Rabu, 02 Juni 2010

ASKEB FISIOLOGI

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS

KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR, DAN BALITA SEHAT


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktik Klinik Kebidanan (PKK I) dan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian semester IV



OLEH :
MARGIE AYU MELIA NOVITA
07.241.024
TK II REGULER



















DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES DEPKES TANJUNG KARANG
JURUSAN KEBIDANAN TANJUNG KARANG
2009

KATA PENGANTAR

Penulis senantiasa bersyukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan studi kasus Asuhan Kebidanan Fisiologis ( Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir, dan Balita Sehat ) ini dengan baik dan tepat waktu.

Laporan ini di susun untuk memenuhi syarat mengikuti ujian semester IV pada Prodi kebidanan Tanjung Karang

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu penyusunan laporan ini, antara lain kepada :
1. Ibu Hj. Diana Metti, Amd.Keb, S.Pd, MMKM selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkkes Depkes Tanjung Karang.
2. Ibu Rosmadewi, S.Pd, SST selaku ketua Program Studi Kebidanan Tanjung Karang
3. Ibu Yusari Asih selaku pembimbing kasus
4. Ibu Yeyen Putriana selaku pembimbing lahan praktek
5. Ibu Hj. Kartini, MS selaku pembimbing lahan praktek
6. Orang tua, keluarga, dan saudara yang telah memberi dukungan baik moril dan spiritual
7. Teman- teman seangkatan dan semua pihak yang telah membantu
Mudah- mudahan semua bantuan yang diberikan, baik itu bimbingan, dukugan, dan perhatian, mendapat imbalan dari Alllah SWT

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan penyusunan laporan yang akan datang.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa Prodi kebidanan Tanjung Karng pada khususnya.
Bandar Lampung, Juli 2009

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Alokasi Waktu dan Tempat
D. Metode

BAB II LANDASAN TEORI
A. Kehamilan Fisiologis
B. Persalinan Fisiologis
C. Nifas Fisiologis
D. Bayi baru Lahir Normal
E. Balita Normal

BAB III TINJAUAN KHUSUS
A. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil terhadap Ny. S di BPS Kartini Kampung Sawah
B. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin terhadap Ny. Y di BPS Kartini Kampung Sawah
C. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas terhadap Ny. Y di BPS Kartini Kampung Sawah
D. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir terhadap By.Ny Y di BPS Kartini Kampung Sawah
E. Asuhan Kebidanan pada Balita Sehat terhadap By. Ny H di BPS Kartini Kampung Sawah

BAB IV. PEMBAHASAN
A. Kehamilan
B. Persalinan
C. Bayi Baru Lahir
D. Nifas
E. Balita Sehat

BAB V. PENUTUP
Kesimpulan
Saran

DAFTAR PUSTAKA




















BAB I
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang

Kehamilan, persalinan, dan nifas adalah serangkaian peristiwa yang hampir sebagian besar ibu mengalaminya. Namun kejadian yang normal ini membutuhkan perhatian yang khusus di bidang kesehatan, karena kehamilan, persalinan, dan nifas dapat membawa resiko yang tinggi pada ibu maupun pada janin yang ada dalam kandungannya.

Dalam rangka meminimalkan kesehatan terhadap ibu dan janin, maka perhatian dengan gencar melaksanakan program- program kesehatan yang mampu mendukung kesehatan ibu dan bayi, yang sudah banyak dilakukan di berbagai daerah.

Penurunan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi merupakan indikasi utama bahwa pelayanan kesehatan maternal sudah menjangkau semua lapisan masyarakat dan sudah memenuhi standar pelayanan yang sebenarnya telah diterapkan oleh pelayanan kesehatan.

Salah satu tujuan dari praktek lapangan yang di adakan oleh Prodi Kebidanan Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Tanjung Karang adalah meningkatkan keterampilan dalam pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang pada saatnya nanti akan menjadi ruang lingkup profesi kebidanan.

Bentuk pertanggungjawaban praktek lapangan inilah yang tersujud dalam laporan study kasus yang akan dijelaskan pada bab- bab selanjutnya dan merupakan penemuan tugas akhir semester genap di lingkungan Prodi Kebidanan Tanjung Karang.




B. Tujuan
• Tujuan Umum
Dalam pelaksanaan praktek lapangan ini adalah agar mahasiswa mampu mengimplementasikan seluruh pengetahuan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, dan balita sehat dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan secara menyeluruh
• Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan balita sehat, mahasiswa dapat :
- Melakukan pengkajian atau pengumpulan data yang lengkap, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan benar
- Mampu menganalisa, mengidentifikasi, dan mempriotiskan masalah dari hasil data yang diperoleh dengan tepat
- Memberikan rasionalisasi yang tepat sesuai dengan masalah dan rencana kebidanan yang tepat
- Mampu mengantisipasi masalah potensial yang terjadi dan memberikan tindakan segera secar cepat
- Melaksankan asuhan kebidanan pada ibu dan bayi yang priiorotas seuai dengan rencana yang diberikan
- Melakukan evaluasi sesuai dengan tindakan yang telah dilakukan pada ibu dan bayi dengan baik dan benar
- Menyusun laporan studi kasus yang sesuai dengan petunjuk yang telah ditentukan oleh pendidikan

C. Alokasi waktu dan tempat
Waktu praktek di mulai pada tanggal 1 Juni 2009 semester IV dan berakhir pada tanggal 4 Juli 2009 semester IV. Tempat praktek dan pengambilan kasus di laksanakan di Bidan Praktek Swasta Kartini di wilayah Kampung Sawah



D. Metode
Metode penulisan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan adalah
• Anamnesa
• Observasi
• Diskusi
• Praktek langsung


























BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kehamilan Fisiologis

Definisi
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin di kandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan.

Kehamilan ( fertilisasi/ konsepsi ) adalah terjadinya pertemuan dan persenyawaan anatara sperma dan ovum

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya lahir normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari pertama haid terakhir ( Hanifa, 2000 )

Kehamilan terbagi menjadi tiga triwulan yaitu
• Kehamilan triwulan I antara 0 – 12 minggu
• Kehamilan triwulan II antara 12 – 28 minggu
• Kehamilan triwulan III antara 28 – 40 minggu

Tujuan Asuhan Neonatal

• Membantu kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin
• Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik melalui mental dan sosial ibu dan janin
• Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan
• Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
• Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar tumbuh kembang secara normal

Tanda- tanda kehamilan

1. tanda – tanda persumtif
 Amenorhea(tidak dapat haid) selama kurun waktu > 1 bulan
 Nausea dan Vomitting (mual dan muntah) yang terjadi pada bulan – bulan pertama
 Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu) sering terjadi pada bulan – bulan pertama, akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan
 Tidak tahan yerhadap bau – bauan tertentu
 Pingsan bila berada di tempat ramai yang sesak dan padat
 Anoreksia (tidak ada nafsu makan) pada awal kehamilan
 Payudara membesar,tegang,dan sedikit nyeri.keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Glandula montgomery tampak lebih jelas.
 Miksi sering karena rahim yang membesar menekan kandung kemih
 Konstipasi / obstipasi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid

2. Tanda – tanda mungkin / tidak pasti
 Pembesaran, perubahan bentuk dan konsistensi rahim
 Perubahan pada cerviks
 Tanda piskacek yaitu pembesaran uterus yang tidak rata dimana bagian telur bernidasi lebih cepat tumbuh.
 Tanda chadwick yaitu warna salaput lendir vulva dan vagina menjadi merah kebiruan
 Bracxton hicks yaitu kontraksi – kontraksi kecil uterus bila ada rangsangan
 Tanda ballotement
 Keluarnya kolostrum
 Reaksi kehamilan positif

3. Tanda – tanda pasti
 Teraba bagian – bagian janin dan terasa gerakan janin oleh pemeriksaan
 Terdengar bunyi jantung janin dengan cara :
 Didengar dengan stetoskop – monoaural laennac
 Dicatat dan didengar dengan alat doppler
 Dilihat pada USG
 Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak rangka janin
 Dengan pemeriksaan USG diketahui keadaan janin

Perubahan – Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan

 Uterus
Uterus akan membesar, pada bulan – bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus. Disamping itu, serabut – serabut kolagen yang adapun menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin.
Berat uterus normal lebih kurang 30 gram. Pada akhir kehamilan ( 40 minggu ) berat uterus ini menjadi 1000 gram, dengan panjang lebih kurang 20 cm, dan dinding sekitar 2,5 cm.

 Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen mengalami perubahan pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulvua tampak lebih merah agak kebitu – biruan ( Livide ). Tanda ini disebut tanda chadwick. Warna porsio pun tampak Livide.



 Ovarium
Pada permulaan kehamilan, masih terdapat corpus luteum graviditis sampai terbentuknya plasenta pada kira – kira kahamilan 16 minggu. Kemudian, ia mengecil setelah p;asenta terbentuk. Fungsi dari corpus luteum digantikan oleh plasenta dalam pengeluaran hormon estrogen an progesteron.

 Mammae
Mammae mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan mammae dipengaruhi oleh hormon saat kehamilan yaitu estrogen dan progesteron, dan somatotropin.

 Sirkulasi darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh – pembuluh darah yang membesar pula, mammae dan alat lain – lain yang memang berfuntgsi berlebihan dalam kehamilan. Seperti telah dikemukakan volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencarian darah yang disebut hidremia. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar sehingga konsentrasi Hb dalam darah menjadi turun
.
 Sistem respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal itu ditemukan pada kehamilan 32 minggu keatas oleh karena usus – usus tertekan oleh uterus yang membesar kearah diagframa sehingga diagframa kurang leluasa bergerak untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat 20%.

 Traktus digestivus
Pada bulan – bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea), hal ini akibat hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot – otot traktus digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada didalam lambung dan apa yang telah direncanakan lebih lama berada dalam usus – usus.


 Traktus urinarius
Pada bulan – bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri membesar daripada ureter kiri karena mengalamiebih banyak tekananan dibandingkan dengan ureter kiri. Hal ini disebabkan karena uterus lebih sering memutar kearah kanan atau letak kolon sigmoid berada dibelakang kiri uterus.

 Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmenitas alat – alat tertentu antara lain pada aerola mammae, papila mammae , dan linea alba. Linea alba pada kehamilan menjadi hitamyang dikenal sebagailinea grisea. Hiperpigmenitas juga terdapat pada pipi yang disebut cloasma gravidarum. Hal ini disebabkan oleh pengaruh MSH ( Melanophore Stimulating Hormone) yang meningkat.


Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan dilakukan untuk menentukan kehamilan, mendapat kesan bagaimana keadaan kehamilan, keadaan jaln lahir, dan kesehatan ibu.
Jadwal pemeriksaan adalah :
 Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid
 Periksa ulang :
 Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 – 7 bulan
 Setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 8 bulan
 Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai menjelang persalinana
 Pemeriksaan khusus bila ada keluhan tertentu
Dalam melakukan Pemeriksaan Kehamilan, hal-hal yang perlu kita lakukan adalah :
1. Anamnesa pasien
a. Identitas Pasien
Berisi nama, umur, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan identitas pasien dan suaminya. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam identifikasi pasien dan menentukan status sosial ekonominya yang harus kita ketahui; misalnya untuk menentukan anjuran apa atau pengobatan apa yang akan diberikan.

b. Keluhan utama
Berisi alasan apa ibu datang memeriksakan kehamilannya.

c. Riwayat menstruasi
Anamnesa haid memberikan kesan pada kita tentang faal alat kandungan. Haid terakhir, teratur tidaknya haid, dan siklusnya dipergunakan untuk memperhitungkan tanggal persalinan.

d. Kehamilan Sekarang
Memperhatikan keluhan-keluhan yang dialami ibu untuk memberikan pengobatan dan asuhan yang tepat.

e. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Pertanyaan ini sangat mempengaruhi prognosa persalinan dan pimpinan persalinan, karena jalannya persalinan yang lampau adalah hasil ujian –ujian dari segala faktor yang mempengaruhi persalinan.

f. Tentang Perkawinan
Anamnesa tentang perkawinan digunakan untuk memperhitungkan dalam pimpinan persalinan. Menentukan arti besarnya kehadiran seorang anak

g. Riwayat Kesehatan
Bagaimana kondisi kesehatan ibu, apakah ibu pernah sakit keras / dioperasi, bagaimana nafsu makan, miksi, dan defekasi. Dari anamnesa tersebut, kita harus mempunyai kesan tentang keadaan penderita dan kemudian akan dicocokkan dengan pendapatan dari pemeriksaan badan ibu.

h. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar, atau penyakit menular yang dapat mempengaruhi persalinan.

2. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
b. Pemeriksaan Khusus Kebidanan

• Pemeriksaan Umum
Berisi tentang :
1. Bagaimana keadaan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran.
2. Adakah anemia, cyanose, ikhterus, atau dyspnoe.
3. Keadaan jantung dan paru-paru.
4. Adakah Oedema
Oedema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia gravidarum atau tekanan rahim yang membesar pada vena dalam panggul yang mengalirkan darah dari kaki, tetapi juga oleh hypovitaminose B1, hypoproteinemia dan penyakit jantung.
5. Refleks
Yang diperiksa adalah refleks kaki (patella). Refleks lutut negatif pada hypovitaminose B1 dan penyakit urat syaraf.
6. Pemeriksaan Tekanan Darah
Tekanan Darah orang hamil tidak boleh mencapai 140 sistolis dan 90 diastolis. Juga perubahan 30 sistolis dan 15 diastolis di atas tensi sebelum hamil menandakan Toxaemia Gravidarum.
7. Berat Badan
Berat Badan ibu dalam triwulan ke-3 tidak boleh tambah lebih dari 1 kg semingguatau 3 kg sebulan. Penambahan berat badan selama kehamilan, yang normal adalah berkisar antara 9-12 kg. Penambahan berat badan yang lebih dari batas-batas tersebut di atas disebabkan oleh penimbunan (retensi) air dan disebut praoedema.
8. Pemeriksaan Laboratorium
 Urine
Yang diperiksa adalah kandungan glukosa, zat putih telur dan sedimen.
Adanya glukosa dalam urine orang hamil harus dianggap sebagai gejala penyakit diabetes, kecuali kalau kita bisa membuktikan ada hal lain yang menyebabkannya.
Pada akhir kehamilan dan dalam nifas, reaksi reduksi dapat menjadi positif oleh adanya laktosa dalam air kencing.
Zat putih telur positif dalam air kencing pada nefritis, toxaemia gravidarum dan radang dari saluran kencing.

 Darah
Dalam pemeriksaan darah, ditentukan kadar Hb, sekali 3 bulan karena pada orang hamil sering timbul anemia karena defisiensi Fe.
Pemeriksaan golongan darah dilakukan untuk menentukan supaya kita cepat dapat mencarikan darah yang cocok jik penderita perlu transfusi.

 Faeces
Feses diperiksa untuk mengetahui apakah terdapat telur-telur cacing.


• Pemeriksaan Kebidanan
Dibagi dalam :
1. Inspeksi (periksa pandang)
2. Palpasi (periksa raba)
3. Auskultasi (periksa dengar)

1. Inspeksi
 Muka
Periksa adanya kloasma, keadaan selaput mata ( konjungtiva dan sklera untuk mengetahui ikhterik/anikhterik atau anemis/ananemis), adakah oedema pada muka, keadaan lidah dan gigi.

 Leher
Periksa adanya pembesaran pada kelenjar Thyroid dan kelenjar Limfe. Apakah terdapat bendungan pada vena jugularis (misalnya pada penderita penyakit jantung)

 Dada
Periksa bentuk buah dada, pigmentasi putting susu dan keadaan putting susu, adakah colostrum.

 Perut
Lihat pembesaran pada perut, perut membesar ke depan atau membesar ke samping, keadaan pusat, pigmentasi di linea alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi rahim (pada kehamilan lanjut), adakah striae gravidarum atau bekas luka.

 Vulva
Lihat keadaan perineum, adakah varises, tanda Chadwick, dan fluor.

 Ekstremitas atas dan ekstremitas bawah
Periksa adanya varises, oedema, luka, dan cicatrix pada lipat paha.

2. Palpasi
Periksa raba ini dilakukan untuk menentukan :
a. Besarnya rahim untuk menentukan usia kehamilan
b. Letak janin dalam rahim
c. Apakah terdapat kelainan dalam rahim, misalnya adanya tumor, kista, myoma,atau limfe yang membesar

Cara melakukan palpasi menurut Leopold ada 4 tahap. Yaitu :
 Leopold I
Untuk menentukan tinggi fundus uteri, sesuai masa kehamilan dan Taksiran berat janin, serta bagian apa yang terdapat di bagian fundus uteri.
Cara : - Ibu dalam posisi telentang dengan kaki ditekuk
- Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu, dan melihat ke arah ibu
- Rahim dibawa ke tengah
- Tentukan tinggi fundus uteri
- Tentukan bagian janin yang terdapat di fundus
Kepala, bila teraba bagian bulat, keras dan melenting.
Bokong, bila teraba bagian besar, lunak dan tidak melenting.

 Leopold II
Untuk menentukan letak punggung janin dan bagian-bagian kecil janin.
Cara : - Kedua tangan pemeriksa pindak ke samping
- Tentukan bagian punggung janin
Punggung, bila teraba bagian tahanan memanjang.
- Bila letak lintang, pada bagian samping teraba kepala atau bokong.

 Leopold III
Untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bagian bawah, dan apakah bagian terbawah sudah masuk Pintu Atas Panggul.
Cara : - Pergunakan satu tangan saja
- Tentukan bagian terbawah dengan menggunakan ibu jari dan jari lainnya.
- Cobalah apakah bagian terbawah masih dapat digoyang.

 Leopold IV
Untuk menentukan bagian terbawah dan berapa masuknya bagian bawah ke rongga panggul.
Cara : - Pemeriksa berubah posisinya dengan melihat ke arah kaki ibu
- Tentukan bagian bawah dengan kedua tangan
- Tentukan bagian bawah sudah masuk Pintu Atas Panggul dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul
- Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar dan :
a. Kedua tangan itu konvergen, hanya bagian kecil dari kepala turun ke dalam rongga panggul.
b. Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala masuk ke dalam rongga panggul.
c. Jika kedua tangan divergen, maka bagian terbesar dari kepala masuk ke dalam rongga pangggul dan ukuran terbesar dari kepala sudah melewati pintu atas panggul.






3. Auskultasi
Dilakukan dengan menggunakan fetoskop atau dengan dopler. Bunyi jantung janin baru dapat didengar pada akhir bulan ke-5 dengan ultrasound. Frekuensinya antara 120 -140 x/menit .
Hal – Hal yang Juga Penting dalam Kehamilan

1. Pemberian vitamin zat besi
Dimulai dengan memberikan satu tablet sahari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Setiap tablet mengandung FeSO4. 320 mg (zat besi 60 mg) dan sam folat 59 gr, minimal masing – masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama kopi atau teh karena akan mengganggu penyerapan. Sebaiknya minum bersamaan dengan air jeruk karena akan mepermudah penyerapan.

2. Imunisasi TT
Imunisasi TT sangat penting, gunanya untuk melindungi bayi yang akan dilahirkan dari tetanus neonatorum. Selama kehamilan imunisasi TT diberikan dua kali. Jarak pemberian anatara TT 1 dan TT 2 adalah 4 minggu.

3. Penambahan berat badan
Penimbangan pada pemeriksaan kehamilan sangat penting karena kenaikan berat yang disebut pre-oedema dan merupakan gejala dini toxaemia gravidarum. Pada wanita hamil kenaikan berat badan yang normal ± 10 – 15 kg. Penambahan berat ini disebabkan :
 Berat janin 3 kg, plasenta 0,5 kg, air ketuban 1 kg
 Berat rahim 30 gr menjadi 1 kg
 Penimbunan lemak seperti dibuah dada, pantat, dan lain – lain 1,5 kg
 Retensi air 1,5 kg





B. Persalinan Fisiologis

Persalinan ialah serangkaian kejadian yang berkaitan yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh bayi.

Jenis – jenis persalinan :
1. Persalianan spontan
Ialah persalian yang berlansung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
2. Persalinan buatan
Ialah persalinan yang dibantu tenaga dari luar seperti : forsep , secsio caesaria, cavum ekstarksi.
3. Persalinan anjuran
Ialah persalianan yang berlangsung setelah dilakukan suatu tindakan misalnya pemecahan ketuban pemberian oxytocin.

Macam- macam persalinan
o Partus immaturus yaitu pengeluaran buah kehamilan anatara 22 minggu dan 28 minggu
o Partus prematurus yaitu pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu
o Partus maturus yaitu pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu
o Partus postmaturus yaitu pengeluaran buah kehamilan setelah kehamilan 42 minggu

Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan :
1. Power : His ( kontraksi otot rahim )
Kontraksi dinding otot perut
Kontraksi diafragma pelvis/ kekuatan mengejan
Ketegangan dan kontraksi / ligamentum rotundum

2. Passage : Jalan lahir

3. Passenger : Janin, berat badan , letak , presentasi , dan posisi janin.

Beberapa teori tentang sebab- sebab persalinan yaitu
• Penurunan kadar progesteron, yang menimbulkan relaksasi otot- otot rahim, sehingga timbul his
• Teori oxytocin, pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah yang menimbulkan kontraksi otot- otot rahim
• Keregangan otot- otot, dengan majunya kehamilan maka otot perut semakin meregang dan rahim makin rentan sehingga timbul kontraksi untuk mengeluarkan rahimnya
• Pengaruh janin, adanya hipofise dan kelenjar suprarenal yang memegang peranan untuk memulai terjadinya persalinan
• Teori prostaglandin, prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, menjadi salah satu penyebab permulaan persalinan.

Indikator akan mulainya persalinan
• Adanya lightening
Penurunan janin ke dalam rongga pelvis, pada pemeriksaan fundus uteri kedudukannya lebih rendah seperti kehamilan 8 bulan. Lightening timbul + 2 minggu sebelum melahirkan dan lightening menandakan PAP cukup besar untuk janin
• Servik lunak
• Persalinan palsu
• PROM ( Premature Rupture Of Membran )

Perubahan fisiologis pada uterus dalam persalinan
1. Kontraksi otot rahim yang yang mempunyai sifat khas yaitu
• Setelah kontraksi maka otot rahim tersebut tidak berelaksasi kembali ke keadaan sebelum kontraksi, tetapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya seperti sebelum kontraksi ( retraksi )
• Kontraksi tidak sama kuatnya, tapi yang paling kuat di daerah fundus uteri dan berangsur berkurang ke bawah dan paling lemah pada segmen bawah rahim.
• Perubahan bentuk rahim, pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang sedangkan ukuran melintang maupun ukuran muka belakang berkurang
• Faal ligamentum rotundum yang mengandung otot- otot polos dan kalau uetrus berkontraksi, otot- otot ligamentum juga ikut berkontraksi menjadi pendek
• Perubahan pada serviks, agar anak dapat keluar dari rahim maka perlu terjadi pembukaan dari serviks
• Pendataran dan pembukaan serviks

Perjalan persalinan secara klinis :
Beberapa minggu sebelum ibu bersalin , ia akan merasa kandungan atau keadaannya menjadi lebih enteng (lightening) ia merasa sesakna berkurang, tetapi sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit sukar dan sering diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota badan bawah , dan sering BAK, secara singkat gejala ini disebabkan oleh turunnya karena kepala janin sudah masuk PAP. His palsu : ini terjadi 3 atau 4 minggu sebelum persalinan karena terjadi peningkatan dan kontraksi Braxton hicks.

A. Tanda – tanda persalinan :
1. Timbulnya His persalinan : his permulaan dengan sifat – sifat sebagi berikut :
• Nyeri melingkar dari punggung melancar keperut bagian depan.
• Teratur
• Makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat
• Jika dibawa berjalan bertambah kuat
• Berpengaruh pada pendataran dan atau pembukaan serviks.



2. Keluarnya lendir campur darah dari jalan lahir (blood show).
Hal ini terjadi karena terlepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim pada saat pendataran serviks sehingga beberapa kapiler terputus.

3. Keluarnya cairan banyak dengan tiba – tiba dari jalan lahir.
Hal ini terjadi kalau ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah kalau pembukaan lengkap atau hampir lengakap.

Kala dalam persalinan :
1. Kala 1 (dari pembukaan 1 sampai lengkap).
Dimulai bila timbul his dan wanita mengeluarkan lendir yang bercampur darah (blood show) sampai dengan pembuakaan lengkap (10cm)
 Proses ini terbagi menjadi 2 fase , yaitu :
a) Fase laten
Berlangsung selama 8 jam , serviks membuka samapi 3 cm.
b) Fase laten
• Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan dari 3 – 4 cm
• Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat , dari 4 – 9 cm
• Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat lagi , dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap
Lamanya kala 1 untuk primigravida 12 jam , sedangkan untuk multigravida lamanya 8 jam.
Pada kala 1 his belum begitu kuat, yaitu 10 – 15 menit. Lambat laun his bertambah kuat, intervalnya menjadi lebih pendek, kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih lama lendir campur darah bertamabah banyak.


2. Kala II (dari pembukaan lengkap samapai bayi lahir)
Kala II persalinan adalah masa pembukaan lengkap samapi dengan lahirnya bayi. Disebut juga kala pengeluaran atau keluarnya bayi dari uterus melalui vagina.
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira- kira 2-3 menit sekali. Kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot- otot dasar panggul, yang secara reflektonis menimbulkan rasa mengedan. Perinium mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak di depan vulva, pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi di luar his, dan dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan sub oksiput di bawah symfisis dan dahi, muka dan dagu melewati perinium.
His mulai lagi untuk mengeluarkan badan, dan anggota tubuh bayi. Kala II pada primigravida 1,5 – 2 jam, dan pada multipara ½ - 1 jam.
Perubahan yang terjadi pada kala II :
• Kontraksi uterus
a. Lebih kuat , amplitudo 40 – 60 mmhg
b. Lebih lama , 50 – 60 detik untuk satu his
c. Lebih sering , lebih dari 3x dalam 10 menit

• Fetus
Penyaluran O2 pada palsenta akan berkurang dapat menyebabkan :
 Hipoksia
 Djj menjadi tidak teratur
 Kepala masuk rongga , dasar panggul tertekan sehingga timbul reflek mengedan.

• Otot penyokong kala II
Karena ibu mengedan , maka otot pada dinding perut akan berkontraksi. Mengedan optimal dilakukan dengan cara :
 Paha ditarik dekat lutut
 Badan fleksi dagu menyentuh dada
 Gigi bertemu gigi
 Tidak mengeluarkan suara.

• Dasar panggul dan organ panggul
 Vagina jadi tambah luas
 Otot – otot dasar panggul merenggang
 Kandung kemih terdorong kearah pubis
 Uretra terenggang
 Rectum tertekan

3. Kala III (dari bayi lahir hingga plasenta lahir).
Kala III berlangsung dari lahirnya bayi hingga lahirnya plasenta secara lengkap dari dinding uterus. Biasanya plasenta lepas dalam 6 – 15 menit setelah kelahiran bayi dan keluarnya spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Peneluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah.
Tanda – tanda pelepasan plasenta :
1. Uterus menjadi bundar.
2. Memanjang bagian tali pusat yang lain.
3. Naiknya fundus uteri.
4. Sedikit perdarahan (250 cc). Bila > 500 cc merupakan patologis.

4. Kala IV (sampai dengan 2 jam plasenta lahir).
Adalah pemantauan melekat terhadap tanda – tanda vital dan jumlah perdarahan harus dilakukan pada 1 – 2 jam setelah plasenta lahir lengkap. Hal ini dimaksudkan agar keadaan ibu post partum dapat dipantau dan bahaya akibat perdarahan dapat dihindari.

Sebelum meninggalkan ibu post prtum, harus diperhatikan 7 yang penting, antara lain :
1. Kontraksi uterus harus baik
2. Tidak ada perdarahan baik dari vagina maupun dari alat genitalia lainnya
3. Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
4. Kandung kemih harus kosong
5. Luka pada perineum telah terawat baik dan tidak ada hematoma
6. Bayi dalm keadaan baik
7. Ibu dalam keadaan baik , nadi dan TD normal tidak ada keluhan sakit kepala

Persiapan dalam pertolongan persalinan :
Sebelum seorang bidan melakukan pertolongan persalinan hendaknya terlebih dahulu melakukan persiapan pasien, persiapan tempat dan persiapan penolong.
Persiapan tersebut meliputi :
• Menerima pasien dan keluarga dengan senyum dan ramah
• Menanyakan kartu pemeriksaan
• Mengambil dan menganalisa kartu ibu
• Menanyakan tanda – tanda persalinan dan keluhan yang ibu rasakan
• Menyiapkan tempat berasalin yang nyaman dan aman
• Menyiapkan status dan alat tulis
• Menyiapkan tempat duduk untuk observasi di sebelah kanan pasien
• Mengosongkan rectum
• Membersihkan tubuh pasien
• Menggantikan pakaian pasien dengan pakaian yang sudah disediakan di tempat bersalin
• Menyiapkan alat – alat pertolongan persalinan :
- Alat – alat pemeriksaan
- Tempat tidur lengkap
- Tensimeter
- Fetoskop
- Jam tangan
- Spuit
- Timbangan badan
- Lembar status persalinan
- Kom dengan larutan desinfektan
- Perlak ember
- Pispot khusus wanita.

 Alat – alat pertolongan persalinan :
- Satu pasang sarung tangan steril
- Kapas lembab steril
- Alat pemecah ketuban / setengah kocher
- Duk steril
- Penghisap lender
- Klem 2 buah
- Gunting tali pusat
- Benang pengikat tali pusat
- Bethadine
- Alkohol 70%
- Gelas pengukur darah
- Pembungkus bayi.

 Alat – alat kateterisasi
- Kateter nelaton steril
- Kapas desinfektan
- Sarung tangan steril
- Pinset steril
- Bengkok
- Pinset

 Alat – alat episiotomi dan heating set
- Gunting episiotomi
- Spuit dan lidokain
- Benang catgut
- Nal heating
- Nal pooder
- Pinset


Penatalaksanaan dalam persalinan
A. Tindakan pada kala 1
1. Memeriksa pasien (TTV dan pemeriksaan luar)
2. Mempertahankan kekuatan moril pasien
3. Melakukan periksa dalam untuk menentukan ramalan persalinan dengan tetap menjaga teknik septik dan septik
4. Memperhatikan keadaan kandung kencing (bila penuh dapat mengganggu proses persalinan , periksa pula rectum
5. Observasi keadaan janin
6. Perhatikan nutrisi ibu yang mau bersalin
7. Mengajarkan cara mengedan yang baik dan efektif.

B. Tindakan kala II
1. Perlu diperhatikan keadaan antiseptik dan aseptik
2. Anjurkan pasien mengejan bila ada his
3. Memantau DJJ sesering mungkin
4. Mempersiapkan partus set steril
5. Membantu proses kelahiran.

C. Tindakan kala III
1. Mengawasi keadaan perdarahan ibu
2. Mencari tanda – tand pelepasan plasenta dan kalau sudah lepas segera dilahirkan

D. Tindakan kala IV
1. Mengawasi perdarahan post partum
2. Menjahit robekan perineum
3. Memantau dan memeriksa keadaan bayi.




Asuhan dan pemantauan pada kala IV
Setelah lahirnya plasenta :
1. Lakukan rangsangan taktil (pemijatan) uterus untuk merangsang uterus berinteraksi.
2. Evaluasi tinggi funfus uteri.
3. Perkirakan kehilangan darah secara keseluhruhan.
4. Periksa dari perineum dari perdarahan aktif.
5. Evaluasi kondisi ibu secara umum.
6. Dokumentasikan semua asuhan.

Asuhan Persalinan Normal (APN)

Kegiatan Dilakukan Tidak dilakukan
I. Melihat tanda dan gejala kala II
1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala II
• Ibu mempunyai keinginan persalinan kala II
• Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan atau vaginanya
• Perineum menonjol
• Vulva dan vagina serta sfingterani terbuka
II. Menyiapkan pertolongan persalinan
2. Memastikan perlengkapan bahan dan obat – obatan sensial setiap digunakan. Mematahkan ampul oksi 10 unit dan menempatkan tabung sekali pakai.

3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.


4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku , mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai.


5. Memakai sarung tangan disenfeksi tingkat tinggi atau steril untuk pemeriksaan dalam.

6. Ambil oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril dan meletakkan kembali ke partus set / wadah DTT / steril tanpa mengkontaminasi tabung suntik).

III. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik.
7. Membersihkan vulva dan perineum menyekanya dengan hati – hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air DTT. Jika mulut vagina , perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu , membersihkan dengan seksama dengan cara menyeka dari depan belakang. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar , mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar didalam larutan deontaminasi).



8. Dengan menggunakan teknik aseptik , melakukan periksa dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban sudah pecah sedangkan pembukaan belum lengkap lakukan amniotomi.

9. Mendekomentasikan sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit. Mencuci kedua tangan seperti di atas.

10. Memeriksakan DJJ setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJ batas normal (100 – 180 x menit).
• Mengambil indakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
• Mendokumentasikan hasil – hasil pemeriksaan dalam DJJ dan semua hasil – hasil penelitian serta asuhan pada partograf.
IV. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran.
11. Memberitahukan ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Bantu ibu berada pada posisi yang nyaman sesuai keinginannya.
• Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjukan pemantaun kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan – temuan.
• Menjelaskan kepda anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu pada saat mulai meneran
12. Meminta bamntuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu meneran (pada saat his). Bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan dia merasa nyaman.

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran :
• Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
• Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran
• Memmbantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang)
• Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
• Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu
• Menganjurkan asupan cairan per oral
• Menilai DJJ setiap 5 menit
• Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera setelah 60 menit meneran, rujuk ibu dengan segera.

V. Persiapan pertolongan kelahiran bayi.
14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengna diameter 5 – 6 cm , meletakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.

15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.
16. Membuka partus set.
17. Memakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan.

VI. Menolong kelahiran bayi
18. Saat kepala lahir membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi , meletakkan tangan lain dikepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat kepala bayi, membiarkan kepala bayi keluar perlahan – lahan atau bernafas cepat saat kepala lahir.
• Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar , lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.
• Jika tali pusat melilit leher bayi dengan cara mengklemnya di dua tempat dan memotongnya.

19. Dengan lembut menyeka muka , mulut hidung bayi dengan kain atau kasa yang bersih.

20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran.

21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.



Lahirnya bahu.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar. Tempatkan kedua tangan di masing – masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk menekan saat kontraksi berikutnya dengan lembut menariknya ke arah luar hingga bahu anterior munculdibawah arkus pubis dan kemudian dengan lembt menarik keras atau luar untuk melahirkan bahu posterior.

Lahirnya Badan Bayi dan Tungkai
23. setelah kedua bahu dilahirkan menelusurnya tangan mulai kepala bayiyang berada di bagian bawah ke arah perinium, tangan membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum. Gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanyan lahir.

24. setelah tubuh dan tangan lahir , menelusurkan tangan yang berada di atas dari punggungke arah kaki untuk menyangga saat punggung dan kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati –hati membantu kelahiran bayi.

VII. Penanganan Bayi Baru Lahir.
25. Menilai bayi dengan cepat kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya.


26. Segera mengeringkan bayi , membungkus kepala bayi dan badan bayi kecuali bagian tali pusat.

27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira – kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem pertama (ke arah ibu).

28. memegang tali pusat dengan satu tangan , melindungi bayi dari gunting dan memotong tali pusat di antara klem tersebut.

29. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut atau yang bersih dan kering. Menuputi bagian kepala , membiarkan tali pusat terbuka.

30. Membiarkan bayi pada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.

VIII. Penatalaksanaan Aktif Kala Tiga
Oksitosin
31. Meletakkan kain yang bersih dan kering melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.

32. Memberi tahu ibu bahwa ia akan disuntik.
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar , setelah mengaspirasikan terlebih dahulu.
34. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5 – 10 cm dari vulva.

35. Meletakkan satu tangan ke atas tangan yang ada diperut ibu tetap di atas tulang pubis dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.

36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian pegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.

Mengeluarkan plasenta
37. Setelah plasenta terlepas , meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat kearah bawah dan kemudian atas , mengikuti arah jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.

38. Jika plasenta tampak di introitus vagina melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan memegang plasenta dan dengan hati – hati memutar palsenta hingga selaput ketuban terpilin dengan lembut dan perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.

Pemijatan uterus
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir melakukan masase dengan gerakan melingkar lembut sehingga uterus berkontraksi.

IX. Penilaian perdarahan
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun ke janin dan selaput ketuban untk memastikan bahwa selaput ketuban lengakap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam tubuh kantung plastik atau tempat khusus.

41. Mengawasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

X. Melakukan Prosedur Pasca persalinan
42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik mengawasi perdarahan vagina.

43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan kedalam klorin 0,5% membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan air DTT dan mengeringkan dengan kain yang bersih dan kering.

44. Menempatkan klem tali pusat DTT / steril / mengikat tali DTT dengan simpul mati disekeliling tali pusat dan sekitar klem dari tali pusat.

45. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian kepalanya memastikan handuk atau lainya bersih dan kering.


46. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan handuk dan kainnya bersih dan kering.

47. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya di dalam larutan klorin 0,5%.

48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
EVALUASI
49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam
• 2 – 3 x dalam 15 menit pertama pasca persalinan
• Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca presalinan.
• Setiap 20 -30 menit jam pasca persalinan
50. Mengajarkan kepada ibu atau keluarga bagaiman melakukan masase uterus dan memeriksa konteraksi uterus.

51. Mengevaluasi perdarahan.
52. Memeriksa TD , N dan keadaan kandungan kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selam 2 jam pasca persalinan :
• Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pasca persalinan.

• Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal
Kebersihan dan Keamanan
53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi selama 10 menit mencuci dan membilas peralatan setelah dekontaminasi.

54. Membuang bahan – bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.

55. Membersihkan ibu dengna menggunakan air DTT. Membersihkan cairan ketuban , lender dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.

56. Memastikan ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI , menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu makanan dan minuman yang diinginkan.

57. Mendekontaminasikan daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan klorin 0,5% dan membilasnya dengan air bersih.

58. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% , membalikkan pakaian dalam keluar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.


59. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
DOKUMENTASI
60. Melengkapi patograf (halaman depan dan belakang).

PARTOGARAF

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan innformasi untuk membuat keputusan klinik. Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam menentukan keputusan dalam penatalaksanaan. Partograf memberi peringatan pada petugas kesehatan apakah persalinan berlangsung lama , adanya gawat ibu dan janin atau apa ibu perlu dirujuk.

Tujuan penggunanaan partograf adalah untuk :
1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan seviks melalui pemeriksaan dalam.
2. Mendekati apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian juga dapat melakukan deteksi secara duni setiap kemungkinan terjadinya partus lama.
3. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu dan bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik, dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir.

Partograf akan membantu penolong persalinan dalam
• Mencatat kemajuan persalinan
• Mencatat kondisi ibu dan janinnya
• Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
• Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit persalinan
• Menggunakan infomai yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu

Hal – hal yang dicatat pada partograf :
1. Informasi tentang ibu
Catat waktu kedatangan dan perhatikan kemungkinani ibu datang dalam fase laten persalinan. Catat waktu terjdinya pecah ketuban.

2. Kesehatan dan kenyamanan janin
a) Denyut jantung janin (DJJ)
Catat DJJ setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda – tanda gawat janin).

b) Warna dan adanya air keruban.
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam dan nilai warna air ketuban jika ketuban pecah.
• U : ketuban utuh (belum pecah)
• J : ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
• M : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur dengan mekonium
• D : ketuban pecah bercampur dengan darah.

c) Molase (penyusupan kepala janin)
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu.
• 0 : tulang – tulang kepala janin terpisah , sutura dengan mudah dapat dipalpasi
• 1 :tulang – tulajng kepala jani hanya sebagian yang bersentuhan
• 2 : tulang – tulang kepala janin saling tumpang tindih , tapi masih dapat dipisahkan
• 3 : tulang – tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan.

3. Kemajuan persalinan.
a. Pembukaan serviks
Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan bila ada tanda – tanda penyulit).
b. Penurunan baguan terendah atau presntasi janin
Mengacu pada bagian kepala (dibagi 5 bagian) yang teraba (pada pemeriksaan abdomen / luar ) diatas symfisis pubis , catat dengan tanda lingakaran (0).

4. Jam
Catat waktu sesungguhnya

5. Waktu
Menyatakan beberapa jam waktu yang telah dijalani.

6. Kontraksi uterus
Setiap ½ jam raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.

7. Obat – obatan dan cairan yang diberikan
Catat semua obat lain yang diberikan.

8. Oksitosin
Bila memakai oksitosin catatlah banyaknya oksitosin pervolume cairan infus dan dalam tetesan permenit.

9. Kesehatan dan kenyamanan ibu.
Nadi , tekanan darah dan temperatur tubuh.
• Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan.
Beri tanda titik pada kolom waktu yang sesuai.
• Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan.
Beri tanda panah pada partograf pada kolom yang sesuai.
• Volume urin , protein atau aseton, ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam.

Bila temuan – temuan melintasi kearah kanan dari garis waspada , petugas kesehatan harus melakukan penilaian terhadap kondisi ibu dan janin dn segera mencari rujukan yang tepat.

Hal yang masih perlu dilakukan Hal yang tidak perlu dilakukan
1. Anjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiahnya.

2. Perbolehkan ibu untuk mencari posisi apapun yang nyaman bagi dirinya.
3. Stenent (untuk pencegahan laserasi)

4. Menghadirkan orang – orang berarti untuk ibu.

5. Mengeringkan bayi dan menyelimutinya untuk mencegah hipotermi. 1. Melakukan dorongan pada fundus untuk membantu kelahiran bayi.
2. Berbaring terlentang.

3. Melakukan episiotomi rutin.

4. Melebarkan jalan lahir dengan merangsang dengna jari – jari.

5. Klisma (pemotongan bulu pubis).

6. Memutar leher bayi.

7. Mengedan da menahan nafas panjana

8. Kateterisasi secara rutin.







C. Nifas Fisiologis

Definis
Masa nifas ( puerperium ) adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu
Masa nifas adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu.
Nifas dibagi dalam 3 periode :
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan bediri dan berjalan-jalan.
2. Puerperium intermedial kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.

Tujuan asuhan masa nifas
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atu merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayi.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan Keluarga Berencana.

 Perubahan fisiologi yang terjadi pada masa nifas
1. Uterus
a. Involusi uterus
Setelah janin dilahirkan uterus secara berangsur- angsur akan menjadi kecil sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
Involusi ini terjadi karena masing- masing sel menjadi lebih kecil karena cytoplasmanya yang berlebihan di buang. Involusi ini disebabkan oleh proses autolisys. Pada proses ini zat protein dinding rahim di pecah, di absorbsi dan kemudian melalui urine. Hal ini dapat dilihat dari kadar nitrogen dalam urine ibu post partum sangat tinggi

Involusi TFU Berat Uterus
Bayi lahir
Plasenta lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
8 minggu Setinggi pusat
2 jari bawah pusat
Pertengahan pusat-symphisis
Tidak teraba diatas symphisis
Bertambah kecil
Sebesar normal 1000 gr
750 gr
500 gr
350 g
50 gr
30 gr

Involusi uterus ini disebabkan karena adanya
 Perubahan- perubahan pada miometrium
Miometrium mengalami perubahan- perubahan yang bersifat proteolitis. Hasil dari proses ini dialirkan melalui pembuluh getah bening
 Aktivasi otot
Otot- otot uterus berkontraksi segera post partum. Pembuluh- pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot- otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah dilahirkan
Proses involusi uteri pada bekas implantasi plasenta terdapat gambaran sebagai berikut :
• Bekas implantasi plasenta segera setelah plasenta lahir seluas 12 x 15 cm, permukaan kasar dimana pembuluh darah bermuara
• Pada pembuluh darah terjadi pembentukan trombose disamping pembuluh darah tertutup karena kontraksi rahim
• Bekas luka implantasi dengan cepat mengecil, pada minggu ke-2 sebesar 6-8 cm dan akhir puerperium sebesar 2 cm
• Lapisan endometrium dilepaskan dalam bentuk jaringan nekrosis bersama dengan lochea
• Luka bekas implantasi plasenta akan sembuh karena pertumbuhan endometrium yang berasal dari tepi luka dan lapisan basalis endometrium
• Kesembuhan sempurna pada saat akhir dari masa puerperium

b. Tempat plasenta
bagian bekas implantasi plasenta merupakan luka kasar dan menonjol kedalam cavum uteri yang berdiameter 7,5 cm dan sering disangka sebagai rhadap penurunan volume intra uteri yang sangat besar. bagian plasenta yang tertinggal. Sesudah 2 minggu diamternya menjadi 3,5 cm dan pada minggu ke 6 mencapai 2,4 mm. Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi pada stratum spongiosum bagian atas. Setelah 2-3 hari lapisan diatasnya berubah menjadi nekrotis, dan lapisan dibawahnya yang berhubungan dengan lapisan otot tetap dalam keadaan baik. Luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut karena dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru dibawahnya

c. Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna setelah bayi lahir, di duga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauteri yang sangat besar. Hemostatis post partum dicapai terutama akibat kompresi pembuluh darah miometrium, bukan oleh agregasi trombosit dan pembentukan bekuan. Selama 1-2 jam pertama post partum intensitas uterus untuk berkontraksi bisa berkurang dan menjadi tidak teratur
Karena pentingnya kontraksi uterus pada masa ini biasanya suntikan oxytocin secara IV atau IM diberikan segera setelah plasenta lahir. Ibu dianjurkan untuk membiarkan bayinya menghisap puting susu segera setelah lahir untuk merangsang kontraksi uterus.

d. Rasa sakit
Disebut after pains (meriang atau mules-mules) disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari post partum. Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat diberikan obat-obat anti sakit dan anti mules.

e. Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
• lochea rubra (cruenta)
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium selama 2 hari post partum
• Lochea sanguilenta
Berwana merah kuning berisi darah dan lendir hari 3-7 post partum
• Lochea serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari 7-14 post partum
• Lochea alba
Cairan putih setelah 2 minggu post partum
• Lochea purulenta
Terjadi infeksi keluar caian seperti nanah berbau busuk
• Lochea Locchiostatis
Lochea yang tidak lancar keluarnya

f. Serviks dan vagina
Servik agak terbuka seperti corong pada pasca persalinan dan konsistensinya lunak. Segera setelah melahirkan tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan ke dalam cavum uteri. Setelah 2 jam hanya dapat dimasukan 2-3 jari, pinggirnya tidak rata tetapi retak- retak karena robekan dalam persalinan. Setelah satu minggu hanya dapat dimasukkan 1 jari. Pada servik terbentuk sel- sel otot baru.
Dinding vagima yang teregang saat persalinan akan kembali seperti sebelumnya kira- kira setelah 3 minggu dan rugae mulai nampak kembali. Luka pada vagina dan servik yang tidak luas akan sembuh primer. Penebalan mukosa vagina akan terjadi seiring pemulihan fungsi ovarium.

g. Ligamen-ligamen
Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi. Untuk memulihkan kembali sebaiknya dengan latihan-latihan dan gymnastik post partum.

2. Sistem Urinaria
Dinding kandung kemih memperlihatkan oedeme dan hyperemia. Kadang- kadang odeme dari trigonum menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga terjadi retensio urine. Kandung kemih dalam puerperium kurang sensitive dan kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kemih penuh atau sesudah kencing masih tertinggal urine residual. Sisa urine ini dan trauma pada dinding kemih waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Dilatasi ureter dan pyelum normal kembali dalam waktu 2 minggu.

3. Sistem Pencernaan
Setelah plasenta lahir estrogen menurun sehingga tonus otot seluruhnya berangsur pulih kembali, tapi konstipasi mungkin terjadi dan mengganggu hari-hari pertama post partum. Hal ini mungkin berhubungan dengan kurangnya aktivitas dan refleks defekasi terhambat karena nyeri perineum.

4. Sistem Sirkulasi
a. Volume darah
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan volume darah misalnya kehilangan darah selama melahirkan dan mobilisasi serta pengeluaran caian ekstravaskuler ( oedeme fisiologis ). Kehilangan darah merupakan akibat penurunan volume darah total yang cepat tetapi terbatas. Setelah itu terjadi perpindahan normal cairan tubuh yang menyebabkan volume darah menurun dengan lambat. Pada minggu ketiga dan keempat setelah bayi lahir, volume darah biasanya menurun sampai mencapai volume sebelum hamil.
b. Tanda- tanda vital
Peningkatan tekanan darah sistole maupun distole dapat timbul dan berlangsung 4 hari setelah wanita melahirkan. Fungsi pernafasan kembali saat wanita tidak hamil pada bulan ke 6 setelah wanita melahirkan. Setelah rahim kosong, diafragma menurun, aksis jantung kembali normal dan impuls titik maksimum dan EKG kembali normal

5. Sistem Pernafasan
Ventilasi penuh dari lobus basal paru kembali seperti semula (sebelumnya tidak bebas) akibat adanya penekanan / dorongan pembesaran uterus.

6. Sistem Endoktrin
Setelah plasenta lahir, sirkulasi hormon estrogen dan progesteron menurun dan negatif feed back mekanism mengatifkan dan mendorong mengeluarkan hormon FSH dan LH untuk memulai kembalisiklus menstruasi. Pembesaran glandula tiroida menurun pada keadaan semula dan basal metabolisme kembali pada keadaan normal.

7. Sistem Muskulosketel
Pelvik bagian lunak (sendi, ligamen) kembali pada keadaan normal sekitar 3 bulan. Tonus otot abdomen dan otot dasar panggul, berangsur pulih secara menyeluruhbila dengan bantuan senam / latihan.

8. Payudara dan laktasi
Perubahan yang terdapat pada kedua mamae antara lain
• Proliferasi jaringan, terutama kelenjar- kelenjar dan alveolus mamae dan lemak
• Pada duktus laktiferus terdapat cairan yang kadang- kadang dapat dikeluarkan berawrna kunign ( colostrum )
• Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan maupun pada bagian dalam mamame
• Adanya pengaruh hormon prolaktin dan oksitosin
Kadar prolaktin akan meningkat dengan perangsangan fisik pada puting mammae. Dengan menyusukan bayi pada ibunya akan meningkatkan produksi ASI. Kadar estrogen dan gonadotropin menurun pada laktasi. Akan tetapi, meningkat lagi pada waktu frekuensi meneteki dikurangi, umpamanya bila bayi mulai mendapat makanan tambahan.

 Perubahan psikologi yang terjadi pada masa nifas
Secara psikologis, setelah melahirkan seorang ibu akan merasakan gejala psikiatrik, namun ada pula yang tidak mengalami hal ini. Wanita mengalami banyakperubahan emosi selama nifas, sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Bagi keluarga muda, masa pasca persalinan merupakan awal keluarga baru sehingga keluarga perlu beradaptasi dengan peranan barunya. Dalam menjalani adaptasi, setelah melahirkan ibu akan melalui fase- fase sebagai berikut :
1. (Taking in)
Fase ini merupakan fase ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama sampai kedua pasca persalinan. Ibu terfokus pada diri sendiri, minta diperhatikan. Ibu cenderung pasif terhadap lingkungannya. Oleh karena itu, kondisi ini perlu dipahami dengan menjaga komunikasi dengan baik.
2. (Taking hold)
Berlangsung antara 3-10 hari pasca persalinan. Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayinya. Selain itu, perasaannya juga sangat sensitif sehingga ibu mudah tersinggung. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan dari keluarga untuk menumbuhkan rasa percaya diri
3. (Letting go)
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya, berlangsung 10 hari setelah persalinan. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat pada fase ini.

Postpartum blues
Merupakan adaptasi suatu fenomena psikologi yang umumnya dialami oleh wanita yang terpisah oleh bayi dan keluarganya. Postpartum blues biasanya terjadi sekitar hari ke-3 hingga hari ke-5 postpatum. Dimulai dari bentuk yang ingan yaitu perasaan down kemudian menjadi mudah marah dan perasaan sedih yang tidak dapat dijelaskan, lalu wanita tersebut umumnya seing menangis dengan alas an-alasan yang tidak dapat digambarkan atau diungkapkan.

Tanda dan gejala postpartum blues adalah :
1. Sangat emopsional
Perubahan hormone ang cepat berlangsung untuk mengembalikan kondisi tubuh sepeti keadaan semula ( saat sebelum hamil ) dan proses laktasi yang berlangsung merupakan munculnya sifat emosi yang labil pada postpartum blues. Emosi yang labil ini juga dipacu oleh ketidaknyamanan fisik lainnya seperti nyeri setelah
melahirkan, nyeri jahitan dll.
2. Sedih
3. Khawatir jika tidak bisa merawat bayinya.
4. Mudah tesinggung
Ia menjadi sangat sensitive tehadap berbagai komentar dan tindakan kemampuannya dalam meawat anaknya.
5. Cemas
6. Merasa hilang semangat
7. Mudah marah
8. Sedih tanpa ada sebabnya
9. Menangis berulang kali

Beberapa factor yang dapat mendorong terjadinya postpartum blues adalah:
a) Pengalaman melahirkan yang kurang lancar dapat membuat ibu merasa kecewa dan sedih. .
b) Pengalaman melahirkan yang sulit dapat menyebabkan ibu merasa letih.
c) Rasa nyeri/sakit setelah melahirkan sehingga membuat ibu measa down.
d) Adanya rasa tanggung jawab yang besar untuk menjalankan peran sebagai orang tua dirasakan sebagai beban bagi ibu.
e) tingkah laku bayi contohnya bayi yang menangis dianggp sebagai akibat dari ketidakmampuan ibu dalam meawat bayinya.
f) Kesulitan dalam merawat atau menyusui bayinya,dapat membuat ibu merasa kecewa dan sedih.
g) Adanya masalah dengan peawat atau pihak rumah sakit dapat menambah permasalahan.

 Perawatan pasca persalinan

Dianjurkan melakukan mobilisasi dini setelah 2 jam postpartum.
Perawatan mobilisasi dini mempunyai keuntungan :
a. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium.
b. Mempercepat involusi alat kandungan
c. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat pekemihan
d. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.

Karena lelah sehabis bersalin ibu harus beistirahat, tidur terlentang selama 2 jam post partum kemudian boleh miring-miring kekanan dan kekiri. Untuk mencegah terjadinya trombosis dan troemboli. Pada hari ke-2 dipebolehkan duduk, hari ke-3 jalan-jalan, dan hari ke-4 atau ke-5 dipebolehkan pulang. Mobilisasi bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.

Faktor lain yang harus diperhatikan dan dicermati dalam perawatan pasca persalinan, yaitu :

a. Diet
Makanan haus begizi dan cukup kalori, sebaiknya makan-makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.

b. Miksi
Sebaiknya BAK dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang mengalami sulit BAK karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spesma oleh musculus sfingter selama pesalinan, juga oleh kaena adanya adema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit BAK sebaiknya dilakukan kateterasi.

c. Defekasi
Harus dilakukan 3-4 hari postpartum. Bila masih sulit BAB dan terjadi obstipasi apalagi terjadi BAB keras dapat diberikan obat laksans peroral atau perektal. Jika
masih belum bisa dilakukan.

d. Perawatan payudara
Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas, tidak keas dan kurang sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.
Bila bayi meninggal laktasi harus segera dihentikan dengan cara
a. Pembalutan mammae sampai tertekan
b. Pemberian obat estrogen untuk supresi LH sebagai tablet lynoral dan perlodel




 Laktasi

Untuk menghadapi masa laktasi sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mammea yaitu :
a. Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar alveoli dan jaringan lemak bertambah
b. Keluaran cairan susu jorong dari ductus lakteferi disebut colostrums berwarna kuning putih susu.
c. Hipervaskulaisasi pada permukaan dan bagian dalam diman vena-vena bedilatasi sehingga tampak jelas.
d. Setelah pengaruh supresi estrogen dan progestron hilang maka timbul pengauh hormon laktogenetik ( LH ) atau prolaktin yang akan merangsang air susu keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari potpartum.

Bila bayi mulai disusui isapan pada putting susu meupakan rangsangan psikis yang secara reflektois mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofise. Produksi ASI akan sebagai efek positif adalah involusi uterus akan lebih sempurna. Ibu dan bayi dapat ditempatkan didalam satu kamar ( roming in atau pada tempat yang terpisah).

Keuntungan rooming in adalah :
a. Mudah menyusukan bayinya
b. Setiap saat selalu ada kontak antara ibu dan bayi
c. Sedini mungkin ibu telah belajar mengurus anaknya.

 Pemeriksaan pasca persalinan
Pemeriksaan pasca persalinan dilakukan pada hari ke- 3 dan ke- 7 dan minggu ke- 6, Pemeriksaan pasca persalinan meliputi :
e. Pemeriksaan Umum
Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu, keluhan yang dirasakan .
f. Keadaan Umum
Kesadaran, keadaan emosi, selera makan, dan lain-lain.
g. Payudara
Keadaan puting dan pengeluaran
h. Perut
Dinding perut
i. Perineum, kandung kemih, rektum
j. Sekret yang keluar
Lochea, flour albus

 Senggama
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu dareah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tampa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

 KB
1. Idealnya pasangan menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluaganya. Namun petugas kesehatan membantu meencanakan keluaganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
2. Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur ( ovulasi ) sebelum ia ,mendapatkan lagi haidnya selama menyusui ( amenore laktasi ). Oleh kaena itu metode amenorea laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko ini adalah 2 % kehamilan.
3. Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal beikut perlu dijelaskan dahulu kepada ibu :
( a ) Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifasnya.
( b ) Kelebihan dan keuntungannya
( c ) Efek samping
( d ) Bagaimana menggunakan metode itu.
( e ) Kapan metode itu akan dapat dimulai digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusui
4. Jika seorang ibu atau pasangan telah memeliki metode Kb tertentu ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu / pasangannya dan untuk mengetahui apakah metode tersebut dengan baik.

 Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai oleh ibu postpartum :
• Pendarahan pervaginam yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari pendarahan haid biasa atau biasa atau bila menemukan penggantian pembalut dua kali dalam setengah jam).
• Pengeluaran pevaginam yang baunya menusuk.
• Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung.
• Sakit kepala yang terus menerus.nyeri epigastrik,atau masalah penglihatan.
• Pembengkakkan di wajah atau ditangan.
• Demam, muntah,rasa sakit saat BAK atau jikamerasa tidak enak badan.
• Payudara yang berubah menjadi merah,panas,dan/atau terasa sakit.
• Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
• Rasa sakit, merah, lunak atau pembengkakan pada kaki
• Merasa sedih karena tidak dapat mengasuh sendiri bayinya atau diri sendiri.
• Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah.

 Perawatan yang harus dilakukan pada ibu nifas :
• Pemeriksaan plasenta,agar tidak ada bagian-bagian plasenta yang tertinggal.
• Pengawasan tinggi fundus uteri.
• Pengawasan pendarahan dari vagina.
• Pengasan konsitensi rahim.
• Pengawasan umum ibu.
• Perawatan payudara.
• Perawatan vulva seperti Vulva hygiene.

Tindakan lazim yang tidak bermanfaat, bahkan dapat membahayakan
Tindakan Deskripsi dan Keterangan
 Menghindari makanan berprotein seperti ikan dan telur Ibu menyusui butuh tambahan kalori sebesar 500 per harinya.
 Penggunaan bebat perut segera pada masa nifas ( 2-4 jam pertama) Selama 1 jam, pertama petugas memeriksa fundus setiap 16 menit dan melakukan masase jika kontraksi tidak kuat.
Penggunaan pembebat perut selama masa kritis membuat sulit bagi petugas kesehatan untuk menilai tonus dan posisi uterus. Untuk melakukan masase uterus jika diperlukan dan memperkirakan banyak darah yang keluar.
 Penggunaan kantong es atau pasir untuk menjaga uterus berkontraksi. Merupakan perawatan yang tidak efektif untuk atonia uteri
 Memisahkan bayi dari ibunya untuk masa yang lama pada 1 jam pertama setelah kelahiran Masa transisi adalah masa kritis untuk ikatan dan bagi bayi untuk memulai menyusu. BBL pada 2 jam pertama setelah kelahiran merupakan masa paling siaga, setelah masa ini, ia biasanya tidur.

D. Bayi Baru Lahir Fisiologis

Definisi
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir berumur 0 hari sampai dengan 20 hari. Bayi baru lahir dapat dibagi menjadi 2 :
• Bayi normal / sehat adalah bayi baru lahir dengan berat badan antara 2500 gr – 4000 gr dengan lama kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu yang memerlukan perawatan biasa.
• Bayi gawat (high risk baby) memerlukan penanggulangan khusus seperti adanya asfiksia dan pendarahan

Pada umumnya kelahiran bayi normal cukup ditolong oleh bidan dengan tanggung jawab penuh terhadap keselamatan ibu dan bayi. Pada kelahiran yang memerlukan pertolongan spesialis, bayi baru lahir diurus oleh bidan. Bila dirumah sakit yang dilengkapi dengan unit kesehatan bayi hendaknya ditangani oleh dokter anak.

Tujuan umum dalam asuhan kebidanan bayi baru lahir :
 Mempertahankan pernafasan
Dengan meletakkan kepala lebih rendanh dari badan dan segera dilakukan penghisapan lendir. Pada bayi normal dalam beberapa detik samapi satu menit bayi akan segera bernapas spontan
 Mencegah infeksi
Dengan mencuci tangan sebelum memegang bayi dan perlengkapan yang digunakan untuk merawat bayi
 Mempertahankan suhu
Suhu tubuh bayi harus dipertahankan dan dijaga kehangatannya karena bila suhu lingkungan lebih rendah maka metabolisme dan konsumsi oksigen pada bayi akan meningkat
 Mengenal tanda – tanda sakit
Kondisi pada bayi baru lahir dapat berubah cepat. Oleh karena itu, perlu diperhatikan seperti kulit kuning pada hari pertama, kesukaran bernafas, kenaikan atau penurunan suhu badan, badan biru atau pucat, perut kembung dan minum kurang, muntah, kejang – kejang atau tidak dalam waktu 12 jam pertama, BAK / BAB atau tidak pada 12 jam pertama, dan penurunan berat badan yang banyak.

Alat – alat untuk perawatan bayi :
 Penghisap lendir
 Tabung oksigen beserta alatnya untuk membantu pernafasan bayi
 Alat resusitasi untuk pernafasan
 Obat – obatan
 Alat pemotong, pengikat, dan antiseptik tali pusat
 Tanda pengenal bayi, identifikasi yang sama dengan ibu
 Tempat tidur bayi dan inkubator bayi
 Stop watch dan termometer

Perubahan dan adaptasi fisiologis pada bayi baru lahir

Saat saat dan jam jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan salah satu siklus kehidupan. Pada saat dilahirkan bayi beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologis. Perubahan fisiologis yang yang kompleks ini dikenal sebagai periode transisi. Bidan harus selalu berusaha untuk mengetahui periode transisi ini yang berlangsung cepat ada beberapa aspek yaitu :
 Sistem pernafasan
Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi 30 detik sesudah kelahiran. Pernafasan ini timbul akibat aktivitas normal dari susunan syaraf pusat seperti sentuhan, perubahan suhu dari dalam uterus ke luar uterus yang semuanya mengarahkan diafragma serta alat- alat pernafasan lainnya.
Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi :
o Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak
o Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru selama persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru- paru secara mekanis

 Sistem peredaran darah
Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Dua perubahan besar untuk membuat sirkulasi yang baik pada bayi baru lahir di luar rahim :
- penutupan foramen ovale pada atrium jantung
- penutupan duktus atreosa antara arteri paru- paru dan aorta
Perubahan siklus ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh tubuh. Oksigenasi menyebabkan tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan resistensinya sehingga mengubah aliran darah.

 Sistem pengaturan suhu
- Bayi baru lahir dapat mengatur suhu tubuh mereka sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan- perubahan lingkungan.
- Suhu dingin menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan aliran darah bayi.
- Pada lingkungan dingin pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakn usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.
- Penggunaan timbunan lemak coklat mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100 %. Untuk membakar lemak coklat seorang bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas.

 Mekanisme glukosa
Untuk memfungsikan otak diperlukan glukosa dalam jumlah tertenyu, seorang bayi yang sehat akan menyimpan glukosa sebagai glikogen, terutama dalam hati, selama bulan- bulan terakhir kehidupan dalam rahim. Seorang bayi yang mengalami hipotermi pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan persediaan glikogen pada jam- jam pertama kehidupan.

 Sistem gastrointestinal
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanann selain susu masih terbatas. Pada saat makanan masuk ke lambung terjadilah garakan peristaltik cepat. Ini berarti bahawa pemberian makan sering di ikuti dengan terjadinya refleks pengosongan lambung. Bayi diberi ASI dapat bertinja 8-10 x sehari, atau paling sedikit bertinja setiap 2-3 x sehari. Bayi yang diberi makanan botol bertinja 5-6 x sehari tapi terdapat kecenderungan untuk mengalami konstipasi

 Sistem kekebalan tubuh
Sistem imunitas bayi masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba dan deteksi dini menjadi sangat penting. ASI sangat memegang peran penting dalam memberikan kekebalan pasif pada bayi.

 Sistem ginjal
Beban kerja ginjal dimulai saat lahir hingga masukan cairan meningkat mungkin air kemih akan tampak keruh termasuk berwarna merah muda. Hal ini karena kadar ureum yang tidak banyak berarti.

 Sistem muskuloskeletal
Otot sudah dalam keadaan lengkap pada saat lahir, tetapi tumbuh melalui proses hipertrofi. Moulage dapat terjadi pada waktu lahir karena tulang pembungkus tengkorak belum seluruhnya mengalami asfiksia dan dapat menghilang beberapa hari setelah lahir. Ubun- ubun basar akan tetap terbuka hingga usia 18 bulan.


 Sistem neurologi
Sistem neurologi belum matang pada saat lahir. Reflek dapat menunjukan keadaan normal dari integritas sistem syaraf dan sistem muskuloskeletal. Misalnya tidak adanya reflek moro pada saat lahir menunjukan adanya kerusakan dan ketidakmampuan otak. Reflek hisap dan menelan akan berkembang dengan baik pada bayi normal dan terkoordinasi pada saat bernafas

 Sistem integumen
Pada bayi baru lahir cukup bulan kulit berwarna merah dengan sedikit vernik carsiosa. Vernik ini akan hilang seluruhnya dalam waktu 24 jam.

 Sistem eliminasi
BAB yang pertama keluar berwarna kehitam- hitaman dan lengket yang disebut mekonium. Hal ini sudah terjadi sejak janin berumur 16 minggu dalam kandungan. Mekonium mulai keluar dalam 24 jam setelah lahir dan berlangsung sampai hari ke dua dan ketiga

 Berat badan
Pada hari kedua dan ketiga berat badan bayi baru lahir biasanya akan menurun. Hal ini disebabkan karena pemasukan cairan dan peneluaran dari tubuh bayi tidak seimbang.

Bayi menunjukan beberapa reflek sejak lahir yaitu
o Moro refleks
Bila bayi dikagetkan atau digerakkan akan terjadi refleks moro abduksi dan ekstensi lengan dan tangan akan terbuka kemudian diakhiri abduksi lengan

o Walking refleks
Bila telapak kaki ditekan pada tempat yang datar maka bayi akan bergerak seperti berjalan

o Rooting refleks
Rangsangan pada ujung mulut mengakibatkan kepala menoreh ke arah sisi rangsangan

o Refleks menggenggam
Bila sesuatu diletakkan pada telapak tangan bayi, maka bayi akan menggenggam

Penatalaksanaan awal bayi baru lahir

1. Pencegahan infeksi, tindakan yang dilakukan antara lain :
- cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
- pakai sarung tangan saat menangani bayi yang belum dimandikan
- pastikan semua peralatan sudah di DTT juga. Semua perlengkapan yang digunakan untuk bayi dalam keadaan bersih

2. Penilaian awal dengan mempertimbangkan hal- hal sebagai berikut :
- bagaimana warna ketuban, jernih/ keruh ?
- apakah bayi menangis kuat/ spontan bernafas ?
- apakah bayi bergerak aktif ?
- apakah warna kulit bayi merah muda, pucat, atau kebiruan ?
- apakah bayi cukup bulan ?

3. Pencegahan kehilangan panas
Mekanisme kehilangan panas :
- Evaporasi
Cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi
- Konduksi
Kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan dingin
- Konveksi
Kehilangan panas terjadi saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin
- Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat benda yang mempunyai temperatur lebih rendah dari temperatur tubuh bayi

Mencegah kehilangan panas yaitu dengan
- keringkan tubuh bayi dengan seksama
- selimuti bayi dengan kain bersih, kering, dan hangat, serta tutupi kepala bayi
- anjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya
- jangan segera memandikan bayi sebelum minimal 6 jam pasca kelahiran
- tempatkan bayi di lingkungan yang hangat

4. Rangsangan taktil
Mengeringkan bayi merupakan stimulasi, hal ini dapat merangsang terjadinya pernafasan spontan pada bayi sehat

5. Asuhan tali pusat
Mengikat tali pusat dengan kencang, jaga tali pusat agar tetap kering dan terkena udara

6. Memulai pemberian ASI secara dini

7. Pemberian profilaksis terhaadap gangguan mata
Tetes mata atau salep mata ( antibiotika ) harus diberikan dalam waktu 1 jam pertama setelah lahir

Perawatan Bayi baru lahir Sehari- Hari

• Mata bayi harus selalu diperiksa untuk melihat tanda- tanda infeksi. Mata dapat dibersihkan dengan air steril atau aquabidest. Mata bayi yang di tutup oleh karena ia mendapat terapi sinar harus dibuka setiap kali bayi minum susu. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari infeksi mata.
• Mulut diperiksa untuk melihat kemungkinan infeksi dengan candida ( oral thrust ) candidiasis merupakan suatu penyakit endemic di tempat perawatan bayi
Kulit terutama di lipatan- lipatan ( paha, leher, belakang telinga, ketiak ) harus selau bersih dan kering. Bagian- bagian ini merupakan media yang paling baik untuk kuman stafilokokus.
• Tali pusat pada umumnya akan puput pada waktu bayi berumur 6-7 hari. Bila tali pusat belum puput maka setiap setiap sesudah mandi tali pusat harus dibersihkan dan dikeringkan. Caranya dengan membersihkan pangkal tali pusat yang ada di peru bayi dan di daerah sekitarnya dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan zat anti septik ( betadine/ alkohol 70 % )
• Kain popok harus segera diganti setiap kali basah karena air kencing atau tinja. Bokong bayi dibersihkan dengan air steril atau bersih kemudian dikeringkan. Bila bokong selalu basah kemungkinan lecet dan terjadi infeksi besar. Bila ditemukan hal demikian sebaiknya air pembersih bokong ditambah dengan zat antiseptik yang dapat membunuh kuman, kemudian diobati dengan salep yang mengandung obat antibiotik dan anti jamur
• Minuman bayi, kebutuhan cairan pada tiap- tiap bayi untuk mencapai kenaikan berat badan yang optimal berbeda- beda. Oleh karena itu, pemberian cairan kepada bayi yang daya isap dan menelannya baik hendaknya sesuai kebutuhan yaitu 20-30 cc setiap 3 jam sekali. Pada umumnya cairan yang diberikan pada hari pertama 60 ml/kg bb dan setiap hari ditambah, sehingga pada hari ke 14 dicapai 200 ml/kg bb sehari. Dalam hari- hari pertama berat badan akan turun oleh karena pengeluaran mekonium dan masuknya cairan belum mencukupi. Turunnya berat badan tidak lebih dari 10 %, berat badan akan naik i ke 4 sampai ke 10




Tanda- tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir yaitu
• Pernafasan sulit/ lebih dari 60 x/ menit
• Kehangatan- terlelu pansa ( > 38 C atau terlalu dingin <>1 tahun

Usia Waktu bangun
Tidur Demam
Bayi baru lahir 100-180 80-160 >220
1 mgg – 3 bln 100-220 80-200 >220
3 bln – 2 thn 80-150 70-120 >200
2 – 10 thn 60-90 60-90 >200
10 thn - dewasa 55-90 50-90 >200


3. Pernafasan anak dihitung sama dengan orang dewasa kecuali pada bayi dihitung dari gerakan diafragma, atau gerakan abdominal.

Umur Nilai diafragma

Bayi baru lahir 35
1-11 bulan 30
2 tahun 25
4 tahun 23
6 tahun 21
8 tahun 20
10-12 tahun 19
14 tahun 18
16 tahun 17
18 tahun 16-18

4. Tekanan darah merupakan pengukuran tanda vital yang biasa diukur pada anak 3 tahun keatas


PENAMPILAN UMUM

o Penampilan fisik
Penampilan fisik adalah raut muka, kesan subjektif, dan penampilan anak.
o Nutrisi
Pemberian nutrisi pada anak harus baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
o Tingkah laku
Tingkah laku anak termasuk penampilan tingkah aktivitas, reaksi terhadap stress atau frustasi, interaksi dengan orang lain termasuk orang tua dan perawat, tingkat kesiapan, respon terhadap rangsangan penting dikaji perawat dalam kesehatan keluarga.
o Kulit
Yang dikaji pada kulit adalah warna, struktur, suhu, kelembaban dan turgor
o Leher
Pada leher dilihat adanya pembengkakan pada kelenjar dibawah rahang seperti pada keadaan campak, infeksi mulut, dan saluran pernafasan.
o Mata
Pemeriksaan pada mata termasuk pemeriksaan apakah ada infeksi,bagaimana stuktur, ukuran simetris, kornea, dan keadaan retina.
o Telinga
Pemeriksaan pada telinga apakah simetris letaknya atau ada tidaknya infeksi.
o Hidung
Diperiksa apakah membengkak,ada cairan, warna, kemungkinana infeksi,pada jalan nafas.
o Mulut dan tenggorokan
Apakah tonsil, tekak. Orofaring dengan menyuruh anak mengucapkan kata
o Perut
Apakah ada hernia femoralis, apakah buncit, bagaimana kebersihannya
o Genetalia
Pada laki-laki dilihat :
- Apakah ada glan penis
- Bagaimana testis apakah sudah turun atau belum
- Keadaan skrotum apakah simetris
Pada wanita :
- Keadaan vulva,labia,vagina,kelenjar,uretra
- Apakah ada tanda-tanda infeksi
o Anus
Keadaan lubang anus apakah ada haemorroid atau tidak
o Ekstremitas
Apakah simetris, lengkap atau tidak terutama jumlah jari, kebersihan kuku, kaki dan ketiak.

Perkembangan Psikologis
Perkembangan psikologis muncul dan menjadi sensitif ketika lingkungan telah mulai mempengaruhi pribadi secara maksimum. Perkembangan fungsi mental / intelektual, yaitu:
o Sensorikmotorik (mulai lahir-2 tahun)
Pada saat ini anak berkembang dari aktif refleks dan akibatnya rasa ingin tahu anak besar dan mencoba memperoleh kesenangan. Disamping itu anak mulai menyadari dirinya dan objekyang menarik diluar dirinya. Pada akhirtahap ini bahasa anak mulai berkembang
o Preoperasional (2-7 tahun)
Ciri-ciri egosentik mulai kelihatan, belum mampu berfikir drai sudut pandang orang lain. Menilai kejadian tidak pada proporsi yang umum tetapi bagaimana hubungna dengan dirinya dan kegunaan bagi dirinya sendiri, anak mulai berfikir dari sudut pandang orang lain. Pada fase ini anka dapat mengetahui konsep baru, tetapi belum dapat berfikir hal-hal yang abstrak. Anak telah dapat mengatasi persoalan dengan kongkrit dan sistematis menurut persepsinya,.
o Formal Operasional (12-15 tahun)
Pada fase ini anak telah mulai fleksibel dan sudah mampu menyesuaikan diri, pada anka adolescen dapat berfikir abstrak dan setelah mengobservasi dapat menyimpulkan dengan logis. Disamping itu anka telah dapat membuat hipotesa, dapat mengatasi masalah kebingungan antara ideal dan faktual.

Stimulasi tumbuh kembang bayi/ balita
Stimulasi perkembangan anak bertujuan untuk membantu anak agar ia dapat mencapai perkembangan yang baik. Stimulasi perkembangan dapat dilakukan oleh orang tua atau anggota keluarga lainnya setiap saat, ketika ada kesempatan bersama anak, melalui kegiatan sehari- hari di rumah atau di luar rumah. Cara stimulasi biasanya di kembangkan sendiri oleh orang tua.
Kemampuan perkembangan yang di stimulasi yaitu
o Kemampuan gerak kasar
Kemampuan melakukan gerakan yang tampak jelas, misalnya

Makanan bayi yang terbaik adalah ASI

Keuntungan ASI dibanding dengan makanan yang lain adalah :

1. ASI mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi dengan konsentrasi yang sesuai dengan kebutuhan bayi
2. ASI mengandung kadar laktosa yang lebih tinggi, dimana laktosa ini dalam usus akan mengalami peragian hingga membentuk asam laktat yang bermanfaat bagi usus bayi :
• Menghambat pertumbuhan bakteri yang patologis
• Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan berbagai asam organic dan mensintesa beberapa jenis vitamin dalam usus
• Memudahkan pengendapan kalsium casenat
• Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral
3. ASI mengandung berbagai zat penolak yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi
4. ASI lebih aman dari kontaminasi, karena diberikan langsung, maka kemungkinan tercemar zat berbahaya kecil
5. Resiko alergi pada bayi kecil sekali karena tidak mengandung beta laktoglobulin
6. ASI dapat sebagai perasntara untuk menjalin hubungan kasih saying antara ibu dan anak
7. Temperatur ASI sesuai dengan temperatur dengan suhu bayi
8. ASI membantu pertumbuhan gigi lebih baik
9. Kemungkinan bayi tersedak ASI keil sekali karena payudara ibu sesuai telah diciptakan sedemikian rupa
10. ASI ekonomis, praktis tersedia setiap waktu pada suhu yang ideal dan dalam keadaan segar
11. Dengan memberikan ASI kepada bayi berfungsi menjarangkan kelahiran

Pola Pemberian Makanan Bayi Usia 0-2 Tahun
Umur ( bulan ) Macam
Makanan Pemberian dalam
Sehari
0-2 ASI Sekehendak
2-4 ASI Sekehendak
4-6 Buah (diperkenalkan)
ASI
Bubur susu 1-2 kali
Sekehendak
2 kai
6-8 ASI
Buah
Bubur susu Sekehendak
1 kali
2 kali
8-10 ASI
Buah
Bubur susu
Nasi tim halus 3-4 kali
1 kali
1 kali
2 kali
10-12 ASI
Buah
Nasi tim/makanana keluarga 3-4 kali
1 kali
3 kali
12-24 ASI
Buah
Nasi tim/makanan keluarga
Makanan kecil 2-3 kali
1 kali
3 kali
1 kali


Perlunya Bayi mendapat Tambahan Setelah Berumur 6 Bulan

Mulai usia 6 bulan bayi perlu mendapat makanan tambahan sebagai pendamping ASI karen amenjelang usia 6 bulan merupakn usia peralihan bayi tahap pertama dalam pengaturan makanan bayi, tetapi ASI tetap diberikan sebagai makanan anak, sehingga bayi tetap disusui.

Pada usia ini kebutuhan bayi akan zat gizi menjadi semakin bertambah dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi, sedangkan produksi ASI mulai menurun, oleh karena itu bayi perlu makanan tambahan sebagai pendamping ASI.

Tujuan pemberian makanan tambahan :
1. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah mulai berkurang
2. Mengembalikan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam dengan berbagai rasa dan bentuk
3. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan
4. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.

Jenis makanan pendamping ASI :
- Buah-buahan (pisang, pepaya, jeruk, tomat)
- Makanan lunak dan lembek (bubur susu, nasi tim)

Imunisasi
Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit tertentu
Ada dua jenis imunisasi



1. Kekebalan aktif
Adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolat terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertambah lam. Ada dua macam :
• Kekebalan aktif alamiah, dimana tubuh membuat kekebalan sendiri setelah sembuh dari penyakit
• Kekebalan buatan, yaitu kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin

2. Kekebalan pasif
Yaitu tubuh abak tidak membuat zat antibodi sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat penolak, ada dua yaitu
• Kekebalan fasif ilmiah, yaitu kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya
• Kekebalan fasif buatan, dimana kekebalan ini diperoleh setelah mendapatkan suntukan zat penolak

Vaksin dibuat dari :
1. Vaksin dari kuman hidup yang dilemahkan, virus campak, virus polio jenis sabin, kuman TBC
2. Vaksin dari kuman yang dimatikan bakteri pertusis, vaksin polio jenis salk
3. Vaksin dari racun, racun kuman seperti toxoid (TT)
4. Vaksin yang terbuat dari protein khusus kuman, seperti hepatitis B

Tujuan pemberian imunisasi :
1. Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu
2. Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian

Yang perlu diperhatikan dari vaksin
1. Persyaratan pemberian vaksin
• pada bayi dan anak sehat
• vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es
• pemberian imunisasi dengan teknik yang baik
• mengetahui jadwal imunisasi yang telah diterima
• meneliti jenis vaksin yang akan diberikan
• memperhatikan dosis yang akan diberikan

2. Cara pengambilan vaksin dan penyuntikan
3. Proses terjadinya reaksi pada tubuh bayi dan anak setelah diimunisasi
• Reaksi local, biasanya terlihat pada tempat penyuntikan
• Reaksi umum, pada reaksi local ibu harus tidak usah panic sebab panas akan sembuh dan tidak berarti kekebalan sudah dimiliki nayi. Tetapi pada reaksi umum sebaiknya ibu konsultasi dengan dokter

Macam-macam vaksin

1. Vaksin BCG
Tujuannya untuk membuat kekebalan aktif terhadap penyakit TBC, sebelum disuntikan vaksin ini harus dilahirkan dengan 4 cc pelarut/ NaCl 0.9 %. Jadwal pemberian imunisasi adalah bayi 0-1a1 bulan, tetapi sebaliknya diberikan pada umur 0-2 bulan dengan dosis 0,05 cc, dan vaksinasi ulang pada umur 5 tahun
Efek samping adalah reaksi secara normal akan timbul selama 2 minggu, seperti pembengkakan kecil, merah p[ada tempat penyuntikan yang kemudian menjadi abses kecil

2. Vaksin DPT
Tujuannya adalah untuk memberi kekebalan aktif bersamaan dengan penyakit dipteri, pertusis dan tetanus
Ada dua macam :
• Vaksin yang digunakan untuk imunisasi aktif ialah TT, DPT, DT
• Kuman yang telah dimatikan yang digunakan untuk imunisasi pasif yaitu ATS
Jadwal pemberiannya adalah :
• Pada bayi umur 2-11 bulan sebanyak 3 kali suntikan sengan selang 4 minggu secara IM dan SC
• Imunisasi lain diberikan setelah 1,5-2 tahun
• Diulang kembali dengan vaksin DT 5-6 tahun
• Diulang lagi menjelang umur 10 tahun
• Anak yang telah mendapat DPT pada waktu bayi diberikan DT satu kali saja dengan dosis 0,5 cc dengan cara IM, dan tidak mendapatkan DPT pada waktu bayi diberikan DT sebanyak 2 kali dengan interval 4 minggu dengan dosis 0,5 cc secara IM
Reaksi yang mungkin terjadi setalah pemberian imunisasi adalah demam rinngan, pembengkakan bdan rasa nyeri pada tempat penyuntikan selama 1-2 hari

Kontra indikasi pada pemebrian DPT adalah bila anak sedang sakit parah, riwayat kejang jika demam, panas tinggig yang lebih dari 38O celcius, penyakit gangguan kekebalan

3. Vaksin Polio
Tujuan pemberian vaksin polio adalah untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis
Vaksin polio terdapat dalam 2 kemasan
• Vaksin yang mengandung virus yang dimatikan, cara pemberiannya adalah dengan cara disuntikan
• Vaksin yang mengandung virus polio yang masih hidup yang telah dilemahkan, cara pemberiannya melalui obat

Jadwal pemberian vaksin
• Pada bayi umur 2-11 bulan diberi sebanyak 3 kali pemberian dengan dosis 2 tetes dengan interval 4 minggu
• Pemberian ulang pada umur 1,5-2 tahun
• Menjelang umur 5 tahun
• Pada umur 10 tahun
Biasanya pemberian vaksin polio diberikan bersamaan dengan vaksin DPT tetapi pemberiannya dengan interval 2 jam

Efek samping dari penggunaan vaksin polio hamper tidak ada bila ada mungkin berupa kelumpuhan anggota gerak
Kontra indikasi adalah anak dengan diare berat, anak sakit parah dan anak penderita defisiensi kekebalan.

4. Vaksin Campak
Tujuan pemberian vaksin campak adalah untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit campak. Vaksin campak mengandung virus campak hidup yang sudah dilemahkan
Jadwal pemberian vaksin campak adalah pada umur 9-11 bulan dengan satu kali pemberian dengan dosis 0,5 cc dengan suntikan subkutan. Apabila pemberian vaksin campak kurang dari 9 bulan harus diulangi pada pada umur 15 bulan
Reaksi yang ditimbulkan setelah pemberian vaksin campak adalah demam ringan dan nampak sedikit bercak merah pada pipi, dibawah telingan pada hari ke 7-8 setelah penyuntikan, mungkin juga terjadi pembengkakan pada tempat penyuntikan
Efek samping sangat jarang mungkin terjadi kejang yang ringan dan tidak berbahaya pada hari 10-12 setelah penyuntikan
Kontra indikasi pada pemberian vaksin campak adalah anak sakit parah, menderita TBC, defisiensi kekebalan, demm yang lebih dari 38 derajad selsius
tempat penyuntikan di 1/3 bagian lengan atas. Vaksin campak yang dimasukan 0,5 cc

KESEHATAN GIGI
Masa tumbuhnya gigi tetap mempunyai waktu aitu dalam [periode 6-12 tahun. Gigi susu adalah merupakan jalan gigi tetap untuk tumbuh sebagai gigi pengganti, sehingga bila gigi susu sudah tanggal sebelum waktunya maka akan memperlambat tumbuhnya gigi tetap.
Gigi Rahang bawah Rahang atas
Gigi seri tengah 6 bulan 7 ½ bulan
Gigi seri taring 7 bulan 9 bulan
Gigi taring 16 bulan 18 bulan
Gigi geraham I 12 bulan 14 bulan
Gigi geraham II 20 bulan 24 bulan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi adalah sebagai berikut
1. Gizi makanan
2. Macam makanan]
3. Kebersihan gigi
4. Kepekatan air ludah
Tabel Perkembangan Bayi dan Anak (Umur 1 bulan sampai 5 tahun) :

Umur Perkembangan Anak
1 bulan - Menatap ke ibu
- Mengeluarkan suara
- Tersenyum
- Lengan dan kaki bergerak aktif
3 bulan - Mengangkat kepala tegak ketika tengkurap
- Tertawa
- Menggerakkan kepala kekiri dan kekanan
- Mengamati tangannya
6 bulan - Meniru bunyi
- Meraih benda yang ada didekatnya
- Tengkurap sendiri
- Menoleh kearah sumber suara
9 bulan - Duduk sendiri
- Mengucapkan ma…ma…ma.., da… da..ada…
- Senang bermain sendiri dan bertepuk tangan
- Memegang biskuit
12 bulan - Bermain ci-luk-ba
- Menjimpit benda kecil
- Meniru kata sederhana papa, dada
- Berdiri dan jalan berpegangan
2 tahun - Menunjukkan dan menyambut nama bagian tubuh
- Naik tangga dan berlari-lari
- Menirukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu dan mengelap
- Mencoret-coret kertas

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS PADA IBU HAMIL
TERHADAP NY. S
DI BPS KARTINI KAMPUNG SAWAH

Hari, tanggal : Jum’at, 5 Juni 2009
Pukul : 17.00 WIB
Oleh : Margie Ayu Melia Novita

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
ISTRI SUAMI
Nama : Ny. S Tn. D
Umur : 36 tahun 38 tahun
Suku / Bangsa : Jawa/ Indonesia Jawa/ Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Wiraswasta I
Alamat : Jl. Campang raya, P. Tirtayasa No.3, Kampung Sawah, Bandar Lampung

B. ANAMNESA
1. Alasan kunjungan :
2. Riwayat kehamilan saat ini
2.1 Riwayat menstruasi
- Menarche : 13 tahun
- Siklus : 28 hari, teratur
- Lamanya : 5 hari
- Banyaknya : 2 kali ganti pembalut setiap hari
- Dismenorhea : Tidak
- HPHT : 20 Desember 2008
- TP : 27 September 2009
- Usia kehamilan : 22 minggu 3 hari

2.2 Tanda-tanda kehamilan
- Amenorhea : Ya
- Mual dan muntah : Ya
- PP Test : Ya, Februari 2009
Hasilnya (+)

2.3 Gerakan fetus dirasakan pertama kali pada usia kehamilan 16 minggu dan dalam 10 menit terakhir 5 – 6 kali .

2.4 Keluhan yang dirasakan
- Rasa lelah : Tidak Ada
- Pusing : Tidak Ada
- Mual : Tidak Ada
- Nyeri perut : Tidak Ada
- Panas, menggigil : Tidak Ada
- Sakit kepala berat : Tidak Ada
- Penglihatan kabur : Tidak Ada
- Rasa nyeri / panas saat BAK : Tidak Ada
- Kemerahan pada tungkai : Tidak Ada
- Bengkak pada ekstremitas ataupun wajah : Tidak Ada

2.5 Diet/ Makanan
Sebelum hamil
- Pola makan sehari-hari : teratur, 3 kali sehari
- Jenis makanan : nasi, sayur, lauk pauk, disertai buah
Setelah hamil
- Pola makan sehari-hari : teratur, 3 kali sehari
- Jenis makanan : nasi, sayur, lauk pauk, buah, dan terkadang susu
Perubahan nafsu makan : meningkat setelah hamil


2.6 Pola eliminasi sehari-hari
Sebelum hamil
- BAK : 3-4 x/ hari
Warna : jernih, bau khas
- BAB : 1 x/ hari
Warna : kekuningan
Konsistensi : lembek
Setelah hamil
- BAK : 6-7 x/ hari
Warna : jernih, bau khas
- BAB : 1 x/ hari
Warna : kekuningan
Konsistensi : lembek

2.7 Pola aktivitas sehari-hari
Sebelum hamil
- Istirahat dan pola tidur : Ibu tidur + 8 jam pada malam hari, dan
tidak pernah tidur siang
- Seksualitas : Tidak teratur, frekuensinya 1-2 x seminggu
- Pekerjaan : Pekerjaan rumah tangga sehari-hari, seperti : memasak, mencuci, menyapu, dan membersihkan rumah

2.8 Imunisasi
TT 1 : ya, dilakukan pada umur kehamilan 22 minggu, tanggal 5
Juni 2009
TT 2 : belum dilakukan

2.9 Kontrasepsi yang pernah digunakan sebelum hamil yaitu KB suntik dengan lama 3 tahun
Alasan berhenti karena ingin mempunyai anak lagi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami keluhan selama menggunakan alat kontrasepsi ini

3. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
No Tgl/Thn Prslnn Tmpt Prslnn Usia Kamln Jenis Prslnn Penolong Penyulit Anak Ket
JK BB PB
1

2 1998

2000 BPS

BPS Aterm

Aterm Normal

Normal Bidan

Bidan Tidak ada
Tidak ada P

P 2500

2700 48

48 -

-

4. Riwayat Kesehatan
4.1 Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
- Jantung : Tidak Ada
- Hipertensi : Tidak Ada
- Hepar : Tidak Ada
- Diabetes Militus : Tidak Ada
- Anemia Berat : Tidak Ada
- HIV / AIDS : Tidak Ada
- Malaria : Tidak Ada

4.2 Riwayat Kesehatan Keluarga
- Lever : Tidak Ada
- Hipertensi : Tidak Ada
- Jantung : Tidak Ada
- Asma : Tidak Ada
- Diabetes Militus : Tidak Ada
- Keturunan Kembar : Tidak Ada

4.3 Perilaku Kesehatan
- Penggunaan alkohol : Tidak Ada
- Jamu : Tidak Ada
- Merokok : Tidak Ada
- Vulva hygine : Ya, dilakukan dengan menggunakan air bersih

5. Riwayat Sosial
5.1 kehamilan ini di rencanakan : Ya
5.2 Status perkawinan : menikah, jumlah 1 kali, lamanya 12 tahun
5.3 pengambilan keputusan dalam keluarga : suami/ isteri
5.4 Susunan keluarga yang tinggal di rumah
No Jns Klmn Umur Hubungn Pddkn Pekerjaan Ket
1. Laki- laki 38 thn Suami SMA Wiraswasta Sehat
2. Perempuan 36 thn Klien SMA SMA Sehat
3 Perempuan 11 thn Anak SD Siswa Sehat
4 Perempuan 9 thn Anak SD Siswa Sehat

5.5 Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinana, dan nifas : tidak ada

6. Riwayat kesehatan keluarga : tidak ada penyakit keturunan keluarga atau penyakit menular

C. PEMERIKSAAN UMUM
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compus Mentis
3. Keadaan Emosional : Stabil
4. TTV : TD : 120 / 80 mm Hg R : 25 kali/menit
N : 79 kali/menit T : 36,3 0C
5. Tinggi Badan : 154 cm
BB sekarang : 54 kg, BB sebelum hamil : 50 kg
Kenaikan BB : 6 kg
6. LILA : 24 cm



D. PEMERIKSAAN FISIK
• Kepala
- Rambut : Kebersihan : Bersih
Warna : Hitam
Kekuatan akar : Kuat
- Muka : Kelopak mata : Tidak Ada Oedema
Konjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih ( an ikhterik )
Kloasma Gravidarium : Tidak ada
- Hidung : Polip : Tidak Ada
Pengeluaran : Tidak Ada
- Telinga : Keadaan bersih, fungsi pendengaran normal
- Mulut dan Gigi
Lidah : Bersih
Gigi : Tidak ada caries
Gusi : Tidak ada pembengkakan
• Leher
- Kelenjar tyroid : Tidak ada pembengkakan
- Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan
- Vena jugularis : Tidak ada pembengkakan
• Dada
- Jantung : Normal, bunyi lup dup
- Paru- paru : Normal, tidak ada whezing atau ronchi
- Payudara
Pembesaran : Normal
Puting susu : Menonjol
Pengeluaran ASI : Tidak ada
Simetris : Ya
Benjolan : Tidak ada
Rasa nyeri : Tidak ada
Hiperpigmentasi : Ada, pada aerola dan papilla
- Abdomen
Luka bekas operasi : Normal
Linea : Nigra
Strie : Livide
Pembesaran : Normal, sesuai kehamilan
Benjolan : Tidak ada
Pembesaran lien dan liver : Tidak ada
Ascites : Tidak ada
Tumor : Tidak ada

Posisi Uterus
- Leopold I : TFU 2 jari di bawah pusat. Pada bagian fundus teraba satu bagian besar, agak lunak, dan tidak melenting ( bokong )
- Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba satu tahanan yang keras, dan memanjang dari atas ke bawah ( punggung )
Pada bagian kanan perut ibu teraba bagian- bagian kecil janin
- Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba satu bagian bulat, keras, melenting ( kepala )
Bagian terendah janin belum masuk PAP
- Leopold IV : tidak dilakukan
TFU (Mc. Donald) : 24 cm
DJJ terdengar dengan frekuensi 120 x/ menit, teratur
Punctum maksimum pada abdomen kiri bawah
TBJ (Niswander) : 1,2 (TFU – 7,7) x 100 gr + 150 gr
: 1,2 (24 – 7,7) x 100 gr + 150 gr
: 1,2 ( 16,3) x 100 gr + 150gr
: 1956 gr + 150 gr
: 1806 gr - 2106 gr
• Punggung dan pinggang
Posisi punggung : Lordosis
Nyeri pinggang : Ada
• Ekstermitas
Ekstermitas atas : Oedeme : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Ekstermitas bawah : Oedeme : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada
• Nyeri ketuk punggung dan pinggang : Tidak ada
• Refleks Patella : (+) , kanan dan kiri

E. PEMERIKSAAN LABORATURIUM
1. Urine : Protein : Tidak dilakukan
Glukosa : Tidak dilakukan
2. Darah : Hb : Tidak dilakukan

II. IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN
Diagnosa Ibu : Ibu G3 P2 Ao hamil 22 minggu 3 hari
Dasar : - Ibu mengatakan ini kehamilan ketiganya, tidak pernah keguguran
- HPHT : 20 Desember 2008
- TP : 27 September 2009
- Tes kehamilan ( + ) pada februari 2009
- TFU 2 jari di bawah pusat
Diagnosa janin : Janin tunggal, hidup, intra uterine, presentasi kepala
Dasar : - Punctum maksimum 3 jari di bawah pusat sebelah kiri perut ibu
Frekuensi DJJ 120 x/ menit, teratur
- Leopold I : TFU 2 jari di bawah pusat. Pada bagian fundus teraba satu bagian besar, agak lunak, dan tidak melenting ( bokong )
- Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba satu tahanan yang keras, dan memanjang dari atas ke bawah ( punggung )
Pada bagian kanan perut ibu teraba bagian- bagian kecil janin
- Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba satu bagian bulat, keras, melenting ( kepala )
Bagian terendah janin belum masuk PAP
- Leopold IV : Tidak dilakukan

Masalah : Pemenuhan nutrisi selama kehamilan
Nyeri pinggang
Kebutuhan : Penjelasan pemenuhan nutrisi selama kehamilan

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA
Tidak ada

V. PERENCANAAN
1. Berikan tablet etabion dan tablet licokalk
Rasionalisasi : Dengan memberikan tablet Fe kebutuhan zat besi terpenuhi sehingga mencegah ibu mengalami anemia, sedangkan pemberian licocalk untuk pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim



2. Jelaskan kepada ibu tentang pemenuhan nutrisi selama kehamilan
Rasionalisasi : Dengan mengkonsumsi makanan yang cukup gizi, diharapakan gizi ibu dan janin terpenuhi dengan baik sehingga janin dapat tumbuh dengan baik

3. Jelaskan kepada ibu tentang nyeri pingang yang di alami
Rasionalisasi : Dengan menjelaskan kepada ibu tentang nyeri pinggang yang dialami, diharapkan ibu mengerti bahwa keadaan yang dialami adalah sesuatu yang fisiologis

4. Anjurkan kepada ibu untuk memeriksakan kehamilan secara teratur dan segera datang ke petugas kesehatan jika terdapat keluhan
Rasionalisasi : Dengan menganjurkan kepada ibu untuk memeriksakan kehamilan diharapkan kesehatan ibu dan janin dapat terpantau dengan baik, dan jika ada keluhan ibu dapat segera datang ke petugas kesehatan sehingga ibu mendapat pertolongan yang cepat

VI. PELAKSANAAN
1. Memberikan tablet Fe 60 mg 1x1 sehari dan tablet licocalk 1 x 1 sehari
2. Memberikan penjelasan tentang pemenuhan nutrisi selama kehamilan, yaitu selama hamil ibu membutuhkan kalori 2500 yang di dapat dari makanan yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin, kalsium, dari makanan 4 sehat 5 sempurna
3. Menjelaskan kepada ibu bahwa nyeri yang di alami di karenakan perubahan sikap badan, titik berat badan pindah ke depan di sebabkan perut yang membesar, dan menjelaskan bahwa hal tersebut adalah normal.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk memeriksakan kehamilan secara teratur, 1 bulan sekali atau sewaktu- waktu jika ada keluhan- keluhan seperti sakit kepala, oedeme, sesak nafas, keputihan/ flour albus secara berlebihan



VII. EVALUASI
Hari, tanggal : Senin, 5 Juni 2009
Pukul : 17.30 WIB

1. Ibu mengatakan akan mengkonsumsi obat- obatan yang diberikan
2. Ibu berjanji akan mengkonsumsi makanan yang bergizi
3. Ibu mengerti tentang penjelasan yang telah di berikan
4. Ibu akan memeriksakan kehamilan secara teratur dan akan dating kepetugas kesehatan jika ditemukan keluhan- keluhan



































ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS PADA IBU BERSALIN
TERHADAP Ny. I
Di BPS KARTINI KAMPUNG SAWAH

Anamnesa : Margie Ayu Melia Novita
Hari/tanggal : Kamis, 11 Juni 2009
Waktu : 08.35 WIB

KALA I ( Fase Laten )

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
ISTRI SUAMI
Nama : Ny. I : Tn. H
Umur : 33 tahun : 38 tahun
Suku/Bangsa : /Indonesia : /Indonesia
Agama : Islam : Islam
Pendidikan : SD : SD
Pekerjaan : IRT : Buruh
Alamat Rumah :Jl P. Antasari Gg. Mangga Besar No.114 bandar Lampung

B. ANAMNESA
1. Keluhan utama
 Ibu mengatakan sakit perut yang menjalar dari pinggang sampai ke perut bagian bawah.

2. Riwayat keluhan utama
 Ibu G3 P2 Ao dating tanggal 11 Juni 2009 pukul 08.35 WIB, mengatakan hamil ketiga dengan usia kehamilan aterm (cukup bulan ) 37 minggu 2 hari dengan keluhan mules- mules.
Ibu mengatakan sakit pada pinggang yang menjalar ke perut bagian bawah dan keluar lendir sejak pukul 01.00 WIB
Ibu mengatakan belum keluar air- air
3. Riwayat kehamilan saat ini
3.1. Riwayat Menstruasi
 Menarche : 13 tahun
 Siklus : 28 hari, teratur
 Lamanya : 7 hari
 Banyaknya : 2-3x ganti pembalut setiap hari
 Sifat Darah : Cair, ada gumpalan
 Dismenorhea : Tidak pernah
 HPHT : 23 September 2008
 TP : 30 juni 2009
 Usia kehamilan : 37 minggu 2 hari

3.2. Pergerakan fetus dirasakan pertama kali pada usia kehamilan16 minggu dan pergerakan fetus dalam 10 menit terakhir 2 – 3 kali

3.3. Keluhan yang dirasakan
▪ Rasa lelah : Tidak ada
▪ Mual dan muntah : Tidak ada
▪ Malas beraktifitas : Tidak ada
▪ Panas menggigil : Tidak ada
▪ Sakit kepala : Tidak ada
▪ Nyeri dan panas saat BAK : Tidak ada
▪ Nyri kemerahan pada tungkai : Tidak ada

3.4. Tanda-tanda persalinan
His : terdengar dengan frekuensi 3-4 kali, lamanya 30-40 detik
Pengeluaran pervaginam berupa lendir bercampur darah

3.5 Riwayat imunisasi
TTI : Februari 2009
TT2 : Maret 20009

3.6. Pola eliminasi
▪ Sebelum hamil : BAK : Frekuensi : 4-5 x/hari
Warna : Jernih
BAB : Frekuensi : 1 x/hari
Warna : Kecoklatan
Konsistensi : Padat
▪ Setelah hamil : BAK : Frekuensi : 9-10 x/hari
Warna : Jernih
BAB : Frekuensi : 1 x/hari
Warna : Kecoklatan
Konsistensi : Padat
 BAK terakhir pukul 06.00 WIB, warna kuning, bau khas urine ( tanggal 11 Juni 2009 )
 BAB terakhir pukul 05.30 WIB, konsistensi padat ( tanggal 10 Juni 2009 )

3.7. Pola makan dan minum
 Sebelum hamil
Pola makan sehari- hari : 3 x sehari
Jenis makanan : Nasi, lauk pauk, buah, dan sayuran
 Setelah hamil
Pola makan sehari- hari : 4-5 x sehari
Jenis makanan : nasi, lauk pauk, buah, sayuran, dan susu
 Perubahan pola makan : meningkat selama kehamilan
 Ibu makan terakhir pukul 20.00 WIB tanggal 10 Juni 2009
 Ibu minum terakhir pukul 08.00 WIB tanggal 11 Juni 2009

3.8 Aktivitas sehari- hari
 Pola istirahat dan tidur : Ibu tidur malam + 8-9 jam, dan pada siang hari + 1 jam
 Seksualitas : jarang dilakukan, 1-2 x seminggu
 Pekerjaan : Ibu melakukan aktivitas sehari- hari seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah, dan melakukan kegiatan sehari- hari
 Kontrasepsi yang pernah di gunakan : pil

4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

No Tahun Partus Tempat Partus Usia Kehamilan Jenis Partus Penolong Penyulit Anak
JK BB PB Ket
1.
2
3
1999
2004
Hamil ini BPS
Bidan
Aterm
Aterm
Spontan
Spontan
Bidan
Bidan
Tidak ada
Tidak ada
P
L 3300
3500 51
52 Sehat
Sehat



5 ☻Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
• Hipertensi : Tidak ada
• Asma : Tidak ada
• Diabetes Mellitus : Tidak ada
• Jantung : Tidak ada
• TBC : Tidak ada
• Hepatitis : Tidak ada

☻Perilaku Kesehatan
▪ Merokok : Tidak pernah
▪ Obat-obatan terlarang : Tidak pernah
▪ Minuman keras : Tidak ada
▪ Pencucian vagina : Tidak ada
▪ Jamu-jamuan : Tidak ada

6. Riwayat Sosial
 Kehamilan ini di rencanakan : tidak
 Status perkawinan : sah, jumlah 1 kali, selama 11 tahun
 Susunan keluarga yang tinggal serumah
No Jns Klmn Umur Hubungan Pddkn Pekerjaan Ket
1. Laki- laki 39 thn Suami SD Buruh Sehat
2. Perempuan 9 thn Anak SD Siswa Sehat
3 Laki-laki 5 thn Anak TK Siswa Sehat

7. Kebiasaan Yang Berhubungan dengan Adat Istiadat dan Kebiasaan
Tidak ada
8. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga dalam keadaan sehat, tidak mempunyai penyakit yang diturunkan

C. PEMERIKSAAN UMUM
1.Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Keadaan Emosional : Stabil
4. Tanda Vital
TD : 100/70 mmHg R : 20 x/menit
N : 80 x/menit S : 36,5 º C
5. TB : 156 cm
6. BB : Sebelum hamil :54 kg Setelah hamil : 77 kg
7. LILA : 30 cm

D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Palpasi
• Kepala
- Rambut : Kebersihan : Bersih
Warna : Hitam
Kekuatan akar : Kuat
- Muka : Kelopak mata : Tidak Ada Oedema
Konjungtiva : Tidak pucat ( an anemis )
Sklera : Putih ( an ikhterik )
Kloasma Gravidarium : Tidak ada
- Hidung : Polip : Tidak Ada
Pengeluaran : Tidak Ada
- Telinga : Keadaan bersih, fungsi pendengaran normal

- Mulut dan Gigi
Lidah : Bersih
Gigi : Tidak ada caries
Gusi : Tidak ada pembengkakan
• Leher
- Kelenjar tyroid : Tidak ada pembengkakan
- Kelenjar getah bening : Tidak ada pembengkakan
- Vena jugularis : Tidak ada pembengkakan
• Dada
- Jantung : Normal, bunyi lup dup
- Paru- paru : Normal, tidak ada whezing atau ronchi
- Payudara
Pembesaran : Normal
Puting susu : Menonjol
Pengeluaran ASI : Tidak ada
Simetris : Ya
Benjolan : Tidak ada
Rasa nyeri : Tidak ada
Hiperpigmentasi : Ada, pada aerola dan papilla
• Abdomen
Luka bekas operasi : Tidak ada
Linea : Nigra
Pembesaran : Normal, sesuai kehamilan
Benjolan : Tidak ada
Pembesaran lien dan liver : Tidak ada
• Punggung dan pinggang
Posisi punggung : Lordosis
Nyeri pinggang : Ada
• Ekstermitas
Ekstermitas atas : Oedeme : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Ekstermitas bawah : Oedeme : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Refleks Patella : (+) , kanan dan kiri
• Anogenital : Perinium : Tidak ada luka parut
Vulva dan vagina
Warna : Merah kebiru- biruan
Luka : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam : Cairan darah, konsistensi cair, jumlah sedikit
Kelenjar bartolini : Tidak ada pembengkakan
Haemorroid : Tidak ada

2. Palpasi
Leopold I : TFU pertengahan pusat dengan px
Bagian fundus teraba satu bagian kurang bulat, lunak dan tidak melenting( bokong)
Leopold II : Pada bagian perut sebelah kanan teraba satu tahanan yang keras dan memanjang dari atas ke bawah ( punggung )
Pada bagian perut sebelah kiri teraba bagian- bagian kecil janin
Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba satu bagian yang bulat, keras, dan sulit di gerakkan ( kepala )
Kepala sudah masuk PAP.
Leopold IV : Divergen
Mc. Donald : 35 cm
TBJ (Niswander) : 1,2 (TFU – 7,7) x 100 gr + 150 gr
: 1,2 (35 – 7,7) x 100 gr + 150 gr
: 1,2 ( 27,3) x 100 gr + 150gr
: 3276 gr + 150 gr
: 3126 gr - 3426 gr
Kontraksi uterus baik

3. Auskultasi
DJJ terdengar teratur di sebelah kanan perut ibu
Frekwensi : 135 kali/menit
Punctum maximum : 3 jari di bawah pusat sebelah kanan perut ibu

4. Pemeriksaan Dalam
Atas Indikasi : Untuk mengetahui apakah pasien sudah in partu atau Belum
• Dinding vagina
• Portio : Arah : Sejajar jalan lahir
Konsistensi : Lunak
Pendataran : > 40 %
Pembukaan : 3 cm
• Ketuban : Positif ( + )
• Presentasi : Kepala
• Penunjuk : Belum jelas
• Posisi : Belum jelas
• Penurunan : Hodge II

E. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
- Darah : HB : Tidak dilakukan
Golongan darah : Tidak dilakukan
- Urine : Protein : Tidak dilakukan
Glukosa : Tidak dilakukan
II. IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN
Diagnosa Ibu :
• Ibu 35 tahun G3 P2 A0 hamil 37 minggu 2 hari in partu kala I fase laten

Dasar :
• Ibu mengatakan ini kehamilan ke-3, tidak pernah mengalami keguguran.
• HPHT : 23 September 2008
• TP : 30 Juni 2009
• Ibu mengatakan sakit perut yang menjalar dari pinggang dan perut bagian bawah sejak tanggal 11 Juni 2009 pukul 01.00 WIB
• Frekuensi his 3-4 x/ menit, lamanya 30-40 detik, pendataran 40 %
• Pembukaan 3 cm

Diagnosa Janin :
• Janin hidup, tunggal, intrauterin, dengan presentasi kepala

Dasar :
Leopold I : TFU pertengahan pusat dengan px
Bagian fundus teraba satu bagian kurang bulat, lunak dan tidak melenting( bokong)
Leopold II : Pada bagian perut sebelah kanan teraba satu tahanan yang keras dan memanjang dari atas ke bawah ( punggung )
Pada bagian perut sebelah kiri teraba bagian- bagian kecil janin
Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba satu bagian yang bulat, keras, dan sulit di gerakkan ( kepala )
Kepala sudah masuk PAP.
Leopold IV : Divergen
DJJ terdengar dengan frekuensi 135 x/ menit, teratur
Punctum maksimum 3 jari di bawah pusat sebelah kanan perut ibu

Masalah :
• Ibu merasa cemas menghadapi persalinannya

Kebutuhan :
 Penjelasan tentang keadaan ibu dan janinnya
▪ Penjelasan tentang cara mengedan yang baik
▪ Ajarkan ibu teknik relaksasi

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA
Tidak ada

V. PERENCANAAN
1. Berikan penjelasan kepada ibu tentang keadaan ibu dan janinnya
Rasionalisasi : Dengan memberikan penjelasan kepada ibu diharapkan akan mengurangi kecemasan dan ibu lebih tenang dalam menghadap persalinan

2. Ajarkan ibu cara mengedan yang baik dan beritahu ibu kapan saat yang tepat untuk mengedan
Rasionalisasi : Dengan mengajarkan pada ibu cara mengedan yang baik dan dan benar maka ibu tidak kelelahan dalam proses persalinan

3. Ajarkan ibu cara bernafas pada saat uterus berkontraksi
Rasionalisasi : Dengan mengajarkan ibu cara bernafas pada saat uterus berkontraksi maka akan dapat mengurangi rasa sakit

4. Berikan ibu minum yang cukup.
Rasionalisasi : Dengan memberikan minum yang cukup diharapkan ibu tidak kekurangan energi pada saat proses persalinan.


5. Lakukan massase pada pinggang ibu
Rasionalisasi : Dengan melakukan massase di harapkan ibu merasa nyaman pada daerah pinggang ibu

6. Observasi kemajuan persalinan
Rasionalisasi : Dengan memantau persalinan di harapkan apabila terjadi kelainan dalam kemajuan persalinan dapat segera terpantau dan dapat mengambil tindakan yang tepat

VI. PELAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada ibu tentang keadaan ibu dan janinnya.
2. Mengajarkan ibu cara mengedan yang baik yaitu dengan kedua tangan mengangkat paha, kepala diangkat hingga dagu menyentuh dada, mata terbuka lebar, dan gigi beradu
3. Mengajarkan ibu cara bernafas pada saat uterus berkontraksi yaitu dengan menarik nafas panjang melalui hidung, dan mengeluarkannya lewat mulut
4. Memberikan ibu minum yang cukup untuk menambah energi ibu pada saat proses persalinan.
5. Melakukan masaase dengan cara memijat pinggang ibu untuk mengurangi rasa sakit
6. Mengobservasi kemajuan persalinan yaitu dengan menilai :
- DJJ setiap ½ jam
- Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap ½ jam
- Nadi setiap ½ jam
- Pembukaan seviks setiap 4 jam
- Penurunan bagian terbawah janin setiap 4 jam





VII. EVALUASI
Tanggal : 11 Juni 2008 Pukul : 09.30 WIB
1. Keadaan ibu dan janin terpantau dengan baik.
2. Ibu mengerti tentang cara mengedan yang baik dan cara bernafas yang benar
3. Ibu minum dengan cukup sehingga dapat menambah tenaga ibu
4. Ibu merasa nyaman dan perasaan sakit berkurang setelah dilakukan masase.

KALA 1 ( Fase Aktif )

S : SUBJEKTIF
• Ibu mengatakan rasa mulas dan nyeri pinggang yang menjalar ke perut bagian bawah yang semakin sering.

O : OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tanda-tanda Vital :
• TD : 110/80 mmHg
• R : 24 x/menit
• N : 80 x/menit
• S : 36,5 °C
4. His (+), frekwensi 3-4 x dalam 10 menit, lamanya 35-40 detik
5. DJJ (+), frekwensi 140 x/menit
6. Kandung kemih kosong
7. Periksa Dalam
Atas Indiksi : Untuk menilai kemajuan persalinan
• Dinding vagina
• Portio : Tipis
Pendataran : >60 %
Pembukaan : 6 cm
• Ketuban : Positif ( + )
• Presentasi : Kepala
• Penunjuk : Belum jelas
• Posisi : Belum jelas
• Penurunan : Hodge III

A : ASSESMENT

Diagnosa Ibu :
• Ibu G3 P2 A0 hamil 37 minggu 2 hari, in partu kala I fase aktif
Diagnosa Janin :
• Janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi kepala
Masalah :

▪ Tidak ada

Kebutuhan :

▪ Berikan ibu semangat serta dorongan dalam menjalani proses persalinan
 Berikan ibu minum yang cukup

P : PLANNING/ PELAKSANAAN

1. Memberikan ibu semangat serta dorongan dalam menjalani proses persalinan
Ibu merasa tenang dalam menjalani persalinan

2. Memberikan ibu minum yang cukup untuk menambah energi dalam proses persalinan
Ibu telah minum dengan cukup

3. Mengobservasi kemajuan persalinan dengan partograf
Keadaan ibu dan janin terpantau dengan baik, pembukaan lengkap( 10 cm ) pada pukul 10.00 WIB



KALA II ( pukul 10.00 WIB – 10.10 WIB)


S : SUBJEKTIF
• Ibu mengatakan rasa mulas dan nyeri pinggang yang menjalar ke perut bagian bawah yang semakin sering.
• Ibu merasakan ingin mengedan seperti ingin BAB.

O : OBJEKTIF
• Ibu memperlihatakan tanda- tanda persalinan yaitu perinium menonjol, vulva membuka, anus mengembang, dan ada dorongan untuk mengedan
Atas Indiksi : Untuk menilai kemajuan persalinan
• Dinding vagina
• Portio : Tidak teraba lagi
Pendataran : >80 %
Pembukaan : 10 cm
• Ketuban : Pukul 11.00 WIB, pecah spontan, warna jernih, berbau khas
• Presentasi : Kepala
• Penunjuk : Ubun-Ubun Kecil
• Posisi : Ubun-Ubun Kecil depan
• Penurunan : Hodge III
• His frekuensi 5 x/ 10 menit, lamanya 43 detik
DJJ terdengar dengan frekuensi 135 x/ menit, teratur
Keadaan umum ibu : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Nadi : 82 x/ menit
Suhu : 36,5 C

A : ASSESMENT

Diagnosa Ibu :
• Ibu G3 P2 A0 hamil 37 minggu 2 hari in partu kala II

Diagnosa Janin :
• Janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi kepala
Masalah :

▪ Tidak ada

Kebutuhan :

▪ Pimpin persalinan yang baik dan benar

P : PLANNING/ PELAKSANAAN

1. Memosisikan ibu miring ke kiri untuk mempercepat kemajuan kepala dan mencegah terjadinya hipoksia janin

2. Mengajarkan ibu cara mengedan yang baik dan benar sewaktu ada his, yaitu :
• Setiap his datang, kedua tangan ibu mengangkat paha dengan mata membuka melihat perut ibu
• Dagu ibu menyentuh dada, gigi beradu dan dianjurkan tidak bersuara selama mengedan
• Ibu beristirahat diantara kontraksi

3. Memberikan ibu minum pada saat tidak ada his

4. Melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, dengan cara:
- Letakkan alas bokong saat diameter kepala 5-6 cm tampak di vulva.
- Menolong melahirkan kepala dengan cara :
◘ Setelah kepala nampak di vulva dengan diameter 5-6 cm tangan kanan penolong menahan perineum, sedangkan tangan kiri mengikuti lahirnya kepala bayi agar tidak terjadi defleksi maksimal.
◘ Membersihkan mulut, hidung dengan kasa steril dan mengusap muka bayi dengan kain kering dan bersih untuk membersihkan dari kotoran, darah dan lendir.
◘ Memeriksa lilitan tali pusat ( tidak ada lilitan ).
- Melahirkan bayi dan anggota badan seluruhnya dengan cara :
◘ Meletakkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher.
◘ Lakukan penarikan curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan.
◘ Satu tangan menelusuri bahu dan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk melahirkan tubuh bayi seluruhnya
◘ Bayi diletakkan di atas perut ibu lalu dikeringkan dari kepala sampai seluruh tubuh dengan kain / handuk yang kering dan bersih.

5. Membersihkan tubuh bayi dengan mengeringkan dengan handuk yang di letakkan di perut ibu dari air ketuban dan lendir untuk mencegah hipotermi pada bayi

6. melakukan pemotongan tali pusat
◘ tali pusat di klem 3-4 cm di depan perut bayi
◘ Tali pusat di urut ke arah plasenta kemudian letakkan klem tali pusat 2 cm dari klem pertama
◘ Tali pusat di potong di antara dua klem dengan cara melindungi perut bayi dari gunting tali pusat

7. Mengganti pakaian bayi
◘ Tali pusat di ikat dengan jarak 3 cm dari pusat
◘ Berikan kasa steril pada tali pusat
◘ kemudian tubuh bayi di bedong, di beri tanda pengenal dan di berikan kepada ibunya agar dapat segera di susui untuk merangsang kontraksi uterus dan merangsang pengeluaran ASI

8. Pada pukul 11.10 WIB tanggal 11 Juni 2009, bayi lahir spontan, langsung menangis, jenis kelamin laki- laki, berat badan 3500 gram, PB 53 cm, bayi lahir lengkap tanpa cacat





KALA III ( Pukul 10.10 WIB – 10.20 WIB )

S : SUBJEKTIF
• Ibu mengatakan perutnya terasa mulas
• Ibu mengatakan lelah setelah melahirkan

O : OBJEKTIF
• Bayi lahir spontan pukul 11.10 WIB, segera menangis
• Jenis kelamin laki- laki, BB 3500 gram, PB 53 cm
• Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda Vital :
• TD : 100/70 mmHg
• R : 24 x/menit
• N : 80 x/menit
• S : 36,5 °C
• Plasenta belum lahir
• TFU sepusat, kontraksi baik
• Kandung kemih penuh

A : ASSESMENT

Diagnosa :
• Ibu P3 A0, in partu kala III

Masalah :
• Kandung kemih penuh

Kebutuhan :
• Mengosongkan kandung kemih
• Mengeluarkan plsenta



P : PLANNING

1. Melakukan kateterisasi untuk mengosongkan kandung kemih

2. Melakukan manajemen aktif kala III
• Melakukan palpasi abdimen untuk menghilangkan kemungkinan adanya janin kedua
• Memberikan suntikan oxytocin 10 unit IM di paha kanan atas ibu bagian luar setelah sebelumnya melakukan aspirasi terlebih dahulu

3. Mengawasi tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu uterus membulat, tali pusat memanjang, dan semburan darah tiba- tiba

4. Melakukan peregangan tali pusat terkendali, caranya antara lain :
- Letakkan satu tangan kiri di atas supra simpisis ibu, pada saat ada kontraksi tangan kiri mendorong ke arah dorso kranial, sedangkan tangan kanan menegangkan tali pusat yang di klem ± 5-6 cm dari vulva.
- Jaga tahanan tangan kanan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi.
- Selama adanya kontraksi lakukan tarikan tali pusat terkendali ( ke atas dan ke bawah ) jangan memaksa bila ada tahanan.
- Lakukan dengan tangan yang sama sampai plasenta nampak di vulva, pegang plasenta dengan kedua tangan dan dipilin sesuai arah jarum jam sehingga plasenta dan selaput lahir seluruhnya.
- Pukul 10.20 WIB plasenta lahir spontan

5. Melakukan masase uterus sesudah plasenta lahir secara sirkuler selama 15 detik untuk merangsang kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan post partum.

6. Memeriksa kelengkapan plasenta, pengukuran plasenta, dan kotiledonnya
- Insersi : lateral
- PTP : + 50 cm
- Diameter : + 20 cm
- Berat : + 550 gram
- Tebal : + 3 cm

7. Memberika penjelasan pada ibu bahwa mules yang dialaminya adalah normal karena uterus sedang kembali ke keadaan semula

KALA IV ( pukul 10.20 – 12.20 WIB)

S : SUBJEKTIF
• Ibu mengatakan perutnya masih mules

O : OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tanda-tanda Vital :
 TD : 100/60 mmHg
 R : 20 x/menit
 N : 76 x/menit
 S : 36,5 °C
4. Keadaan uterus
 TFU : 2 jari di bawah pusat
 Kontraksi : Baik
5. Kandung kemih kosong
5. Keadaan perineum : Utuh, tidak ada laserasi/ruptur
6. Perdarahan : ± 75 cc

A : ASSESMENT
Diagnosa :
• Ibu P3 A0, kala IV persalinan

Masalah :
• Tidak ada

Kebutuhan :
• Pengawasan kala IV
• Penjelasan mengenai personal hygine

P : PLANNING/ PELAKSANAAN

1. Memonitor keadaan ibu, tanda-tanda vital, TFU, kontraksi dan jumlah perdarahan setiap 15 menit pada 1jam pertama pasca persalinan dan 30 menit pada jam kedua.
Jam ke Waktu Td Nadi Suhu Kndg kemih TFU Kontraksi uterus Prdrhn
1 10.35
10.50
11.05
11.20 100/60
100/60
100/60
100/60 78
78
78
78 36,5 Kosong
Kosong
Kosong
Kosong 2 jari pst
2 jari pst
2 jari pst
2 jari pst
Baik
Baik
Baik
Baik Normal
Normal
Normal
Normal
11.50
12.20 100/70
100/70 80
80 36,5 Kosong
Kosong 3 jari pst
3 jari pst Baik
Baik Normal
Normal

2. Membersihkan tubuh ibu dari lendir dan darah dengan menggunakan air bersih, terutama daerah perut, vulva, vagina, lalu memakaikan baju dan kain bersih
3. mencuci, dan mendekontaminasi peralatan yang telah digunakan
4. Menganjurkan kepada ibu untuk beristirahat setelah persalinan
5. Menjelaskan kepada ibu untuk mobilisasi dini, sehingga mempercepat proses penyembuhan
6. memindahkan ibu ke ruang perawatan setelah 2 jam post partum











ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
TERHADAP NY. Y
DI B P S KARTINI KAMPUNG SAWAH

Anamnesa oleh : Margie Ayu melia Novita
Hari/ tanggal : Rabu, 3 Juni 2009
Waktu : 21.30 WIB

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS / BIODATA

Istri Suami
Nama : Ny. Y Tn. M
Umur : 21 tahun 25 Tahun
Agama : Islam Islam
Suku / Bangsa : Ogan / Indonesia Palembang / Indonesia
Pendidikan : SMA STM
Pekerjaan : Pegawai Pemda Wiraswasta
Alamat : Jl. Pemuda Gang Quini No.3 Kampung Sawah, bandar lampung

B. Keluhan Utama
 Ibu mengeluh ASI belum keluar
 Ibu mengeluh nyeri pada payudara dan nyeri pada luka perinium

C. Riwayat Kesehatan Ibu

 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
No Tahun partus Tempat partus Usia Kehamilan Jenis partus Penolong Penyulit Anak
JK BB PB Ket.
1
Hamil ini







 Riwayat Kehamilan ini
 Ibu G1 P0 A0
 ANC : Teratur, dengan frekuensi 9 kali selama
hamil.
Imunisasi TT : Lengkap,
TT 1 : pada usia kehamilan 5 bulan di BPS oleh bidan, Februari 2009 TT 1 : pada usia kehamilan 6 bulan di BPS oleh bidan, Maret 2009
 Penyulit kehamilan : Tidak ada
 Riwayat Persalinan
 Tempat persalinan : BPS Kartini
 Jenis persalinan : Spontan
 Komplikasi : Tidak ada
 Lamanya parsalinan
Kala I : 4 jam 15 menit
Kala II : jam 30 menit
Kala III : jam 10 menit
Kala IV : 2 jam +
6 jam 55 menit
 Bayi
 Jenis kelamin : Perempuan
 Berat badan : 3400 gram
 Panjang badan : 53 cm
 Plasenta
 Diameter : 20 cm
 Berat : 550 gram
 Tebal : 2 cm
 Tali Pusat
 Panjang : 50 cm
 Insersi : Marginalis
 Perineum : Terdapat laserasi jalan lahir, derajat II yaitu mengenai kulit perinium dan otot perinium. Dilakukan penjahitan dengan menggunakan benang catgut. Jenis penjahitan jelujur

B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Emosional : Stabil
2. Tanda – tanda Vital
TD : 110/70 mmHg R : 22 kali/mnt
N : 82 kali/mnt T : 36,5 0C
3. Pemeriksaan Fisik
Kepala
Rambut : Bersih dan tidak rontok
Kulit Kepala : Bersih dan tidak ada ketombe
3.2 Muka : Tidak ada oedema
3.3 Mata
Kelopak Mata : Tidak ada oedema
Konjungtiva : Merah muda (An anemis)
Sklera : Putih (An ikterik)
Reflek pupil : Ada ( Isokhor )
3.4 Hidung
Pernapasan Cuping Hidung : Tidak ada
Polip : Tidak ada
3.5 Mulut Dan Gigi
Lidah : Bersih
Gigi Dan Geraham : Bersih dan tidak ada caries
Bibir : Merah muda ( tidak pucat ), mukosa lembab
3.6 Leher
Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran
Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembesaran
Vena Jugularis : Tidak ada bendungan
3.7 Dada
Jantung : Normal, bunyi lupdup
Paru-paru : Tidak ada weezhing dan ronchi
Payudara
Simetris : Ya
Pembesaran : Ada, normal
Putting Susu : Menonjol
Pengeluaran : Kolostrum
Rasa Nyeri : Ada
Kemerahan : Tidak ada

3.8 Abdomen
Bekas luka oprasi : Tidak ada
Konsistensi : Keras pada uterus
Pembesaran : Normal
Benjolan abnormal : Tidak ada
Kandung kemih : Kosong
3.9 Punggung dan pinggang
Posisi tulang belakang : Normal
Nyeri ketuk pinggang : Tidak ada
4.0 Ekstemitas
Oedema : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Kekakuan otot dan sendi : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Refleks patella : ( + ) kanan dan kiri
4. Pemeriksaan kebidanan
- Uterus
TFU : 3 jari dibawah pusat
Kontraksi : Baik
- Anogenital
Vulva : Kemerahan
Perineum : Ada luka laserasi derajat II, heating jelujur
Pengeluaran pervaginam : Lochea rubra
Anus : Tidak ada hemorrhoid
- Pemeriksaan laboratorium
Tidak ada

II. IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA, DAN KEBUTUHAN
 Diagnosa : Ibu P1 A0 post partum hari ke- I
 Dasar :
- Ibu mengatakan ini kelahiran pertama dan tidak pernah mengalami keguguran
- Ibu melahirkan hari kamis tanggal 3 Juni pukul 01.45 WIB
- TFU 3 jari dibawah pusat
- Kontraksi uterus baik
- Pengeluaran pervaginum lochea rubra
 Masalah : Ibu mengatakan ASI belum keluar
Ibu mengatakan nyeri pada payudara dan nyeri pada luka perinium
 Kebutuhan :
- Ajarkan ibu tentang perawatan payudara pada masa nifas
- Perawatan perinium

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak Ada

IV. TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada

V. PERENCANAAN
1. Observasi keadaan umum ibu dengan melakukan vital sign, dan nilai kontraksi uterus
Rasional : Dengan mengobservasi keadaan umum dan kontraksi uterus ibu maka keadaan umum dan kontraksi dapat terkontrol dengan baik sehingga jika terjadi tanda-tanda bahaya dapat segera teratasi

2. Jelaskan tentang perubahan fisiologis masa nifas
Rasional : Dengan menjelaskan masa nifas kepada ibu maka ibu akan mengerti tentang perubahan yang di alami adalah normal sehingga ibu tidak perlu merasa camas dan khawatir

3. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif.
Rasional : Dengan menyusui bayinya ibu akan menerima rangsangan neurohormonal pada puting susu dan aerola, sehingga dapat membantu kelancaran kontraksi uterus dan involusi uteri

4. Ajarkan ibu tentang perawatan payudara
Rasional : Dengan mengajarkan ibu perawatan payudara diharapkaan ibu dapat memahami dengan baiak sehingga dapat memperlancar pengeluaran ASI

5. Lakukan perawatan perinium pada luka jahitan
Rasional : Dengan melakukan perawatan pada luka jahitan, diharapkan dapat memperlancar pengeluaran ASI

6. Anjurkan ibu untuk mobilisasi ringan
Rasional : Dengan menganjurkan ibu untuk mobilisasi ringan dapat melatih otot- otot yang kaku agar kembali normal sehingga dapat memperlancar peredaran darah serta ibu akan merasa lebih baik

7. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
Rasional : Dengan menganjurkan ibu untuk beristirahat maka akan membantu memulihkan tenaga ibu yang berkurang saat proses persalinan sehingga ibu tidak merasa letih dan lelah lagi

VI. PELAKSANAAN
1. Mengobservasi keadaan umum ibu dengan melakukan vital sign, seperti tekanan, nadi, respirasi, suhu, lochea, TFU dan nilai kontraksinya
2. Menjelaskan tentang perubahan fisiologis masa nifas yang dialami ibu seperti perubahan uterus yang berangsur angsur akan kembali kebentuk semula,
3. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif tanpa terjadwal sampai dengan 6 bulan
4. Mengajarkan pada ibu tentang perawatan payudara yaitu
- Membersihkan puting susu dari kotoran
- Mengoleskan minyak/ baby oil pada kedua tangan
- Memegang payudara kanan dengan tangan kanan kemudian dengan 3 jari tangan kiri lakukan gerakan memutar dari pangkal ke depan menuju aerola, lakukan gerakan sebanyak 30 kali
- Memegang payudara kanan dengan tangan kanan kemudian dengan 4 jari tangan kiri lakukan gerakan memutar dari pangkal ke depan menuju aerola, lakukan gerakan sebanyak 30 kali
- Menyangga payudara kanan dengan tangan kanan kemudian tangan kirinmenggenggam dengan menggunakan buku- buku jari menekan kuat ke depan menuju aerola, lakukan gerakan sebanyak 30 kali
- Melakukan pemijatan pada puting payudara ke arah luar dengan menggunakan ibu jari dan telnjuk kiri dan tangan
- Dengan menggunakan telapak tangan kanan dan kiri dengan jari di rapatkan lakuakan gerakan memijat payudara secara berlawanan arah
- Kompres payudara kanan dan kiri dengan kompres hangat dan dingin secara bergantian sebanyak 5 langkah di akhiri dengan kompres hangat ( kompres hangat selama 2 menit dan kompres dingin selama 1 menit )
- Melakukan perasat Hofman
5. melakukan perawatan perinium pada luka jahitan dengan memberikan cairan antiseptik pada luka jahitan sertanmenjaga luka jahitan tetap kering, dengan mengganti celana jika basah
6. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi ringan seperti berjalan ke kamar mandi sendiri, dan berjalan tanpa bantuan
7. Mengajarkan ibu untuk beristirahat setelah persalinan yaitu tidur malam 6-7 jam, dan tidur siang + 1 jam

VII. EVALUASI
Tanggal : 3 Juni2009
Waktu : 21.00 WIB

1. Keadaan umum ibu baik
Tanda-tanda vital : TD :110/70 mmHg R : 22 x/menit
N : 82 x/menit S : 36,5 o C
TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, lochea rubra.
2. Ibu mengerti akan kondisinya dan dapat menerima bahwa nyeri pada payudara yang dialaminya adalah normal
3. Ibu masih terus menyusui bayinya
4. Perawatan pada luka jahitan di lakukan setiap mandi pagi dan sore
5. Ibu mengerti tentang cara merawat payudara
6. Ibu sudah mulai berjalan ke kamar mandi sendiri tanpa bantuan
7. Ibu beristirahat dengan cukup










KUNJUNGAN
NIFAS HARI KE II

Tanggal : 4Juni 2008
Waktu : 06.30 WIB

S ( Subjektif )
• Ibu mengatakan luka jahitan masih sedikit nyeri
• Ibu mengatakan ASI sedikit keluar

O ( Objektif )
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis
• Keadaan emosional : Stabil
• Tanda-tanda Vital
TD :110/60 mmHg R: 20 x/menit
N : 80 x/menit S : 36,5 o C
• TFU : 3 jari di bawah pusat
• Kontraksi Uterus : Baik
• Payudara
 Pembesaran : Ada, simetris kanan dan kiri
 Benjolan : Tidak ada
 Puting susu : Menonjol
 Pengeluaran : kolostrum
• Lochea : Rubra
• Perineum : Luka perineum derajat II
• Eliminasi
 BAK : 3-4 x/hari
 BAB : Belum

A ( Assesment )
Diagnosa : Ibu P1A0 , post partum hari ke II
Masalah : ASI sedikit keluar
Luka jahitan masih sedikit nyeri
Kebutuhan :
 Penjelasan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang berserat agar BAB lancar.
 Penjelasan kepada Ibu tentang hasil pemeriksaan dan keadaan saat ini
 Pendidikan tentang fisiologi masa nifas

P ( Planning )
1. Mengobservasi keadaan ibu dengan vital sign yaitu
Keadaan ibu baik
TD :110/60 mmHg R: 20 x/menit
N : 80 x/menit S : 36,5 o C
2. Melakukan perawatan luka jahitan yaitu setiap habis mandi, kasa luka jahitan di ganti dengan yang baru
3. Melakukan perawatan payudara masa nifas
Ibu telah melakukan perawatan payudara
4. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi ringan
Ibu telah dapat berjalan tanpa bantuan














CATATAN PERKEMBANGAN MASA NIFAS

Nama : Ny. Y
Umur : 21 tahun
Alamat : Jl. Pemuda Gang Quini No.3 Kampung Sawah, bandar lampung

Tanggal 3Juni 2008 4 Juni 2008
Hari ke-
Keluhan

Keadaan emosional
Keadaan umum
TTV



Mammae
 Pembesaran
 Puting susu
 Benjolan
 Rasa nyeri
 pengeluaran
TFU
Lochea
Perineum
BAK
BAB
Mobilisasi

I
Nyeri pada perinium dan ASI belum keluar
Stabil
Baik
TD : 110/70 mmHg
N : 20 x/menit
R : 80 x/menit
S : 36,5 o C

Ada
Menonjol
Tidak ada
Tidak ada
Kolostrum
2 jari dibawah pusat
Rubra
Utuh
+
Belum
Duduk dan berjalan dengan bantuan II
ASI sedikit keluar

Stabil
Baik
TD : 110/60 mmHg
N : 24 x/menit
R : 78 x/menit
S : 36,5 oC

Ada
Menonjol
Tidak ada
Tidak ada
Kolostrum
3 jari dibawah pusat
Rubra
Utuh
+
Sudah
Berjalan tanpa bantuan




ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR
TERHADAP BAYI NY. Y
DI BPS KARTINI KAMPUNG SAWAH

Anamnesa oleh : Margie Ayu Melia Novita
Tanggal : 3 Juni 2009
Waktu : 03.00 WIB

I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas bayi
Nama : By. Ny. Y
Tgl lahir : 3 Juni 2009
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke : Satu
Alamat : Jl. Pemuda gang Quini No.3 Kampung Sawah, bandar Lampung

2. Identitas orang tua
IBU AYAH
Nama : Ny. Y Tn.M
Umur : 21 tahun 24 tahun
Suku/bangsa : Ogan/ Indonesia Palembang/ Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA STM
Pekerjaan : Pegawai Pemda Wiraswasta
Alamat : Jl. Pemuda gang Quini No.3 Kampung Sawah, bandar Lampung



3. Riwayat Persalinan
 P1 A0 , usia kehamilan 38 minggu 1 hari
 Lama persalinan :
 Kala I : 4 jam 15 menit
 Kala II : jam 30 menit
 Kala III : jam 10 menit
 Kala IV : 2 jam menit
 Lama : 6 jam 55 menit
 Waktu pecahnya ketuban : 01.00 WIB, pada pembukaan lengkap
 Keadaan air ketuban : Jernih
 Jenis persalinan : Spontan
 Penolong : Bidan
 Lilitan tali pusat : Tidak ada
 HPHT : 8 September 2008
 TP : 15 Juni 2009

B. DATA OBJEKTIF
PENILAIAN AWAL BBL
• Menangis/bernafas spontan : ya
• Keadaan kulit bayi : kulit berwarna kemerahan
• Tonus otot : bayi bergerak aktif
• Keadaan air ketuban : jernih
• Bayi cukup bulan : ya ( 38 minggu 1 hari )

APGAR SCORE
NO Aspek yang dinilai Skore Menit Skore Menit KET
1 5
1
2
3
4
5 Warna Kulit
Ferkuwensi Jantung
Respon terhadap rangsangan Tonus Otot
Usaha Nafas
2
2
2
2
1 2
2
2
2
2
Jumlah 9 10 9/10

2 Kepala
• Ubun-ubun besar : Rata
• Ubun-ubun kecil : Rata
• Moulage : Tidak ada
• Caput succedaneum : Tidak ada
• Cephal hematoma : Tidak ada
• Sutura : Ada, teraba
3. Mata
• Simetris : Ya, kanan dan kiri
• Conjungtiva : Merah muda (ananemis)
• Sklera : Putih (anikterik)
• Bulu mata : Normal
• Kotoran mata : Tida ada
• Strabismus : Tidak ada
• Pupil mata : Normal
4. Hidung
• Lubang hidung : Ada, kiri dan kanan
• Bulu hidung : Belum terlihat
• Pernafasan cuping hidung : Tidak ada
• Pengeluaran : Tidak ada
5. Mulut
• Simetris : Ya, kanan dan kiri
• Palatum : Normal, tidak ada palato schisis
• Bibir : Normal, tidak ada labio schisis
• Reflek menghisap : Ada, tetapi masih lemah
• Refleks rooting : Ada
6. Telinga
• Simetris : Ya, kanan dan kiri
• Lubang telinga : Ada, bersih
• Pengeluaran : Tidak ada
7. Leher
• Kepala bebas berputar : Ya
• Bendungan vena jugularis : Tidak ada
• Pembesaran kel. Tyrhoid : Tidak teraba
• Pembesaran kel. Getah bening : Tidak ada
• Reflek menelan : Ada ( + )
8. Dada
• Simetris : Ya
• Gerakan dada : Teratur
• Suiara nafas : Tidak ada ronchi dan wheezing
• Bunyi jantung : Teratur, bunyi lup dup
9. Perut
• Bentuk : Bulat, tidak ada benjolan atau acites
• Bising usus : Ada
• Tali pusat : Masih basah
10. Punggung, panggul, & bokong
• Fleksibilitas tulang punggung : Baik
• Tonjolan tulang punggung : Tidak ada
• Lipatan bokong : Ada
• Anus : Normal
11. Genitalia
• Vulva : Ada
• Vagina : Ada
• Labia mayora menutupi labia minora
• BAK : Belum
• BAB : Belum
12. Ekstrimitas
a. Tangan
• Pergerakan : Aktif
• Jari tangan kanan dan kiri : Lengkap
• Reflek menggenggam : Ada
• Reflek Morro : Ada
b. Kaki
• Pergerakan : Aktif
• Jari tangan kanan dan kiri : Lengkap
• Reflek berjalan : Ada
• Reflek Babinski : Ada

II. IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA, DAN KEBUTUHAN

Diagnosa :
Bayi baru lahir cukup bulan, sesuai masa kehamilan

Dasar :
 Usia kehamilan 38 minggu 1 hari
 Bayi lahir spontan tanggal 3 Juni 2008 pukul 01.45 WIB

Masalah :
Tidak ada

Kebutuhan :
 Kontak dini ibu dan bayi
 Pemberian ASI sesegera mungkin
 Observasi keadaan umum dan antropometri bayi

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
 Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA
• Tidak ada

V. PERENCANAAN

1. Ikat tali pusat sesuai prosedur
Rasional : Pengikatan tali pusat yang baik dan sesuai prosedur dapat mencegah infeksi dan perdarahan pada tali pusat
2. Bersihkan tubuh bayi dari cairan ketuban dan darah serta bungkus badan bayi dengan kain yang bersih dan kering
Rasional : Dengan membersihkan bayi dari darah dan cairan ketuban maka bayi akan terhindar dari hipotermi
3. Pemberian identitas bayi
Rasional : Dengan memberikan identitas pada bayi dapat mencegah terjadinya tertukarnya bayi dengan bayi lain
4. Berikan bayi pada ibunya untuk di susui
Rasional : Segera menyusui bayi dapat mencegah hipotermi dan memacu kontraksi uterus sehingga mengurangi perdarahan
5. Beri vit K 0,1 mg IM dan beri salep mata eritromisin 1%
Rasional : Dengan memberikan vit K 0,1 mg IM dapat mencegah terjadinya perdarahan pada bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin K dan obat salep mata digunakan untuk mencegah infeksi pada mata bayi.
6. Tempatkan bayi di ruangan yang hangat dan cukup cahaya
Rasional : Dengan meletakkan bayi di ruangan yang hangat dan cukup cahaya di harapakan suhu tubuh bayi dapat terjaga
7. Pemeriksaan keadaan umum dan antropometri
Rasional : Dengan melakukan pemeriksaan, maka dapat di ketahui apakah bayi dalam keadaan normal atau tidak

VI. PELAKSANAAN
1. Mengikat tali pusat dengan cara :
Klem tali pusat dengan 2 buah klem, pertama 5-10 cm dari abdomen bayi dan klem kedua 2 cm dari klem pertama. Pegang tali pusat dengan tangan kiri sedemikian rupa untuk melindungi abdomen dari gunting. Oleskn betadine, potong tali pusat diantara 2 klem. Agar tidak terjadi perdarahan, tali pusat diikat dengan kencang, olesi betadine dan bungkus dengan kasa steril
2. Membersihkan dan mengeringkan tubuh bayi kecuali daerah telapak tangan bayi dan memberikan bayi pada ibunya untuk proses IMD ( inisiasi menyusui dini ) yaitu meletakkan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala berada di antara kedua payudara dan pastikan ada kontak kulit ibu dan bayi, kemudian menyelimuti bayi dengan kain yang bersih dan kering
3. Memberikan injeksi Vit K1 sebanyak 0,5 – 1 mg IM dan salep mata tetrasiklin 1 %
4. Meletakkan bayi diruangan yang hangat dan cukup cahaya
5. Melakukan pemeriksaan keadaan umum dan antopometri

VII. EVALUASI
Tanggal : 3 Juni 2009
Pukul : 06.00WIB

1. Keadaan umum bayi baik
Ukuran antopometri yaitu
N : 130 x/ menit PB : 53 cm
R : 42 x/ menit LD : 35 cm
T : 36,8 C BB : 3400 gram
LK : 33 cm LLA : 10 cm
2. Tubuh bayi terjaga kehangatan dan kulit normal kemerahan
3. Bayi telah di susui ibunya, inisiasi menyusui dini berhasil, kemudian dilakukan perawatan bayi baru lahir ( BBL ) sehari- hari
4. Bayi telah disuntikkan vit K 0,1 mg dan salep mata eritromisin.
5. Tali pusat masih basah, telah terbungkus kasa steril






NEONATUS HARI KE-2
Tanggal 4 Juni 2008

S : SUBJEKTIF
• Ibu mengatakan bayi sudah mulai menyusui dan menghisap dengan benar
• Ibu mengatakan gerakan bayi aktif
• Bayi sudah BAK 6-8 x/ hari
• Bayi sudah BAB 3x/ hari

O : OBJEKTIF
• N : 130 x/menit
• R : 42 x/menit
• T : 36,5 C
• BB : 3400 gram
• Tali pusat : Masih basah
• Keadaan tubuh : Bersih
• Gerakan ekstrimitas : Aktif
• Tangisan : Kuat
• Daya menghisap : Kuat
• Refleks : Baik

A : ASSESSMENT
Diagnosa
• Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan, hari ke-2

Masalah
• ASI yang dihasilkan masih kurang
• Nutrisi belum cukup untuh kebutuhan bayi

Kebutuhan
• Pemberian PASI selama ASI belum maksimal untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi

P : PLANNING
1. Merawat tali pusat dengan kasa alcohol
Tali pusat telah diberi kasa alkohol setelah mandi untuk menghindari terjadinya infeksi
2. Mengganti popok dan bedong bayi setiap kali bayi BAB/ BAK
Popok dan bedong selalu dig anti setiap kali bayi BAB/ BAK
3. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya
Ibu telah menyusui bayinya walaupun ASI masih sedikit keluar
4. Memberi bayi PASI sampai ASI yang dihasilkan maksimal
Bayi telah diberi PASI sesuai kebutuhan bayi
5. Memandikan bayi pada pagi hari dan sore hari
Setiap pagi dan sore bayi selalu di mandikan
6. Menjelaskan pada ibu tentang tanda- tanda infeksi tali pusat seperti tali pusat berbau, terdapat nanah, berwarna kemerahan
Ibu mengerti tentang tanda infeksi dan akan segera membawa bayi ke petugas kesehatan jika di temui tanda- tanda tersebut






















ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEHAT
TERHADAP BAYI H
DI BPS KARTINI KAMPUNG SAWAH


Anamnesa Oleh : Margie Ayu Melia Novita
Tanggal : 8 Juni 2008
Pukul : 16.30 WIB

I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Anak
Nama : Bayi H
Tanggal lahir : Bandar lampung, 10 Januari 2009
Jenis kelamin : Laki- laki
Agama : Islam
Suku/ bangsa : Padang/ indonesia
Anak ke : I (Satu)
Alamat : Jl. Wolter Mangunsidi No. 146 teluk Betung, Bandar Lampung

2. Identitas Orang Tua
Ayah Ibu
Nama : Tn. D Ny. E
Umur : 32 tahun 30 tahun
Agama : Islam Islam
Suku / Bangsa : padang / Indonesia Padang / Indonesia
Pendidikan : S1 S1
Pekerjaan : Karyawan Swasta IRT
Alamat : Jl. Wolter Mangunsidi No. 146 teluk Betung, Bandar Lampung
3. Alasan kunjungan
Untuk penimbangan berat badan dan imunisasi DPT III Dan Polio IV
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sebelumnya
• Penyakit yang pernah di derita
Ibu mengatakan bahwa anaknya tidak pernah sakit yang berat dan tidak pernah di rawat di rumah sakit
- Cacar : tidak pernah
- Polio : tidak pernah
- Difteri : tidak pernah
- Pertusis : tidak pernah
- Thyfoid fever : tidak pernah
- TBC : tidak pernah
- Varisela : tidak pernah
- Morbili : tidak pernah
• Riwayat imunisasi
No Jenis Imunisasi Tanggal diberikan Imunisasi
1. BCG 7 – 2 – 2009
2. DPT 3 – 4 - 2009 6 – 5 - 2009
3. Campak Belum
4. Polio 7 – 2 – 2009 3 – 4 – 2009 6 – 5 - 2009
5. Hepatitis B 14 – 2 – 2009 3 – 4 – 2009 6 – 5 - 2009

b. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan bahwa anaknya dalam keadaan sehat, datang ke petugas kesehatan untuk penimbangan berat badan dan imunisasi
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahawa dalam keluarganya tidak ada penyakit menurun dan penyakit yang di tularkan



d. Susunan anggota keluarga yang tinggal se rumah
No Nama Umur Hubungan Pendidikan Keadaan Keterangan
1.
2. Tn. D
Ny. E 32 tahun
30 tahun Ayah
Ibu S1
S1 Sehat
Sehat

e. Riwayat kehamilan
- ANC : ya, dilakukan 9 kali
- Tempat : BPS dan dokter
- TT : Lengkap
- Konsumsi makanan : Nasi, sayuran, lauk- pauk, buah, serta susu
- Obat yang di minum : Tablet Fe dan multivitamin
- Penyakit yang di derita : Tidak ada
f. Riwayat Persalinan
- Tempat partus : RS Urip Sumoharjo
- Jenis persalinan : Secsio Sesaria
- Usia kehamilan : Aterm
- Penolong : Dokter
- BB Lahir : 3400 gr
- PB Lahir : 47 cm
g. Masa menyusui
- Pemberian ASI : Ya, diberikan waktu lahir hingga umur 3 bulan
- Pemberian susu formula : Ya
- Makanan tambahan : Ya, mulai diberikan pada usia 4 bulan dengan frekuensi 1-2 kali sehari
4. Riwayat perkembangan
a. Perkembangan anak lalu
- Tengkurap
- Menggenggam benda
- Tertawa


b. Perkembangan psiokologis
No Perkembangan Psikologis Ya/ Tidak
1.
2.
3.
4.
5.
6
7
8 Menghisap jempol
Menggigit kuku
Sering mimpi
Mengompol
Membangkang
Aktif
Ketakutan
Kemajuan sekolah Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Belum sekolah

5. Pola kehidupan sehari-hari
a. Kebutuhan makan dan minum
- Makanan yang diberikan : Susu formula dan makanan tambahan
- Frekuensi : 1-2 kali dalam sehari
- Cara makan : Di suapin
- Jenis makanan : Bubur instan
- Kesulitan makan dan minum : Tidak ada
- Makanan yang disenangi : Susu
- Makanan yang tidak disenangi : Tidak ada
- Makanan pantangan : Tidak ada
- Jenis minuman : Susu buatan
b. Pola eliminasi
BAB : 1 kali/ hari, konsistensi lunak dan warna kuning tua
BAK : 6 – 7 kali/hari, warna kuning jernih
c. Kebutuhan istirahat dan tidur
- Cuci kaki sebelum tidur : Tidak
- BAK sebelum tidur : Tidak
- Menggunakan bantal : Ya
- Penerangan/ lampu : Ya
- Sendiri/ ditemani : Ditemani
- Kebiasaan tidur : Tidur teratur, + 14 jam/ hari
- Keadaan sekarang : Sehat
d. Kebersihan diri
Bayi mandi 2 kali/hari, pagi dan sore
Bayi belum sikat gigi
Bayi mencuci rambut setiap hari
Kuku selalu di potong jika panjang
Bayi diganti pakaiannya setiap kali dirasakan perlu

6. Aspek sosial
- Interaksi : Baik
- Tingkah laku : Aktif
- Rekreasi : Dilakukan jika ada waktu libur
- Kedudukan anak dalam keluarga : Anak pertama kandung
7. Aspek spiritual
Kepercayaan khusus terhadap : Makanan : Tidak ada
Penyebab penyakit : Tidak ada
Kesehatan lingkungan : Yidak ada
Pengawasan kesehatan : Pernah ke posyandu : Ya
KMS : Ada
Penimbangan : Teratur
Dokter pribadi : Tidak ada
Tempat control : Bidan
B. DATAOBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. TTV : R : 34 kali/menit
N : 90 kali/menit
T : 36,5 0C
4. Antropometri
No Aspek Antropometri Waktu Lahir Sekarang
1
2
3
4
5 Berat badan
Tinggi badan
Lingkar dada
Lingkar lengan atas
Lingkar kepala 3400 gram
47 cm
Tidak terkaji
Tidak terkaji
Tidak terkaji 6800 gram
65 cm
45 cm
14 cm
42 cm

5. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Kulit kepala : Bersih
Rambut : Sedikit
b. Mata : Konjungtiva : Merah muda (ananemis)
Sklera : Putih (anikterik)
Simetris : Ya, kiri dan kanan
Strabismus : Tidak ada
Kotoran mata : Tidak ada
c. Hidung : Simetris : Ya, kiri dan kanan
Pengeluaran : Tidak ada
Pernafasan cuping hidung : Tidak ada
Kotoran hidung : Tidak ada
d. Telinga : Simetris : Ya
Pengeluaran : Tidak ada
Keadaan : Bersih
e. Mulut : Simetris : Ya
Lidah : Bersih
Gigi : Belum tumbuh
f. Dada : Simetris : Ya
Gerakan dada : Ya
Bunyi jantung : Teratur, bunyi lup-
dup
Suara nafas : Bersih, tidak ada
ronchi dan
wheezing
g. Leher : Pergerakan : Bebas dan aktif
Pembesaran : Tidak ada
h. Perut : Bentuk : Bulat
Tonjolan : Tidak ada
Gerakan peristaltik : (+)
i. Punggung : Bentuk : Normal
Tonjolan Tidak ada
j. Genitalia : Tidak ada kelainan, bersih
k. Ekstremitas : Tangan : Pergerakan : Aktif
Jumlah jari : Normal
Kaki : Pergerakan : Aktif
Jumlah jari : Normal

II. IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN

Diagnosa : Bayi sehat berumur 5 bulan
Dasar : - Bayi lahir tanggal 10 Januari 2009
- Ukuran antropometri
TB : 47 cm
BB : 3400 gram
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : - Penjelasan tentang pemenuhan nutrisi pada bayi
- Penjelasan tentang pentingnya penimbangan berat badan dan imunisasi secara teratur

III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA
Tidak ada

V. PERENCANAAN

1. Lakukan penimbangan berat badan bayi
Rasionalisasi : Dengan melakukan penimbangan berat badan diharapkan dapat mengetahui status kesehatan bayi

2. Berikan penjelasan kepada ibu bahwa setelah imunisasi DPT 3 bayi akan mengalami kenaikan suhu tubuh
Rasionalisasi : Dengan memberikan penjelasandiharapkan ibu tidak khawatir terhadap perubahan suhu tubuh bayi

3. Beri imunisasi DPT III dan Polio, catat jadwal imunisasi selanjutnya pada KMS
Rasionalisasi : Dengan memberikan imunisasi maka kekebalan tubuh anak dapat dibentuk sehingga dapat mencegah anak dari penyakit ataupun jka terserang maka penyakit yang diderita tidak akan terlalu parah dan denagn mencatat jadwal imunisasi diharapkan ibu dapat rutin mengimunisasi anaknya sesuai jadwal.

4. Beri obat penurun panas setelah imunisasi
Rasionalisasi : Dengan memberikn obat penurun panas, diharapkan ibu tidak khaatir terhadap kenaikan suhu tubuh bayi dan dapat segera melakukan penanganan yang tepat

5. Anjurkan ibu untuk selalu melakukan penimbangan berat badan secara teratur
Rasionalisasi : Dengan memeberikan penjelasan kepada ibu diharapkan status kesehatan bayi dapat mudah di kontrol

6. Anjurkan ibu untuk memberikan bayi makanan yang bergizi
Rasionalisasi : Dengan memberikan penjelasan diharapkan nutrisi bayi dapat tercukupi dan bayi dapat tumbuh optimal


VI. PELAKSANAAN

1. Melakukan penimbangan berat badan bayi
2. Memberikan penjelasan kepada ibu bahawa setelah imunisasi DPT III, bayi akan mengalami kenaikan suhu
3. Memberikan imunisasi DPTIII dan polio, serta mencatat jadwal imunisasi selanjutnya pada KMS
4. Memberikan obat penurun panas parasetamol 500 mg di puyer
5. Menganjurkan ibu untuk selalu melakukan penimbangan berat badan secara teratur agar kondisi kesehatan bayi dapat terkontrol dengan baik
6. Menganjurkan ibu untuk memberikan bayi makanan yang bergizi seperti bubur instant, dan buah- buahan

VII. EVALUASI

Tanggal : 8 Juni 2009
Pukul : 17.00 WIB

1. Berat badan bayi 6000 gram
2. Ibu mengerti tentang pentingnya imunisasi pada anak
3. Ibu mengerti tentang penjelasan mengenai efek dari imunisasi DPT
4. Ibu akan rutin melakukan penimbangan berat badan
5. Ibu mengerti tentang makanan yang bergizi untuk bayi














BAB III
PEMBAHASAN
1. Kehamilan
Asuhan kebidanan terhadap Ny. S dengan G3 P2 Ao dengan usia kehamilan 22 minggu 3 hari. Selama hamil Ny. S melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin di BPS Kartini Kampung Sawah. Setiap kali melakukan ANC ibu di periksa dengan prosedur yang telah ditetapkan, yaitu standar 7 T diantaranya :
- Saat ibu datang, berat badan ibu di timbang untuk mengetahui perkembangan dari kehamilan
- Mengukur tekanan darah ibu
- Mengukur TFU ibu hamil
- Ibu mendapat imunisasi TT
- Memberikan tablet besi Fe untuk mencegah anemia
- Tes PMS yang dilakukan jika ada indikasi tertentu
- Temu wicara untuk membahas keluhan dan apa yang di butuhkan oleh ibu

Pada kunjungan kehamilan dilakukan konseling pada ibu yang berhubungan dengan kehamilan. Selain itu menanyakan apakah ibu mengalami keluhan saat kehamilannya dan memberikan asuhan pada ibu. Proses kehamilan Ny.S tidak mengalami penyulit, namun tetap dilakukan pemeriksaan rutin dan pemberian multivitamin untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.

2. Persalinan
Proses persalinan Ny. I dengan G3 P2 Ao di BPS Kartini Kampung Sawah cukup lancar dan cepat. Pengawasan terus dilakukan yaitu dimulai saat ibu datang yang memasuki pada kala I, kemudian kala II, kala III, dan kala IV dapat dilakukan dengan baik. Penolong telah melakukan pertolongan sesuai dengan prosedur, yaitu dengan asuhan persalinan normal. Kemajuan persalinan sejak fase aktif selalu di pantau dengan patograf. Dengan pelaksanaan asuhan persalinan normal dapat diterapkan asuhan sayang ibu dan bayi baru lahir. Lama proses persalinan dalam batas normal yaitu 10 jam 10 menit. Perdarahan pada kala III dan kala IV masih dalambatas normal. Kala IV ialah pengawasan dimana dilakukan pemantauan untuk menilai bagaimana keadaan TTV yaitu :
TD : 100/ 60 mmHg R : 20 x/ menit
N : 76 x/ menit T : 36,5 C
Kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong. Sehingga jika terjadi bahaya pada post partum dapat segera di cegah dan dapat
diatasi sedini mungkin.

3. Nifas
Asuhan kebidanan yang telah diberikan kepada Ny. Y dalam masa nifasnya diantaranya melakukan observasi ibu nifas yaitu dengan pemantauan ibu nifas 2 jam post partum, sampai hari kedua post partum yaitu melakukan puerperium yang terdiri dari :
 Memeriksa dan menilai TTV ibu nifas yaitu :
- TFU 2 jari di bawah pusat
- Pengeluaran lochea rubra
- Perdarahan kala IV 75 cc
- Kontraksi uterus baik
Dalam kunjungan selanjutnya pada masa nifas dilakukan konseling mengenai ASI eksklusif, konsumsi gizi yang seimbang, pentingnya pelaksanaan KB setelah masa nifas nantinya.

4. Bayi Baru Lahir
Pada bayi baru lahir Ny. Y lahir pukul 01.45 WIB tanggal 3 Juni dengan spontan, menangis, dengan BB 3400 gram, PB 53 cm, dengan nilai Apgar Score 9/10, tanpa cacat. Asuhan terhadap BBL yaitu diantaranya menilai bayi dengan cepat baiak dilakukan dengan apgar score atau dengan 5 pertanyaan, selanjutnya adalahmengeringkan tubuh bayi untuk mencegah hipotermi, melakukan pemotongan tali pusat dengan melakukan pengekleman terlebih dahulu yaitu dengan cara pemasangan klem 1 berjarak 2-3 cm dari perut bayi dan klem II berjarak 2-3 cm dari klem pertama. Membersihkan jalan nafas dan segera membungkus dengan kain yang bersih dan kering. Kemudian berikan bayi pada ibunya untuk mendapatkan ASI setelah 30 menit post partum
Lakukan perawatan bayi sehari- hari yaitu memandikan bayi setelah 6 jam kemudian, melakukan perawatan tali pusat untuk membantu proses pengeringan dan lepasnya tali pusat serta mencegah kemungkinan terjadinya tetanus neonatorum dan infeksi lain. Keadaan bayi yang secara fisik normal ditunjang dari ibu yang menjaga kesehatan pada saat hamil sehingga kondisi bayi baik dan normal saat dilahirkan. Asuhan tehadap BBL diatas sesuai dengan teori yaitu sesuai dengan langkah APN

5. Balita Sehat
Pada kasus balita sehat terhadap bayi H, dengan umur 5 bulan, dalam keadaan sehat datang ke BPS Kartini Kampung Sawah untuk mendapatka pelayanan kesehtan berupa penimbangan berat badan dan pemeberian vaksin imunisasi DPT III dan Polio pada tanggal 8 Juni 2009. Dari hasil penimbangan berat badan balita ialah 6800 gram, sedangkan berat badan balita sewaktu lahir ialah 3400 gram.
Selain itu bayi diberikan imunisasi polio agar mendapatkan kekebalan terhadap penyakit polio dengan cara diteteskan per oral sebanyak 2 tetesan.




















BAB V
PENUTUP

Demikian laporan kumpulan kasus Asuhan Kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas dan balita sehat ini dibuat sebagai laporan pertanggungjawaban praktek klinik pada semester IV, semoga bermanfaat bagi semua pihak untuk menciptakan tenaga kesehatan yang professional khususnya tenaga bidan.

a. Kesimpulan
Secara umum pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, dan balita sehat, yang sering ditemukan didalam praktek, disini penulis dapat menerapkan teori-teori yang telah didapatkan dalam pembelajaran perkuliahan walaupun sedikit ada yang berbeda. Namun tetap menjadi bahan perbandingan baik buruknya dalam penerapan dikemudian hari.

b. Saran
Diharapkan masalah yang sering timbul dapat teratasi dengan baik dan cepat agar tidak menimbulkan masalah yang buruk dikemudian hari dan para ibu dapat merasakan manfaat asuhan pada ibu dan bayi terutama asuhan yang diberikan oleh mahasiswa POLTEKKES Program Studi Kebidanan Tanjung Karang. Oleh karena itu mahasiswa harus benar-benar menguasai asuhan kebidanan yang akan diterapkan dimasyarakat nantinya.











DAFTAR PUSTAKA

Addy. D. P. 1993. Kesehatan Anak 1-5. Jakarta : Arcan

Bagian Obstetri dan Ginekologi Universitas Padjadjaran. 1983. Obstetri Fisiologi.
Bandung : Universitas Padjadjaran.

DEPKES RI. 2007. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : DEPKES RI

DEPKES RI. Asuhan Kebidanan Anak dalam Kontek Keluarga.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

DEPKES RI. 1992. Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita.
Jakarta : DEPKES RI

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar