembalutnya, rutin untuk mandi, menjaga kebersihan diri terutama kulit, rambut dan kuku, rutin mencuci tangan setelah beraktivitas terutama sebelum dan setelah kontak dengan bayi



6. Menjelaskan pada ibu pentingnya imunisaisi untuk mencegah berbagai penyakit pada bayinya. Jenis – jenis imunisasi yang wajib didapatkan oleh bayi yaitu 5 imunisasi dasar lengkap meliputi : Hep B 0 ( usia 0 – 7 hari ) , BCG ( usia 0 2 bulan ), DPT 1,2, dan 3 ( usia 3,4, dan 5 bulan ), Hep B 3 ( usia 6 bulan ), dan campak ( usia 9 bulan )

KUNJUNGAN II
POST PARTUM HARI KE – 14

Anamnesa oleh : Ayu Prameswari
Tanggal : 20 April 2010
Pukul : 16.30 wib

SUBJEKTIF
Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan keadaannya semakin membaik
Ibu mengatakn ASI lancar
Ibu mengatakan bekas luka jahitan telah kering

OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Compos Mentis
- Keadaan Emosional : Stabil
- TTV : TD : 120/80 mmhg R : 20 X/menit
N : 80 X/menit T : 36,5 oC
- Pengeluaran Payudara : ASI
- Kontraksi Uterus : Baik
- TFU : Tidak teraba
- Anogenital : Perineum : bekas jahitan kering
Pengeluaran : Lochea serosa
- Eliminasi : BAK : ( + ) sudah
BAB : ( + ) sudah

ASSESMENT
Diagnosa : Ibu P2 A0 Post Partum hari ke – 14

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Konseling KB


PLANNING
1. Melakukan pemeriksaan peurperium pada ibu dengan memeriksa tanda – tanda vital, memeriksa payudara, kontraksi uterus, TFU dan lochea

2. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi sesuai dengan menu makanan seimbang yang meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta anjurkan ibu untuk mengkonsumsi susu karena ibu membutuhkan nutrisi yang lebih banyak dari pada biasanya untuk dirinya dan bayinya

3. Menganjurkan ibu untuk tetap memperhatikan istirahatnya agar stamina ibu tetap terjaga

4. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya menjaga kebersihan diri, terutama rutin untuk mengganti pembalutnya, rutin untuk mandi, menjaga kebersihan diri terutama kulit, rambut dan kuku, rutin mencuci tangan setelah beraktivitas terutama sebelum dan setelah kontak dengan bayi

5. Memberikan Konseling pada ibu tentang penjarangan kehamilan melalui KB, macam – macam KB dan membantu ibu untuk memilih alat kontrasepsi yang tepat baginya

6. menganjurkan ibu untuk rutin memeriksakan keadaan kesehatn dirinya dan bayinya di pelayanan kesehatan terdekat




































ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA BAYI BARU LAHIR
TERHADAP BAYI Ny. S DI BPS SULISTYANI
BANDAR LAMPUNG

Anamnesa oleh : Margie Ayu Melia Novita
Tanggal : 6 April 2010

SUBJEKTIF
- Biodata Bayi
Nama : Bayi Ny. S
Tanggal Lahir : 6 April 2010, pkl 20.40 wib
Jenis Kelamin : Laki – laki
Anak Ke : Dua ( 2 )
Alamat : Jln. Perwira no.6 Terminal Induk Rajabasa

OBJEKTIF
• Riwayat Persalinan
- P2 A0
- Lama Persalinan : Kala I : 5 jam 15 menit
Kala II : jam 25 menit
Kala III : jam 10 menit
Kala IV : 2 jam menit
Lama : 7 jam 50 menit

- Waktu pecahnya ketuban : 20.10 wib
- Keadaan air ketuban : Jernih
- Penolong : Bidan
- Lilitan Tali Pusat : ada

• Penilaian awal
Keadaan air ketuban : Jernih
Menangis atau bernafas spontan : Ya, langsung menangis
Warna kulit : Kemerahan
Tonus otot : Aktif
Bayi cukup bulan : Ya, 40 minggu

• Keadaan Umum
Nadi : 124 x/menit
Respirasi : 40 x/menit
Suhu : 37 oC

• Ukuran Antropometri
PB : 50 cm
BB : 2800 gram
LK : 32 cm
LD : 30 cm

 Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
• Ubun-ubun besar : Rata
• Ubun-ubun kecil : Rata
• Moulage : Tidak ada
• Caput succedaneum : Tidak ada
• Cephal hematoma : Tidak ada
• Sutura : Ada, teraba

2. Mata
• Simetris : Ya, kanan dan kiri
• Conjungtiva : Merah muda (ananemis)
• Sklera : Putih (anikterik)
• Bulu mata : Normal
• Kotoran mata : Tida ada
• Strabismus : Tidak ada
• Pupil mata : Normal

3. Hidung
• Lubang hidung : Ada, kiri dan kanan
• Bulu hidung : Belum terlihat
• Pernafasan cuping hidung : Tidak ada
• Pengeluaran : Tidak ada

4. Mulut
• Simetris : Ya, kanan dan kiri
• Palatum : Normal, tidak ada palato schisis
• Bibir : Normal, tidak ada labio schisis
• Reflek menghisap : Ada, tetapi masih lemah
• Refleks rooting : Ada

5. Telinga
• Simetris : Ya, kanan dan kiri
• Lubang telinga : Ada, bersih
• Pengeluaran : Tidak ada

6. Leher
• Kepala bebas berputar : Ya
• Bendungan vena jugularis : Tidak ada
• Pembesaran kel. Tyrhoid : Tidak teraba
• Pembesaran kel. Getah bening : Tidak ada
• Reflek menelan : Ada ( + )

7. Dada
• Simetris : Ya
• Gerakan dada : Teratur
• Suiara nafas : Tidak ada ronchi dan wheezing
• Bunyi jantung : Teratur, bunyi lup dup

8. Perut
• Bentuk : Bulat, tidak ada benjolan atau acites
• Bising usus : Ada
• Tali pusat : Masih basah

9. Punggung, panggul, & bokong
• Fleksibilitas tulang punggung : Baik
• Tonjolan tulang punggung : Tidak ada
• Lipatan bokong : Ada
• Anus : Normal

10. Genitalia
• Skrotum : Ya, ada
• Testis : Ya 2 buah, sudah turun
• Lubang anus : ( + ) Ada
• Uretra : ( + ) Ada
• BAK Pertama : Tanggal 28 April 2010, pkl 05.00 wib
• BAB Pertama : Tanggal 28 April 2010, pkl 05.00 wib

11. Ekstrimitas
a. Tangan
• Pergerakan : Aktif
• Jari tangan kanan dan kiri : Lengkap
• Reflek menggenggam : Ada
• Reflek Morro : Ada




b. Kaki
• Pergerakan : Aktif
• Jari tangan kanan dan kiri : Lengkap
• Reflek berjalan : Ada
• Reflek Babinski : Ada

ASSESMENT
Diagnosa : Bayi Baru Lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Penanganan Bayi Baru Lahir


PLANNING
1. Melakukan penilaian pada bayi, yaitu : Bayi Bernafas spontan, warna kulit kemerahan, dan bayi bergerak aktif
• Bayi bernafas spontan, warna kulit kemerahan dan bergerak aktif

2. Pencegahan Hipotermi yaitu dengan membersihkan dan mengeringkan tubuh bayi dengan handuk, lalu ganti handuk yang basah dengan kain bersih dan kering, serta menghangatkan bayi
• Badan bayi dalam keadaan kering dan terbungkus dengan kain bersih dan kering dan bayi dihangatkan dalam pelukan ibunya

3. Pelaksanaan IMD, meletakkan bayi didada ibu ( Posisi tengkurap tanpa baju ) dengan badan ditutupi kain bersih dan penutup kepala, biarkan bayi mencari sendiri putting ibunya
• Bayi melakukan IMD



4. Memberi Vit K 0,1 mg Im pada paha kiri untuk mencegah perdarahan pada bayi baru lahir akibat defisiensi Vit K dan diberi salep mata erotromisin 1 % untuk mencegah infeksi pada mata bayi
• Bayi telah diberi Vit K dan salep Mata

5. Merawat tali Pusat dengan cara membungkus dengan kasa steril
• Tali pusat terbungkus dengan kasa steril

6. Melakukan Pemeriksaan Antropometri dan pemberian Identitas pada Bayi
• Bayi telah diperiksa dan diberi identitas

NEONATUS HARI KE – 2

Anamnesa oleh : Margie Ayu Melia Novita
Tanggal : 7 April 2010
Pukul : 07.30 wib

SUBJEKTIF
- Ibu mengatakan bayinya sudah menyusu dan menghisap dengan kuat
- Ibu mengatakan gerakan bayi aktif

OBJEKTIF
- Keadaan umum : Baik
- N : 126 x/menit
- R : 40 x/menit
- T : 36,5 oC
- Tali pusat : Masih basah
- Keadaan tubuh : Bersih
- Gerakan ekstrimitas : Aktif
- Tangisan : Kuat
- Daya menghisap : Kuat
- Refleks : Baik

ASSESMENT
Diagnosa : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan hari ke – 2

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Konseling Nutrisi Bayi




PLANNING
1. Menganjurkan ibu untuk rajin menyusui bayi agar kebutuhan Nutrisi Bayi terpenuhi
• Ibu mengerti dan akan rajin menyusui bayinya

2. Mengajarkan ibu cara menyusui yang baik dan benar, yaitu :
- Seluruh putting dan sebagian besar aerola harus masuk kedalam mulut bayi
- Posisi bayi menghadap ke ibu dengan telinga dan bahu terletak pada satu garis lurus
- Hidung bayi menempel pada payudara ibu
- Posisi Ibu dalam keadaan yang nyaman, punggung menyandar jika dalam posisi duduk, dan kaki tidak menggantung
- Sendawakan bayi setelah selesai menyusui
• Ibu mengerti dan akan menerapkan apa yang telah diajarkan

3. Merawat tali pusat dengan metode kering terbuka dengan cara tali pusat dibersihkan dan dikeringkan sampai benar – benar kering agar tidak terjadi infeksi
• Tali pusat sudah dirawat dengan baik

4. Menganjurkan ibu untuk rutin datang ke pelayanan kesehatan ibu dan anak, untuk melakukan penimbangan, pengisian KMS, pemantauan keadaan bayi, dan imunisasi
• Ibu mengatakan akan rutin ikut Posyandu


KUNJUNGAN I
NEONATUS HARI KE – 7

Anamnesa oleh : Margie Ayu Melia Novita
Tanggal : 13 April 2010
Pukul : 16.30 wib

SUBJEKTIF
Ibu mengatakan tali pusat sudah lepas
Ibu mengatakan bahwa bayinya menyusu dengan kuat
Ibu mengatakan BAK dan BAB bayi lancar
Ibu mengatkan bayi tidur nyenyak
Ibu mengatakan bayi telah imunisasi Hb 0 pada tanggal 11 april 2010

OBJEKTIF
- Keadaan umum : Baik
- N : 126 x/menit
- R : 40 x/menit
- T : 36,5 oC
- BB : 3000 gram
- Tali pusat : puput/ lepas
- Keadaan tubuh : Bersih
- Gerakan ekstrimitas : Aktif
- Tangisan : Kuat
- Daya menghisap : Kuat
- Nutrisi : ASI, frekuensi 9 – 10 x/hari
- Istirahat : Bayi tidur 18 – 20 jam/hari
- Refleks : Baik
- BAB : Frekuensi 3 – 4 x/hari, warna kuning
- BAK : Frekuensi 7 – 8 x/hari, warna kuning jernih

ASSESMENT
Diagnosa : Neonatus cukup bulan sesuai usia kehamilan Hari ke – 7

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Konseling pemenuhan Nutrisi Bayi
PLANNING
1. Melakukan Pemeriksaan pada bayi, dan tanda – tanda vital bayi dalam keadaan normal

2. Menjelaskan kembali pada ibu tentang pentingnya ASI Eksklusif, dan menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin agar kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi sehingga tumbuh kembang bayi menjadi optimal

3. Menjelaskan kembali pada ibu tentang tanda dan bahaya pada bayi dan segera datang ke petugas kesehatan bila terjadi hal demikian

4. Mengajarkan Ibu untuk selalu menjaga kebersihan bayinya yaitu dengan mandi 2x sehari, mengganti pakaian bayi setiap habis BAB/BAK, ataupun jika kotor dan basah

5. Menganjurkan ibu untuk rutin datang ke pelayanan kesehatan ibu dan anak, untuk melakukan penimbangan, KMS, dan Pemberian Imunisasi










KUNJUNGAN II
NEONATUS HARI KE – 14

Anamnesa oleh : Margie Ayu Melia Novita
Tanggal : 20 April 2010
Pukul : 16.30 wib

SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayi nya sehat dan bergerak aktif
Ibu mengatakan bayi menetek dengan kuat
Ibu mengatakan bayi tidak rewel dan sehat
Ibu mengatakan bayinya tidak betah lagi dibedong terlalu lama

OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
- N : 126 x/menit
- R : 40 x/menit
- T : 36,5 oC
- Tali pusat : sudah lepas dan kering
- Keadaan tubuh : Bersih
- Gerakan ekstrimitas : Aktif
- Tangisan : Kuat
- Daya menghisap : Kuat
- Nutrisi : ASI, frekuensi 9 – 10 x/hari
- Istirahat : Bayi tidur 18 – 20 jam/hari
- Refleks : Baik
- BAB : Frekuensi 3 – 4 x/hari, warna kuning
- BAK : Frekuensi 7 – 8 x/hari, warna kuning jernih

ASSESMENT
Diagnosa : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan, hari ke – 14

Kebutuhan : Konseling Imunisasi

PLANNING
1. Melakukan Pemeriksaan pada bayi, dan tanda – tanda vital bayi dalam keadaan normal

2. Menganjurkan ibu untuk rutin datang ke pelayanan kesehatan ibu dan anak, untuk melakukan penimbangan, KMS, dan Pemberian Imunisasi

3. Menjelaskan pada ibu pentingnya imunisaisi untuk mencegah berbagai penyakit pada bayinya. Jenis – jenis imunisasi yang wajib didapatkan oleh bayi yaitu 5 imunisasi dasar lengkap meliputi : Hep B 0 ( usia 0 – 7 hari ) , BCG ( usia 0 2 bulan ), DPT 1,2, dan 3 ( usia 3,4, dan 5 bulan ), Hep B 3 ( usia 6 bulan ), dan campak ( usia 9 bulan )

4. Menjelaskan kembali pada ibu tentang pentingnya ASI Eksklusif, dan menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin agar kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi sehingga tumbuh kembang bayi menjadi optimal

5. Mengajarkan Ibu untuk selalu menjaga kebersihan bayinya yaitu dengan mandi 2x sehari, mengganti pakaian bayi setiap habis BAB/BAK, ataupun jika kotor dan basah














ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PADA IBUCALON AKSEPTOR KB
DI BPS SULISTYANI
BANDAR LAMPUNG

Anamnesa oleh : Margie Ayu Melia Novita
Tanggal : 9 mei 2010
Pukul : 17.00 wib

I. SUBJEKTIF
- Ibu mengatakan ingin mengetahui alat kontrasepsi yang tepat baginya dan sesuai keadaannya saat ini
- Ibu mengatakan sebelum ia hamil anak keduanya ini ia menggunakan KB suntik

Riwayat Menstruasi
• Menarche : 14 tahun
• Siklus : 30 hari
• Lamanya : 5 – 6 hari
• Banyaknya : 2 – 3 kali ganti pembalut setiap hari
• Dismenorhea : tidak ada

Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
No Tgl/Thn Prslnn Tmpt Prslnn Usia Khmln Jenis Prslnn Penolong Penyulit Anak Ket
JK BB PB
1.

2. 2007

Hamil ini BPS aterm spontan bidan - P 3000 gr 50 cm sehat

Riwayat Penyakit yang pernah atau sedang diderita
• Jantung : tidak ada
• Hipertensi : tidak ada
• Hepar : tidak ada
• Diabetes Melitus : tidak ada
• HIV/AIDS : tidak ada
• Malaria : tidak ada

II. OBJEKTIF
A. PEMERIKSAAN UMUM
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. TTV : TD : 110 / 70 mm Hg R : 20 x / menit
N : 80 x / menit T : 36,5 0C
4. Tinggi badan : 155 cm
5. BB sebelum hamil : 45 kg
BB sekarang : 50 kg

B. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kepala
Rambut : Hitam dan tidak rontok
Kulit kepala : bersih (tidak ada ketombe)

b. Mata
Kelopak Mata : tidak ada oedema
Konjungtiva : merah muda (ananemis)
Sklera : putih (anikterik)
c. Mulut dan gigi
Lidah : bersih
Gigi dan geraham : bersih, tidak ada caries
Gusi : tidak ada tanda-tanda peradangan

d. Leher
Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
Kelenjar getah bening : ada pembesaran
Vena jungularis : tidak ada bendungan

e. Dada
Jantung : normal, bunyi lup dup
Paru-paru : tidak ada ronchi dan wheezing
Payudara
Simetris : ya, kanan dan kiri
Pembesaran : normal
Putting susu : menonjol
Pengeluaran : ada, ASI
Rasa nyeri : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Hiperpigmentasi : ada, pada daerah areola

f. Abdomen
Bekas luka operasi : tidak ada
Konsistensi : normal
Acites : tidak ada
Benjolan : tidak ada

g. Ekstremitas
Oedema : tidak ada
Kekakuan otot dan sendi : tidak ada
Varises : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
h. Anogenital
Vulva vagina : normal
Perineum : ada luka jahitan
Varices : tidak ada
Rasa nyeri sekitar vagina : tidak ada
Anus : tidak ada haemorhoid
Periksa dalam : tidak dilakukan

C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Urin : Protein : Tidak dilakukan
Glukosa : Tidak dilakukan
2. Darah : Hb : Tidak dilakukan

III. ASSESMENT
Diagnosa : Ibu P2 Ao calon akseptor KB

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Konseling tentang berbagai macam alat kontrasepsi KB yang bisa digunakan oleh ibu beserta efek sampingnya

PLANNING
1. Melakukan pemeriksaan umum ibu
• TTV ibu dalam batas normal

2. Memberikan penjelasan / konseling pada ibu tentangalat kontrasepsi secara umum untuk kemudian memilih salah satu alat kontrasepsi yang meliputi :
- Jenis kontrasepsi
- Keuntungan kontrasepsi
- Kerugian kontrasepsi
- Efek samping kontrasepsi
- Waktu yang tepat ntuk penggunaan kontrasepsi
3. Membantu ibu memilih salah satu alat kontrasepsi yang ibu dan suami anggap cocok dengan keadaan ibu.
• Ibu dan suami setuju memiih alat kontrasepsi suntik 3 bulan.
4. Menjelaskan pada ibu kapan waktu yang tepat untuk Ber-KB yaitu sebelum hari ke – 40 masa nifas atau segera setelah mendapat haid
• Ibu mengerti penjelasan yang diberikan
5. Menjelaskan pada ibu tentang cara penggunaan KB suntik 3 bulan, yaiitu disuntikkan secara IM di 1/3 bokong bagian atas setiap 3 bulan sekali.
• Ibu mengerti penjelasan cara penggunaan KB suntik 3 bulan
6. Memberikan konseling pada ibu tentangcara kerja, keuntungan dan efek samping penggunaan KB suntik :
- Cara kerja Depo Progestin adalah menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi, menghambat transportasi gamet oleh tuba.
- Keuntungan : sangat efektef, tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri, tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius pada penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak berpengaruh pada produksi ASI, dapat dipakai oleh perempuan berusia >35 tahun sampai premenopause.
- Efek samping : sering ditemukan gangguan haid, yaitu siklus haid memendek, perdarahan banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur (spotting), tidak haid sama sekali, dan permasalahan pada berat badan merupakan efek samping yang paling sering, terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
• Ibu mengerti penjelasan yang diberikan, dan tetap memutuskan akan memakai alat kontrasepsi suntik 3 bulan
7. Menjelaskan kepada ibu untuk kembali lagi sesuai jadwal yang telah ditetapkan
• Ibu mengerti penjelasan yang diberikan, dan akan kembali lagi tanggal 2 agustus 2010

PEMBAHASAN
Asuhan kebidanan komprehensif ini dilaksanakan di BPS Sulistyani Amd.Keb, Ny.S berusia 26 tahun menikah dengan Tn. E kira- kira 4 tahun yang lalu. Tn.E berusia 32 tahun bekerja sebagai wiraswasta. Ini merupakan kehamilan ke duanya dan tidak pernah mengalami keguguran, serta jumlah anak hidup 1 orang.
1. Pembahasan kehamilan
Pada tanggal 1 april 2010, Ny.S dating ke BPS Sulistyani untuk pemeriksaan kehamilan rutin. Kemudian dilakukan pengkajian, anamnesa, dan pemeriksaan kehamilan. Hal tersebut dilakukan dalam menentukan kondisi obstetric yang dihadapi apakah dalam keadaan gawat darurat atau tidak harus dilakukan pemeriksaan secara sistematik meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, umum, dan pemeriksaan obstetric.
( Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal : 61 )
Didapatkan hasil dengan HPHT 15 juli 2009 dan TP 24 April 2010. menurut hukum naegel dengan siklus 30 hari ( Obstetri Fisiologi : 127 )
Dilakukan pemeriksaan ANC, didapatkan hasil TD : 100/60 mmhg, R : 20 X/menit, N : 78 X/menit, T : 36,5 oC. Pada hasil pemeriksaan abdomen didapatkan TFU 3 jari di bawah PX (Mc. Donald : 29 cm). Pada bagian fundus teraba satu bagian besar, agak lunak, dan tidak melenting. Bagian kiri perut ibu teraba satu tahanan besar yang datar, rata, memanjang dari atas kebawah. Bagian kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin. Pada bagian bawah perut ibu teraba satu bagian bulat, keras, melenting. Tafsiran berat janin 2406 gr – 2706 gr. DJJ (+), dengan Frekuensi 140 X/menit, 3 jari dibawah pusat sebelah kiri perut ibu

Tindakan pelayanan yang dilakukan dengan standar 7 T yaitu
- Ukur TD
- Timbang berat badan
- Imunisasi TT
- Beri tablet Fe
- Temu wicara
- Tes PMS
( Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal : 90 )
Semua sudah sesuai teori, hanya saja pemeriksaan tes PMS tidak dilakukan karena tidak ada indikasi tertentu.
Hasil pemeriksaan ndidapatkan diagnosa
• Diagnosa Ibu : Ibu G2 P1 A0
• Diagnosa Janin : Janin tunggal, hidup intrauterine, presentasi kepala

Ibu mengeluh pegal pada daerah pinggang, hal ini merupakan sesuatu yang wajar pada kehamilan lanjut, karena berat badan pindah ke depan disebabkan perut yang membesar. Hal ini diimbangi dengan lordose yang berlebih dan sikap ini dapat menimblkan spasmus dari otot pinggang ( Obstetri Fisiologi : 215 )
Hal yang harus dilakukan adalah memberikan penyuluhan dan mengajarkan senam hamil serta anjuran istirahat yang cukup
Selain itu anjuran pemenuhan nutrisi pada ibu hamil juga harus diberikan. Ibu hamil memerlukan perhatian mengenai susunan dietnya, zat- zat seperti karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin, mineral, klasium, fosfor, atau zat besi yang dibutuhkan untuk kesehtan ibu dan janin.
Selalu mengkonsumsi sayur- nsayuran dan buah yang berwarna meah karena mengandung nilai gizi yang tinggi ( Sinopsis Obstetri : 59 )
Pada tanggal 6 April 2010, dilakukan pemeriksaan yang kedua, pada pemeriksaan iin tetap disarankan seperti pada pemeriksaan pertama, penjelasan mengenai tanda bahaya pada kehamilan dan tanda- tanda persalinan sperti
- his yang teratur dan semakin sering timbulnya
- kalau dibawa jalan makan nyeri akan timbul
- keluar lendir bercampur darah dari kemaluan
- keluar cairan banyak dari aluan
selain itu, menganjurkan ibu untuk kembali 1 minggu berikutnya, atau sewaktu- waktu jika ada keluhan. ( Obstetri Fisiologi : 215 )
2. Pembahasan Persalinan
Ny. S datang tanggal 6 april 2010 pukul 17.30 dengan keluhan mulas yang semaikn sering sejak pukul 15.00 wib. Keluar lendir sejak 16.00 wib, dan belum keluar air- air.
Dilakukan pengkajian pada ibu dengan hasil TD : 100/70 mmhg, R : 20 X/menit, N : 78 X/menit, T : 36,5 oC. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hasil TFU 3 jari dibawah px, punggung janin berada disebelah kiri perut ibu dengan presentasi kepala, dan kepala sudah masuk PAP. TFU 29 cm, dan TBJ 2406-2706 gram.
Pengkajian ini sesuai dengan teori, apabila seorang ibu hamil hendak melahirkan, pengkaian awal perlu dilakukn untuk menentukan apakah persalinan sudah waktunya. Apakah kondisi ibu dan bayinya normal, melakukan pemeriksaan umum, pengkajian fisik, pemeriksaan kebidanan, dan menangani penyulit yang mungkin dijumpai dalam persalinan nanti. ( Asuhan Persalinan Normal 2007 )
c. Tanda-tanda persalinan :
1. Timbulnya his persalinan ialah his permulaan dengan sifat sebagai berikut
 Nyeri melingkar dari punggung memancar keperut bagian depan.
 Teratur.
 Makin lama makin pendek ,intervalnya dan makin kuat.
 Jika dibawa berjalan bertambah kuat.
 Mempunyai pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks.
2. Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir atau blood swow, hal ini terjadi karena terlepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim pada saat pendataran serviks sehingga beberapa kapiler terputus.
3. Keluarnya cairan banyak dengan tiba-tiba dari jalan lahir hal ini terjadi kalau ketuban pecah atau selaput janin robek, ketuban biasanya pecah kalau pembukaan lengkap atau hampir lengkap.
KALA I
Pada pemeriksaan didapatkan hasil pembukaan 6 cm, ketuban belum pech, presentasi kepala, penunjuk UUK, posisi UUK depan, tidak ada molase, HIII, kekuatan his ibu 3x/ 10 menit, lamanya 30-40 detik.
Berdasarkan hal tersebut didapatkan diagnosa
• Diagnosa Ibu : Ibu G2 P1 A0 hamil 37 minggu 4 harui inpartu kal 1 fase aktif
• Diagnosa Janin : Janin tunggal, hidup intrauterine, presentasi kepala
Penjelasan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan, bayi dalam keadaan sehat, DJJ baik. Memebrikan semangat serta dorongan emosional.( APN Revisi 2007 )
Memantau kemajuan dengan patograf. Hasil tidak leawat garis waspada ( ibu dalam keadaan normal ).
Menganjurkan ibu untuk makan makanan ringan yang cukup selama persalinan akan memberi banyak energi dan mencegah dehidrasi. Dehidrasi bisa memperlambat kontraksi dan atau membuat kontraksi tidak teratur. Mengajarkan kepada keluarga teknik relaksasi seperti massase punggung, posisi tidur miring, bersandar pada suami,dll ( APN Revisi 2007 : 52 )
KALA II
Ibu mengatakan ingin BAB, ingin mengedan, keluar air- air dari kemaluannya pada pukul 20.15 wib, his semakin sering dan kuat. Kemudian dilakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan. Serviks tidak teraba, pembukaan 10 cm, presentasi belakang kepala, penunjuk UUK, posisi UUK depan, penurunan hodge III+. Adanya tanda- tanda persalinan yaitu dorongan untuk mengedan, tekanan dari anus, perineum menonjol, vulva membuka. His +, frekuensi 4x/ 10 menit, lamanya > 40 detik. DJJ + dengan frekuensi 140x/menit, punctum maksimum 2 jari bawah pusat sebelah kiri perut ibu.
Hal ini sesuai dengan teori kala II pada multipara berlangsdung 0,5-1 jam dan pada nulipara 1,5-2jam. Kala ini dimulai dari pembukaan lengkap hingga keluarnya bayi. ( Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal : 100 )
• Diagnosa Ibu : Ibu G2 P1 A0 hamil 37 minggu 4 harui inpartu kala II
• Diagnosa Janin : Janin tunggal, hidup intrauterine, presentasi kepala
Hal ini sesuai dengan tiga pedoman dalam mencatat diagnosis kebidanan yaitu
- diagnosa kebidanan sama dengan diagnosa medis
- masalah diidentifikasi masalah sesuai dengan data subjektif dan objektif
- kebutuhan disesuaikan dengan kebutuhan saat ini
( Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal : 100 )
Memberikan dukungan dan anjuran kepada suami serta anggota keluarga lain untuk mendampingi ibu selama persalinan. Anjuran mereka berperan aktif dalam mendukung dan mengenali berbagai upaya yang mungkin sangat membantu kenyamanan ibu ( APN Revisi 2007 : 52 ).
Kemudian menolong persalinan dengan APN. Hal ini sesuai dengan APN Revisi 2007
- posisi ibu saat melahirkan
- pencegahan laserasi
- melahirkan kepala
- melahirkan bahu
- melahirkan seluruh tubuh bayi
- memotong dan menjeppit tali pusat
KALA III
Ibu mengatakan perutnya terasa mulas, ibu mengatakan lemas, dan lelah setelah melahirkan. Bayi lahir spontan pukul 20.40 wib. Jenis kelamin laki- laki, BB 2800 gram, panjang badan 50 cm.
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, dan keadaan emosional stabil. TD 100/70 mmhg, nadi 78 x/menit, pernafasan 20 x/ menit, suhu 36,5 c. Kontraksi uterus baik, TFU sepusat. Hal ini sesuai dengan teori kala III persalinan, uterus teraba keras, otot uterus berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Karena tempat perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukukran plasenta tidak berubah, maka plasenta akan terlipat, menebal, dan kemudian lepas dari dinding uterus. ( APN Revisi 2007 : 123 )
Tanda- tanda lepasnya plasenta
- perubahan tinggi dan bentuk uterus
- tali pusat memanjang
- semburan darah mendadak dan singkat.
• Diagnosa Ibu : Ibu P2 A0 kala III
Kemudian menyuntikkan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas bagian luar, melakukan peregangan tali pusat, dan melakukan dorso kranial. Setelah plasenta tampak di depan vulva, tangkap plasenta dan pilin swearah jarum jam. Melakukan masase uterus dan melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta. Dan melakukan pemeriksaan perineum apakah ada robekan atau tidak.
KALA IV
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas, dan senang perasaannya karena bayi lahir normal. Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, dan keadaan emosional stabil. TD 100/70 mmhg, nadi 78 x/menit, pernafasan 20 x/ menit, suhu 36,5 c. TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong, kontraksi uterus baik dan uterus teraba bulat. Perdarahan normal 150 cc.
Perut mulas pada post partum akibat kontraksi uterus ( 2-3 hari post partum ). Perasaan mules ini terutama aka tersa ketika wanita sedang menyusui, perasaan sakit itupun timbul bila masih terdapat sissa plasenta, atau gumpalan darah dalam cavum uteri. ( Ilmu Kebidanan : 240 )
Hal yang dilakukan mengobservasi keadaan umum, TTV, mengajarkan ibu cara masase uterus untuk mempertahankan kontraksi uterus tetap baik dan mencegah perdarahan. Menjelaskan kepada ibu untuk tetap menyusui bayinya sedini mungkin, mengajarkan ibu mobilisasi sedini mungkin, dan mendekontaminasi alat- alat dan tempat habis bersalin agar steril sehingga pasien dan penolong trerxegah dari infeksi.
Selama 2 jam pasca persalinan ( APN Revisi 2007 : 139 )
- pantau TTV, TFU, kandung kemih, perdarahan yang keluar setiap 15 menit pada 1 jam pertama, dan 30 menit pada 1 jam berikutnya.
- Massase uterus untuk membuat kontraksi menjadi lebih baik setiap 15 menit pada 1 jam pertama, dan setiap 30 menit pada 1 jam berikutnya.
- Pantau temperatur, suhu selama 2 Jam pertama setelah persalinan.
- Nilai perdarahan.

Setelah persalinan, dekontaminasikan dengan larutan klorin 0,5%, cuci dengan deterjen dan bilas dengan air bersih.

3. Pembahasan Nifas
Ibu P2A0 mengatakan perutnya mules, ASI sudah keluar, dan masih nyeri pada luka bekas jahitan. Pada pemeriksaan didapatkan hasil TD 100/70 mmhg, nadi 78 x/menit, pernafasan 20 x/ menit, suhu 36,5 c. TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong, kontraksi uterus baik dan uterus teraba bulat.. anogenital didapatkan hasil vulva merah kebiruan, perdarahan dalam batsa normal, pengeluaran pervaginam lochea rubra.
Pemeriksaan postnatal meiputi
- keadan umum
- keadaan payudara dan puting
- keadaan perineum
- kandung kemih apakah ada sistokel dan rektokel
- rectum
- apakah ada flour albus
- keadaan serviks dan perineum
Diagnosa ibu : Ibu P2A0 post partum hari pertama
Tindakan yang dilakukan yaitu menganjurkan ibu untuk beristirahat apabila bayinya sedang tidur, memberikan ibu makan dan minum dengan gizi seimbang, memnberikan penjelasan kepada ibu bahwa nyeri yang dialami adalah wajar diakrenakan ada luka jahitan. Mengajarkan ibu personal hygine yang baik, mengajarkan ibu untuk melakukan perawatan heating, perawatan payudara, dan memberikan ASI eksklusif pada bayi. Serta memberikan obat amoxilin 500 mg 3x1, paracetamol 500 mg 3x1, dan Fe 1x1
4. Pembahasan Bayi Baru Lahir
Pada tanggal 6 April 2010 pukul 20.40 wib bayi lahir spontan dengan jenis kelamin laki- laki, berat badan 2800 gram, panjang badan 50 cm. Proses persalinan berlangsung 7 jam 50 menit, terdapat penis, skrotum, dan testis. Nadi 120 x/menit, respirasi 42 x/menit, suhu 36,4 c. Kemudian lakukan pentalaksanaan bayi baru lahir yaitu keringkan tubuh bayi, pertahankan suhu tubuh bayi, bersihkan jalan nafas, dan ikat tali pusat.
Diagnosa bayi : bayi baru lahir cukup bulan sesuai masa keamilan.
Tindakan yang dilakukan yaitu mempertahankan suhu tubuh bayi dengan membedong bayi, meletakkan bayi ditempat yang hangat, serta mengganti popok bayi bila basah. Melakukan perawatan tali pusat dengan metode kering terbuka, membantu ibu memberikan ASI kepada bayinya dengan posisi setengah duduk, melakukan rooming in, dimana bayi dan ibu berada dala satu ruangan.
Pemberian ASI sedini mungkin dan eksklusif. Bayi baru lahir harus mendapat ASI dalam waktu 1 jam setelah lahir. Pemberian ASI dapat memberikan kekebalan pasif yang segera kepada bayi melelui kolostrum dan merangsang kontraksi uterus.
Salep mata tetrasiklin berfungsi mencegah infeksi, dan dapat diberikan setelah ibu memberikan ASI kepada bayi.upaya profilasksis ini tidak efektif jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran.
5. Pembahasan KB

Ibu P2A0 datang ke BPS Sulistyani pada tanggal 9 Mei 2010. ibu memiliki riwayat persalinan yang pertama pada tahun 2007, dan yang kedua pada tahun 2010. riwayat menstruasi ibu yaitu menrache 14 tahun, siklus 30 hari, lamanya 5-6 hari, tidak dismenorhes, sifat darah cair, banyaknya 2-3 kali ganti pembalut.
Ibu mengatakan tidak perbah menderita penyakit seperti jntung, DM< hipertensi, asma, kanker/ tumor.
Pada pemeriksaan didapatkan hasil TD 100/70 mmhg, nadi 78 x/menit, pernafasan 20 x/ menit, suhu 36,5 c. Pada pemeriksaan anogenital vulva vagina berwarna kebiruan, pengeluaran pervaginam lochea alba. Kemudian menjelaskan kepada ibu macam- macam alat kontrasepsi, dan konseling KB meliputi jenis kontrasepsi, keuntungan, kerugian, serta efek samping yang mungkin terjadi.
Hal ini sesuai dengan langkah konseling KB yaitu SATU TUJU
Ibu mengatakan ingin berKB suntik 3 bulan.
Diagnosa Ibu : Ibu P2A0 post partum hari ke 35 calon akseptor KB
Setelah itu memberikan penjelasan ulang tentang KB yang akan dipilih. KB suntik 3 bulan tidak akan mempengaruhhi produksi ASI, jadi baik digunakan oleh ibu yang masih menyusui.
Memberitahu ibu untuk suntik ulang pada tanggal 2 agustus 2010

BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Secara umum pelayanan asuhan kebidanan pada Ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB yang dilakukan telah baik. Namun ada sedikit yang perbedaan yang bisa dijadikan bahan perbandingan baik buruknya untuk diterapkan di kemudian hari.

5.2 SARAN
Diharapkan masalah yan timbul dapat diatasi denganm baik dan cepat agar tidak menimbulkan masalah yang berat di kemudian hari dan para Ibu dapat merasakan manfaat dari asuhan-asuhan yang dilakukan terutama asuhan yang diberikan oleh mahasiswa Kebidanan Tamjug Karang. Oleh karena itu, mahasiswa harus benar-benar menguasai asuhan kebidanan yang akan diterapkan di masyarakat nanti.
















DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI. 2002. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : DEPKES RI

Hartanto, Hanafi. 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta : EGC

Manuaba, Ida Bagus Gde, dll. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 1997. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Prawirohardjo, Sarwono. 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Prawirohardjo, Sarwono. 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Winkjosastro. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka